26

1K 101 4
                                    

26. Pangeran Sekolah dan Beruang Kutub
(CERITA SPESIAL 4 - Tinggalkan Ego)

~ Bima Pov ~

Brengsek...

Aku menuju tempat parkir motor. Saat ini Owen sedang pergi bersama Andrew. Tapi bukan itu yang membuatku kesal. Tapi Liam. Dia dengan tampang tak berdosanya hanya bilang kalau Owen bertanya sama dia bagaimana caranya berkencan dan apa saja yang di lakukan selama kencan. Tapi gimana bisa Liam menjawab berhubungan sex adalah salah satunya. Liam tau kalau Owen punya sesuatu yang disembunyikan. Aku yakin Liam sadar apa yang sudah di sembunyikan Owen. Bisa di lihat dengan jelas waktu dia bicara seolah tau kalau aku memiliki hubungan spesial dengan Owen. Aku rasa Liam bukan orang yang punya mulut ember. Tapi tetap saja, aku merasa bersalah sama Owen. Aku merasa Owen bergaul dengan orang yang salah.

Jelas sekali Liam punya dendam tersirat padaku. Gara-gara aku menghajarnya. Mungkin.

Aku menghela nafas.

Orang itu menyebalkan.

Akhirnya aku memacu motorku pulang ke rumah. Salah. Aku ke kosnya anak-anak. Kost saat ini sepi. Aku nggak tau kemana anak-anak pergi. Mungkin saja mereka berenang-senang tanpaku.

Ah...sial.

Aku melempar tasku ke sofa. Aku duduk di sana dan mulai merokok. Kalau ada yang membuatkan kopi pasti lebih nikmat lagi.

...

...

Jadi...aku harus bagaimana sekarang? Permintaan Owen membuat kepalaku cekot-cekot. Aku bahkan tidak bisa tidur semalaman.

Aku menyenderkan kepalaku di sofa. Menengadah ke atas. Terlihat lampu yang masih menyala di siang bolong.

Aku menghisap rokokku dalam-dalam lalu menghembuskan asapnya ke udara.

Bagaimanapun juga Owen adalah seorang cowok yang sehat secara jasmani. Dia pasti akan memilih untuk mendominasi. Tapi apa aku bisa? Apa aku bisa berada di posisi yang dia inginkan?

Membayangkannya saja sudah membuatku takut. Hati dan tubuhku belum siap? Dan nggak mungkin bisa siap.

...

Klek...

Suara pintu terbuka. Sakti muncul balik pintu.

"Udah pulang? Yang lain mana?" tanya Sakti.

"Nggak tau," sahutku.

"Aku punya pisang. Kamu mau nggak?" tanya Sakti.

Dia berjalan ke arahku. Meletakkan satu kresek besar yang berisi pisang. Mungkin dia baru bertemu orang tuanya. Karena orang tuanya punya lahan yang di tanami berbagai jenis buah-buahan. Sakti sering membawa buah ke kost.

"Ambil aja kalau mau," kata Sakti.

Lalu dia meletakkan tasnya di sofa. Dia seperti mencari sesuatu di sana. Aku mengambil satu pisang yang dia tawarkan. Pisang hijau.

Apa milik Owen segini? Atau lebih besar? Lebih kecil? Gimana rasanya kalau seukuran ini masuk ke dalam lubang pantatku?

...

Anjir!!! Aku merinding!!!

"JANCUUKKKK!!!" tanpa sadar aku mengumpat keras.

"Gila! Ngapain sih kamu?" Sakti yang kaget langsung menatapku.

Aku memegang keningku. Mendadak kepalaku menjadi sangat pusing.

Gila. Memikirkannya saja aku nggak sanggup. Sumpah aku nggak sanggup.

Pangeran Sekolah dan Beruang Kutub (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang