Pasti Ada Jalan Keluar

414 87 18
                                    

"Nad"
"Gini Gian, Gibran udah bilang sama gue katanya temen Lo lagi gak ada di Indonesia, dia lagi jalanin operasinya"
"Ya ampun, padahal dia satu-satunya orang yang bakal jadi saksi gue Nad"

Terlihat wajah putus asa yang Gian tunjukkan.

"Gian Senin ini sidang Lo di mulai"

Gian melihat Nadin sendu.

"Sidang?"
"Gue janji gue bakal berusaha yang terbaik buat Lo Gian"
"Gimana nasib Raina sama Biya nanti" lirih Gian tak menatap Nadin.

Tak lama datang Mahesa dengan wajah yang terlihat senang menghampiri Gian.

"Udahlah, percuma Lo bayar pengacara bagus juga kalo ujung-ujung nya masuk Nusakambangan" bisik Mahesa.

"Hesa, gue tau gue banyak salah sama Lo hes, Lo bisa bales gue dengan apapun itu tapi jangan kaya gini"

"Istri Lo cantik juga, boleh lah nanti gue mampir ke rumah" bisik Mahesa kembali yang kali ini membuat amarah Gian naik dengan cepat.

Bugh. Gian menendang Mahesa keras sampai Mahesa tersungkur.

"Jangan pernah Lo bawa-bawa istri gue, ngerti gak Lo?" Teriak Gian yang mengundang polisi lain menghampiri nya.

"Gian Lo tenang Gian, udah gak usah diladenin" ucap nadin panik.

Terlihat Mahesa yang tertawa kecil melihat Gian yang dipegangi oleh polisi dengan kasar.

"Hesa awas Looo kalo sampe Lo temuin istri gue, gue pastiin Lo bakal Bernasib sama kaya Bagas! Dengerin apa kata gue woy Mahesaaaa!" Teriak Gian yang dibawa oleh polisi untuk masuk kembali ke sel penjara.

Bisa kita simpulkan.
Emosi Gian itu ternyata Raina.
Sepertinya itu kelemahan Gian.

"Pak, saya harap bapak bekerja dengan profesional atas kasus ini" tegas Nadin penuh penekanan pada Mahesa.

Mahesa pun menghampiri Nadin.

"Usaha kamu buat bantuin si brengksek Nuca itu bakalan sia-sia! Mending dari sekarang kamu mundur aja, karena saya akan pastikan Nuca masuk penjara 20 tahun tanpa potongan apapun" jawab Mahesa sembari membenarkan kerah baju Nadin.

"Saya akan pastikan Nuca bebas!" Tegas Nadin kembali yang tak lama pergi meninggalkan Mahesa.

***

Brukk.

"Ya ampun maaf yah"
"Raina?" Tanya seorang wanita dengan wajah terkejut.

"Kim?"
"Iya aku kimy yang dulu ketemu di ancol"
"Ya ampun, kita ketemu lagi"
"Kamu mau kemana?" Tanya Kim pada Raina.

"Mau kerumah temen nih"
"Raina, aku udah denger kabarnya, kamu yang sabar yah"

Raina mengangguk dengan senyum tipisnya.

Aku pulang ke Indonesia karena aku tahu yang tanganin kasus Nuca itu Hesa, Hesa pasti bakalan mempersulit Nuca, aku yakin itu. Bantin Kimy.

"Raina mau aku anterin?"
"Gak usah, gapapa Kim aku bisa sendiri ko"
"Kamu itu gak boleh sendiri loh, aku temenin yah"
"Gak usah yah, aku duluan yah Kim, kapan-kapan kita ngobrol-ngobrol lagi, aku buru-buru soalnya" ucap Raina tersenyum lalu ia pergi menaiki angkutan umum.

***

"Ngapain kamu ajak aku ketemu?"
"Sa, kamu tanganin kasus nya Nuca?"
"Oh jadi kamu pulang ke Indonesia itu cuma buat tanyain tentang Nuca, iya?"

Terlihat Mahesa yang wajahnya di penuhi dengan amarah.

"Sa aku serius loh, kamu nanganin kasus Nuca?"
"Iya, mau apa?"
"Hesa, Nuca kan temen kamu, bantu dia yah" ucapan Kimy membuat Mahesa tertawa begitu kencang.

Mine! 2 : Kehidupan Baru [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang