Tukang Copet

352 66 8
                                    

Terlihat Gian berlari menuju Raina yang ada di kamar.

"Assalamualaikum" sapa Gian yang terlihat khawatir.

"Waalaikumsalam" jawab Raina dengan senyumnya.

Terlihat Gian yang membuang nafasnya dengan air mata.
Tak lama Gian menghampiri Raina perlahan lalu memeluk istrinya erat.

"Kenapaaaa, kenapaa gak bilang sama aku lagi sih sayangggg kenapaaa?" Lirih Gian yang membuat Raina meneteskan air matanya.

"Mas aku sakit-sakitan kaya gini sekarang"

Gian mencium istrinya lembut.

"Maaf ya mas aku nyusahin kamu terus" tambah Raina yang air matanya benar-benar membanjiri pipi yang sekarang ini tidak lagi cabi.

"Kamu itu ngomong apa?" Tanya Gian begitu lembut.

"Mas kamu cari lagi aja wanita yang bisa rawat kamu sepenuhnya"

Gian kembali mencium istrinya lembut.

"Mau cuma mata kamu doang yang bergerak, aku bakalan tetep sama kamu Raina, sampai nafasku ini tidak lagi berhembus" Ucap Gian yang membuat Raina memeluk suaminya dengan tangis.

"Betapa beruntungnya aku milikin kamu mas" lirih Raina.

"Kamu salah sayang, aku yang beruntung milikin kamu Ra, kamu udah temenin aku dari nol sayang, bahkan dari - 0 pun kamu udah sama aku, bertahan sama aku. Raina, cepet sehat yah sayangku, besok aku bakalan bawa kamu ke Singapore, kita cek disana, kita cek semuanya. Aku mau tau penyakit kamu itu apa aja, kalo cuma tuberkulosis itu kayaknya gak sampe selama ini, soalnya kan kamu rajin buat berobat"

"Gak usah ya Mas Gian, kita cek di Indonesia aja lagi" jawab Raina dengan senyumnya.

"Kenapa?"
"Gapapa, gak usah yah, gak usah"
"Kamu gak mau nurut sama aku?" Tanya Gian menatap Raina.

"Bukan gitu Mas"
"Mau yah sayang"
"Aku cuma gak tega sama anak-anak Mas"
"Anak-anak bisa ikut kita kok" jawab Gian dengan wajah melas.

"Sekolah kan Mas, masa harus ditinggal sekolahnya"

Terlihat Gian yang menunduk

"Mas"
"Mm?"
"Cek up di Indonesia aja yah, okeee"

Terlihat Gian mengangguk.

"Jangan ngambek sayangg"
"Aku gak ngambek ko"
"Senyum kalo gak ngambek"

Gian tersenyum namun tak selepas biasanya.

"Ngambek kan?"
"Enggak"
"Bopong aku kedepan dong Mas, pengen dibopong kamuuuu" pinta Raina yang membuat Gian menatap istrinya.

"Aku udah kurus, kamu pasti gak bakal ngerasain berat lagi" tambah Raina lalu tak lama Gian membopong istrinya dengan bismillah.

"Mm jadi kangen kamu dorong aku di troli supermarket deh" ucap Raina yang membuat senyum terbaik Gian hadir.

"Sama Ra"
"Kangen ngomelin kamu, kangen mukul bahu kamu, kangen jewer kamu, kangen cemburuin kamu, kangen panggil kamu Gian hehe" ucap Raina yang membuat Gian tak memudarkan tawanya cepat.

"Kamu mau panggil aku Gian?" Tanya Gian.

"Boleh?"
"Boleh dong"
"Buat malam ini aja yah aku panggil kamu Gian"
"Besok-besok juga boleh kok" jawab Gian dengan senyumnya.

"Gak mau! Kalo lama-lama takut durhaka"

Terdengar tawa Gian begitu bahagia yang masih membopong istrinya.

Dan tak lama Gian pun berjalan keluar membawa Raina ke ruang keluarga.

"Kamu duduk dulu disini yah" perintah Gian yang mendudukkan istri tercintanya perlahan.

Mine! 2 : Kehidupan Baru [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang