10

1.2K 127 1
                                    

10. Pangeran Sekolah dan Beruang Kutub

~ Owen Pov ~

"Wen...kamu...ngapain?" tanya Andrew saat melihatku meminum kopi tanda jeda.

Di atas mejaku masih terlihat teh botol yang masih utuh.

"Minum," sahutku bete saat kopi itu sudah habis.

Aku kesal. Sangat kesal. Kenapa juga aku tadi ngajak dia ngomong? Malu tau di cuekin. Kalau dia suka sama aku, seharusnya...seharusnya...dia terus pe de ka te sama aku kan?! Masa iya aku ke GR ran? Nggak lah. Aku yakin aku nggak cuma sekedar GR. Dia pasti suka sama aku kayak cewek-cewek yang lainnya. Tapi baru kali ini ada orang pe de ka te sama aku terus tiba-tiba dia cuek sama aku. Gimana dong? Maksudnya itu apa?

"Kenapa sih? Kok kayaknya kamu lagi kesel banget. Bete aja bawaannya," tanya Liam yang masuk ke kamarku sambil membawa sepiring pisang goreng.

Pasti nenek yang buat...ah maksudku mamaku. Sepertinya aku harus mulai membiasakan diri memanggil papa dan mama.

"Semisal nih ya, ada orang yang tiba-tiba suka sksd dan caper ke kamu. Terus tiba-tiba dia cuek sama kamu. Itu...gimana?"

"Siapa kali ini yang suka sama kamu?" tanya Andrew sambil mencomot pisang goreng di piring, "bikin iri aja."

"Bukannya juga banyak yang ngefans sama kamu?" tanyaku.

"Iya banyak. Tapi nggak ada yang benar-benar nembak aku. Aku jadi iri lah," sahut Andrew.

"Jadi...siapa orang itu? Orang yang sksd ke kamu?" tanya Liam.

Beruang Kutub.

"Ada deh," sahutku cepat.

Liam menatapku dengan seksama.

"Kamu...ngapain penasaran sama dia? Biasanya kalau ada yang suka sama kamu, kamu nggak pernah ambil pusing."

!!

Aku berkedip beberapa kali.

"Itu...aku juga nggak tau kenapa aku...penasaran."

Tapi memang aku penasaran. Kenapa dia tiba-tiba jadi cuek. Masa beneran aku yang ke GRan?

"Kayak apa sih cewek ini?" tanya Andrew.

Bukan cewek tapi cowok.

"Orang yang kuat," sahutku sambil melemparkan pandanganku ke arah lain.

Nggak mungkin aku bilang ke mereka kalau yang suka sama aku itu cowok. Jangan sampai mereka tau. Kalau tau, habis aku nanti.

"Yuk main tik tik yuk," ajakku.

Aku buru-buru menyambar hp Andrew dan mencari aplikasi tik tik. Lebih baik mengakhiri obrolan ini.

"Tumben kamu mau ikutan," kata Liam.

"Eh lagu nya hwasa deh," Andrew nampak antusias.

"Maria?" tanyaku.

Yah...lagu itu cukup terkenal di kelasku.

"Nunu Nana aja lah," kali ini Liam yang mengajukan usul.

Liam mulai mempelajari gerakannya lewat utube.


~ Bima Pov ~

Prang!!!

Aku yang mau masuk ke dalam rumah mendengar piring yang di lempar. Seperti biasa rumahku selalu ramai dengan segala pertengkaran. Bundaku yang cerewetnya melebihi ibu-ibu pkk dan ayahku yang tukang mabuk dengan emosi tidak terkontrol. Beruntung ibuku punya badan lebih besar dari ayahku. Jadi ayahku juga tidak berani macam-macam.

"KALAU AYAH CUMA PULANG BUAT MEREDAKAN MABUK, MENDING NGGAK USAH PULANG SEKALIAN!!!" teriak Bundaku dari dapur.

Aku melihat ayah sedang tidur di sofa dalam keadaan mabuk. Bagaimana bisa siang bolong begini dia mabuk?! Aku sudah biasa dengan ini. Sampai muak rasanya.

Bunda masih marah-marah dengan berteriak. Kalau aku ikut campur, bisa-bisa aku kena imbasnya juga.

Aku memilih masuk ke dalam kamar dan menyalakan laptopku. Memutar musik dengan volume keras. Sejak kecil aku di didik sangat keras. Keras itu memang benar-benar keras. Aku masih ingat, dulu waktu SD aku dipaksa ngamen di pinggir jalan sama ayahku. Waktu itu Bunda masih jadi TKI. Aku benar-benar jadi boneka ayahku waktu itu. Untungnya setelah bunda balik ke tanah air, ayah menjadi sedikit lebih terkontrol. Tapi tetap saja, ayah selalu terlibat sesuatu yang bisa membuatnya masuk ke dalam jeruji besi. Dia pernah jadi preman pasar, penjual nomor, dia juga pernah jadi bandar pil double L. Tapi sampai sekarang dia lolos. Bahkan dia sekarang banyak uang. Mendadak kami jadi kaya. Rumah ini juga rumah yang di beli ayah entah pakai uang hasil apa. Aku nggak terlalu peduli sih. Yang penting aku bisa sekolah, bisa makan. Kalau aku sudah bisa cari uang sendiri, aku mau keluar dari rumah ini. Kalau bunda mau ikut ya aku ajak sekalian, kalau nggak, ya aku nggak maksa.

Aku membuka jendela kamarku. Suara motor dari jalan langsung terdengar lebih jelas. Aku mulai menyulut sebatang rokok. Ini kegiatan rutinku di saat pulang sekolah. Rokok'an dulu baru makan. Ada yang bilang kalau nggak ngerokok dan minum kopi nggak bisa hidup. Salah satunya aku. Selain rokok, aku juga suka sekali minum kopi.

Pangeran Sekolah dan Beruang Kutub (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang