Brakk. Seorang dosen menggebrak meja Gian dengan keras yang membuat dirinya membukakan kedua matanya cepat.
"Enak ya kamu tidur di Pelajaran saya!"
"Ma-af Pak"
"Coba kamu tulis di depan, rumus yang belum terpecahkan sedari tadi"
"Baik pak" jawab Gian dengan percaya diri.Seisi kelas tercengang melihat Gian begitu mudahnya menulis rumus tanpa ada salah sedikitpun.
"Gimana bisa?" Tanya Dosen menatap Gian penasaran.
"Saya sering hafalin rumus-rumus sama istri saya pak. Jadi kalo bapak hukum saya suruh nulis rumus yang kaya gini. Ini tuh udah jadi makanan saya"
"Ya-udah, duduk kamu!"
"Baik pak, terima kasih"Gian berjalan kembali menuju mejanya yang terletak di belakang.
"Mazin, sumpah tadi tuh keren banget"
"Thanks"
"Kamu serius suka hafalin rumus bareng istri kamu?"Gian mengangguk dengan senyum nya.
"Wahh, kalian keren banget, boleh gak sih aku ketemu istri kamu?"
"Jangan"
"Kenapa?"
"Nanti nyesel"
"Nyesel kenapa?"
"Istri gue itu beda dari cewek lain"
"Bedanya?"Apaan si! Batin Gian sedikit kesal.
"Mazin"
Gian menengok ke arah wanita yang sedari tadi mengganggu konsentrasinya yang tengah memikirkan Sabira.
"Apaan?"
"Kapan aku ditemuin sama istri kamu"
"Mau ngapain emang?"
"Mau kenalan"
"Gak usah"
"Pelit amat"
"Lo kenapa dah?"
"Aku pengen kenal istri kamu" ucap wanita berkulit sawo matang itu tersenyum.Tak lama ponsel Gian berdering.
Raina. Batin Gian.
"Pak, saya ijin angkat telepon boleh?"
"Bo-leh, boleh"
"Terima kasih pak"Gian berlari ke luar kelas.
"Assalamualaikum Ra"
Terdengar bising nya suara kendaraan di speaker ponsel milik Gian.
"Ra?" Panggil Gian.
"Assalamualaikum sayang"
"Waalaikumsalam, kamu dimana Ra? Berisik banget"
"Aku di depan kampus kamu ini"
"Apa? Di depan kampus aku? Ngapain?"
"Mau anterin makan siang buat kamu, takutnya kamu pulang kerumah nanti gak ada aku"
"Emang kamu mau kemana?"
"Aku mau kerumah ibu sayang, hari ini Pelangi mau di bawa pulang, pengen dirawat di rumah aja katanya"
"Oh gitu, gimana ini aku masih ada kelas"
"Yah, belum beres emangnya? Kasian Biya kepanasan"Tak ada suara Gian di speaker ponsel milik Raina.
"Gian? Halo? Kamu kok gak ada suaranya?"
"Halo? Gian?"
Tak lama terlihat Gian yang tengah berlari menuju istri dan anaknya.
"Loh kok kamu nyamperin aku? Katanya masih ada kelas?"
Gian langsung menggendong Sabira yang tengah menggigiti kedua tangannya.
"Ayo ke mobil" ajak Gian lembut pada Raina.
Sepanjang perjalanan ke parkiran.
Raina kembali merasakan seperti dulu saat berjalan berdua dengan Gian di sekolah Jaya Bangsa.
Anjir, gue diliatin! Batin Raina yang tak lama menggandeng suaminya tersebut.
"Ngaku gak kalo udah banyak cewek yang deketin kamu di kampus ini?!" Ucap Raina yang membuat Gian mempercepat jalannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/228115363-288-k252082.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine! 2 : Kehidupan Baru [✓]
AcakKehidupan baru bagi Gian dan Raina tidak menentukan kebahagiaan untuk keduanya. Banyak hal-hal tak terduga yang menimpa pasangan langka ini. Akankan cinta mereka abadi sampai maut memisahkan? So, yap Happy reading, hope you guys enjoy💙