16. Pangeran Sekolah dan Beruang Kutub
~ Bima Pov ~
Kukira aku bakalan di tolak mentah-mentah. Tapi sampai saat ini dia hanya diam dan tidak mengatakan apapun. Dia juga tidak menyinggung saat aku menyatakan perasaanku ke dia. Yang ada, sekarang aku sedang berdiri di depan sebuah halaman rumah yang sangat besar tapi terkesan tua. Seperti rumah-rumah zaman dulu yang belum di renovasi. Rumah ini hampir mirip seperti rumah nenekku dulu. Biasanya orang zaman dulu memiliki rumah yang sangat besar dan memiliki pintu dari kayu besar berwarna biru atau hijau. Jendelanya juga jendela kayu yang bisa dibuka dari kedua sisi. Jendelanya tanpa kaca. Dan di teras depan ada tempat duduk dari kayu. Pagar nya masih asli terbuat dari dinding yang mengitari halaman rumah.
Ini rumah Owen.
Yup...Owen mengajakku ke rumahnya. Dia tidak bilang apa-apa dan aku juga tidak bertanya. Saat dia mengajakku ke rumahnya, aku langsung mengekorinya.
"Astagaaaa Oweeennn...." seorang ibu-ibu tua menyapa Owen, "kok basah kuyup?"
Omanya?
Kalau mamanya terkesan tua sekali.
"Tadi nggak sengaja kehujanan," sahut Owen.
"Ya udah kamu mandi dulu," kata ibu itu, "terus ini siapa?"
"Saya temannya Owen...nek," sahutku yang langsung mendapat senggolan dari Owen.
"Dia mamaku," kata Owen.
!!
"Ah...maaf ma," aku mendapat senggolan lagi dari Owen, "eh...maaf maksud saya...tante."
Aku langsung memejamkan kedua mataku karena malu. Anjir...bisa-bisanya aku manggil beliau nenek terus mama. Mulut kok seenak jidat.
"Aduh kamu juga basah kuyup. Ayo kalian mandi dulu, tante siapin baju sama handuknya ya. Aduh baju Owen cukup nggak ya...." kata tante sambil beranjak pergi.
"Kamu mandi dulu sana," kata Owen.
Dia melirikku kesal. Aku hanya bisa terdiam. Sejak tadi aku merasa sifat Owen tidak seperti yang aku tau. Dia mengomel, dia mencubit, dan sekarang dia cemberut. Apa ini sifat aslinya? Kalau iya, dia ini imut banget. IMUT...BANGEEETTT.
Apa cuma aku yang tau sifat aslinya??? Kalau iya, beruntung banget dong aku. Bahkan cewek-cewek disekolah nggak tau sifat Owen yang menggemaskan ini. Hahahaha... Setidaknya aku menang satu langkah.
"Jangan ngeliatin aku teruuusss!" Owen mendorong pipiku sehingga pandanganku bergeser ke arah lain.
"Sorry...nggak sengaja," sahutku.
Aku melihatnya masuk ke dalam rumah dan aku mengekorinya dari belakang.
"Permisiii..." kataku lirih.
"Apaan coba," sahut Owen sambil terkekeh pelan.
Di dalam rumah Owen juga terkesan kuno sekali. Banyak benda-benda yang sudah lama tidak aku lihat lagi. Seperti kursi anyaman dari selang plastik berwarna kuning, sofa dengan sandaran kayu yang sisi kanan kirinya terdapat ukiran, atau lemari dari kayu yang besar sekali. Bagus sih, aku jadi bernostalgia. Tapi jujur, aku agak takut hahahaha... Rumah kuno seperti ini membuat kesan mistisnya terasa kental.
Anjir aku jadi merinding bro...mana di dalam rumah sorot cahayanya sedikit.
Aku sedikit berlari menyusul Owen yang sudah berjalan jauh di depanku.
Dia masuk ke dalam ruangan yang ternyata sebuah kamar.
Waduh tempat tidurnya masih kuno sekali. Ada kerangka besinya. Dan...tempat tidurnya tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Sekolah dan Beruang Kutub (TAMAT)
RomancePerjalanan kisah dua remaja. Tumbuhnya perasaan baru yang susah dan sulit untuk di terima. Inilah kisah kasih di sekolah versi bxb