22

993 115 1
                                    

22. Pangeran Sekolah dan Beruang Kutub

~ Bima Pov ~

"Nggak ngotak!" itu suara Brian yang membuatku seperti di tampar.

Dia dan anak-anak yang lain datang ke ruang BP yang sudah sepi. Karena proses belajar mengajar sedang berlangsung. Jadi para guru sudah mulai ke kelas untuk mengajar, begitu juga dengan wali kelasku. Guru BP juga membantu mengajar karena ada guru yang tidak masuk. Jadi sekarang aku ada di ruang BP untuk menjalani hukumanku menulis sesuatu yang isinya...

SAYA BERJANJI TIDAK AKAN BERKELAHI DAN MEMUKULI TEMAN LAGI, KALAU SAYA MELANGGAR JANJI INI SAYA BERSEDIA DIKELUARKAN DARI SEKOLAH

Aku menulisnya satu buku full dan buku tulisnya TEBAL. Bukan cuma itu, besok orang tuaku juga di panggil ke sekolah. Orang tua Liam juga. Sekarang Liam ada di UKS. Lebam di wajahnya cukup parah. Mungkin tadi aku memukulnya terlalu keras. Sekarang saja tanganku pun rasanya sakit.

"Udah tau jam istirahat masih cari gara-gara," kali ini Ronald ikutan.

SRAAAKKK!!!

Aku melempar buku hukumanku ke mereka. Dengan gesit mereka menghindarinya.

Ah nyebelin...

"Kalau kalian ke sini cuma mau mengejekku lebih baik pergi deh," kataku kesal.

Mereka hanya tertawa-tawa. Terutama Brian, dia terlihat tertawa dengan puas.

Aku menghela nafas.

Setelah mengambil buku yang aku lempar tadi, aku kembali ke kursiku.

"Nggak ada pelajaran?" tanyaku.

"Ada, tapi kami izin ke toilet," sahut Sakti.

"Cowok kok bareng-bareng ke toilet. Mau ngapain? Adu pedang?" seketika itu juga aku menyesal sudah melontarkan kata-kata itu.

Aku melirik Brian. Dia hanya terdiam saat Sakti dan Ronald tertawa.

"Ya udah balik dulu ya," pamit Ronald.

"Semoga harimu menyenangkan," kali ini ini Sakti ikut pamit.

Mereka bertiga akhirnya pergi juga.

Aku menghela nafas.

Kadang mulutku nggak bisa di kontrol. Ya mau gimana lagi, lagipula aku nggak menyangka kalau Brian bisa mempunyai hubungan dengan Liam. Apalagi dia yang...di sate.

Saat aku mulai menulis satu kalimat hukuman, aku merasa seperti di perhatikan dari jauh. Aku melihat ke orang itu, dan dia adalah Owen. Kaget juga aku melihat Owen di sini. Dia berdiri di depan pintu.

"Owen..."

Dia masih ada di depan pintu. Sepertinya dia ragu untuk masuk ke dalam.

Tapi jujur aku senang melihatnya di sini. Itu tandanya dia khawatir sama aku kan?!

Akhirnya dia masuk ke ruangan BP. Saat mata kami bertemu, dia langsung melihat ke arah lain.

"Kamu...dihukum?" tanya Owen tanpa menatapku.

Aku tersenyum.

"Iya," sahutku pelan.

Owen kembali terdiam. Aku langsung berdiri dari kursiku dan menyodorkan kursi itu ke Owen.

"Duduk aja, aku capek daritadi duduk terus," kataku sambil bersandar di meja.

Dia dengan patuh duduk di kursi itu. Owen masih terdiam.

"Kamu bolos...apa nggak masalah?" aku membuka mulutku lagi.

"Ng...nggak masalah. Aku cuma mau ketemu sama...kamu."

Pangeran Sekolah dan Beruang Kutub (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang