Tuberkulosis

423 74 29
                                    

Waktu menunjukkan pukul 6:30 AM

"Mas sarapan dulu"
"Aku ada meeting Mom jam 7, aku takut telat nanti"
"Roti aja deh ini makan"
"Suapin cepet, aku mau hubungin Galuh dulu"

Raina pun menyuapi Gian dengan senyum.

"Assalamualaikum Galuh, kamu udah siapin berkas yang saya bilang barusan?"

"~~~~"

"Good! Kamu dimana sekarang?" Tanya Gian dengan suara kurang jelas karena sedang mengunyah roti yang Raina suapi tadi.

"~~~~~~~"

"Oke, 25 menit saya sampe yah kalau saya telat, bilang ke klien, saya lagi beli bunga atau hadiah atau apalah. Oke?"

"~~~~~~~"

"Assalamualaikum Galuh"

Gian menutup teleponnya dengan cepat.

"Enak Mom, mau lagi rotinya, ah elah pake meeting mendadak lagi!"
"Aku suapin nasi goreng aja deh yah"
"Bahaya Mom kalo kamu suapin aku nasi goreng, bisa-bisa aku gak berangkat kerja nanti"

Terlihat Raina tersenyum begitu manis dan tak lama,

"Ra, semalem aku lupa ingetin kamu minum obat, kamu minum gak tadi malem obatnya?"

Gian mengusap-usap dada Raina lembut.

"Aku udah minum obat kok sayang, ini cuma batuk biasa aja"

Gian mencium kening istrinya lembut.

"Hubungin aku kalo ada apa-apa ya, bangunin Sabira suruh dia buat bantuin kamu. I love you Mas Raina"

Terlihat Raina tersenyum begitu manis.

"I love you to bapak Gian hehe"
"Ayo ayo sembuh yah sayang" ucap Gian mengusap-usap dada istrinya.

"Aku sayang kamu mas"
"Aku lebih Ra"
"Yaudah kamu berangkat sana"
"Bener, kamu gapapa aku tinggal?"

Raina mengangguk dengan senyumnya.

"Aku pergi ya, aku bakal telpon kamu buat ngingetin minum obat"
"Iya sayanggggggg"
"Yaudah, Assalamualaikum, sampein salam ku buat Bira sama Biru yah"

Raina memeluk Gian hangat.

"Iya, hati-hati yah kamu, semangat sayang meeting nya"

Terlihat Gian menahan air matanya agar tak jatuh dihadapan wanita yang saat ini sedang menderita penyakit Tuberkulosis.

Ra, sembuh yah, sembuh sayang. Lirih Gian mencium kening istrinya.

***

Terlihat Gian yang tengah meeting dengan klien muda yang ditangan nya menggenggam sebotol wine yang begitu mahal.

"Nih"
"Apa?" Tanya Gian.

"Ini minum, apa mau saya tuangin aja ke gelas anda?"
"Maaf, saya gak minum pak"
"Halah, ini diminum aja, ilangin stress lah lumayan"
"Maaf pak terimakasih tapi saya gak minum"
"Munafik bapak ini"

Sabar, sabar, milyaran rupiah nih harus sabar lah. Batin Gian menenangkan raganya.

"Asisten anda kurang menarik, kalo kaya gini mana ada klien yang suka" ucap klien Gian yang sepertinya setengah mabuk.

"Tolong bapak tanda tangani kontrak kita, biar nanti saya proses cepat kerja sama kita ini"
"Saya bakalan mau tanda tangan, kalau kamu sama asisten kamu itu mabuk bareng saya"

Gian pun menghela nafasnya kasar.

"Pak, maaf, tanda tangan disini ya"

Tanpa diduga, klien Gian menyiram berkas yang Gian bawa dengan wine yang ia genggam.

Mine! 2 : Kehidupan Baru [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang