17. Pangeran Sekolah dan Beruang Kutub
~ Bima Pov ~
Aku memarkir motorku di halaman depan kost anak-anak. Sudah dua hari ini aku tidak pulang. Tadi aku pulang ke rumah cuma mengambil seragam atau buku yang aku perlukan untuk sekolah besok. Aku lebih suka berada di kost sama anak-anak daripada di rumah. Rumahku tidak seperti rumah Owen yang terlihat hangat dengan keluarganya. Aku dan ayahku selalu bertengkar kalau salah satu dari kami memulai percakapan.
Tadi setelah aku selesai mandi, Owen menawariku makan. Aku tolak karena tidak enak dengan kedua orang tuanya. Akhirnya aku hanya minum susu jahe buatannya lalu pulang. Kalau di pikir-pikir dia menyuruhku menunggunya tapi sampai aku pulang, dia tidak mengatakan apapun. Aku cuma mendapatkan sifat judes darinya hehe...
"Jawab dong!!!"
"Apaan?! Salah terus aku jawabnya."
Saat aku masuk ke dalam kost, anak-anak sudah ramai di ruang tamu.
"Apaan nih?" tanyaku penasaran.
Mereka langsung melihat ke arahku. Sakti berlari dan melompati sofa untuk mendekatiku.
"Jawab nih ya jawab! Kalau benar, nanti aku traktir suki-suki," kata Sakti dengan antusias.
"Nggak usah di jawab, di tipu kamu Bim," sahut Ronald yang duduk di sofa.
"Apaan sih?" aku jadi penasaran.
Aku meletakkan barang-barang yang aku ambil dari rumah di atas meja dan aku duduk di sofa.
"Jawab ya..jawab... Kenapa...Kenapa T-rex itu agresif dan ganas?" Sakti mengajukan pertanyaan.
"Kenapa T-rex agresif dan ganas?" aku mengulangi pertanyaan Sakti, "karena dia hewan buas?!"
"SALAH!!!" sahut Sakti cepat.
Lalu dia tertawa.
"Karena T-rex itu binatang purba?!" kali ini aku menjawab asal.
"Salaaahh hahahaha..." sahut Sakti lagi.
"Udahlah, di tipu tuh sama si Sakti. Anak setan jangan di dengerin," Ronald melempar bantal sofa ke Sakti.
Sakti menunjuk-nunjuk Roland sebelum melemparkan kembali bantal sofa itu.
"Buruan Bim jawab," pinta Sakti tak sabar.
"Karena dia pemakan daging?!" aku masih mencoba menjawab karena penasaran.
"Salaaahh.. Salah salah salah!!!"
"Ya terus apa dong jawabannya?!" aku mulai tidak sabar.
"Karena tangan T-rex itu pendek," sahut Sakti yang membuatku langsung menatap Ronald.
"APA HUBUNGANNYA BAMBANG?!!" aku dan Ronald berteriak hampir bersamaan.
Sakti tertawa terbahak-bahak.
"Dengerin ya, karena tangan T-rex itu pendek. Dia nggak bisa coli hahahaha... Jadi dia frustrasi hahahahaha..."
"KONTOL!!!!" aku menyambar bantal sofa dan melemparkannya ke arah Sakti.
Sakti masih tertawa terbahak-bahak sambil menghindari lemparanku.
"Bener kan anak setan," kata Ronald sambil menyalakan sebatang rokok.
"Bagi," aku menjulurkan tanganku.
Ronald memberiku sebatang rokok. Saat aku menyalakan rokokku, aku merasakan hpku bergetar. Ternyata pesan dari Owen. Bibirku sudah otomatis tersenyum saat membaca namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Sekolah dan Beruang Kutub (TAMAT)
Storie d'amorePerjalanan kisah dua remaja. Tumbuhnya perasaan baru yang susah dan sulit untuk di terima. Inilah kisah kasih di sekolah versi bxb