Love sekebon buat kamu yang follow akun ini 🤗❤️🧡💛💚💙💜🤎🖤🤍♥️💘💝💖💗💓💞💕💌💟❣️
"Dasar pelakor! Mau dibilang apa pun tetap aja ganjen! Gak tau malu! Genit!" Seorang wanita berteriak histeris di rumah Inggar.
Para tamu keluarga besar Kusuma menampakkan rasa ingin tahunya melihat seorang wanita cantik berbaju seksi mencak-mencak melabrak anak si tuan rumah.
"Lo yang kegatelan ngerebut tunangan orang! Ngejual tubuh sampai hamil. Lo pikir ngerebut Dion dengan cara gitu buat lo menang, hah?! Rasakan akibatnya sekarang!" Renata tak kalah garang mengeluarkan kata-kata pedasnya.
Tiba-tiba seorang pria masuk dan menghardik wanita itu. "Sudah! Jangan bikin malu di rumah orang! Masalah kita gak ada hubungannya sama Renata. Ayo pergi!"
"Awas saja kalau pernikahan gue sampai hancur. Ini pasti gara-gara lo. Gue punya bukti perselingkuhan kalian. Dasar sundal!" Wanita itu masih mengeluarkan sumpah serapahnya saat si pria menarik tubuhnya keluar rumah.
Tiba-tiba suasana hening.
"Ayo merapat sini ... kita kocok arisannya!" Laras adik si tuan rumah memecah kecanggungan. Setelahnya, suasana kembali berangsur riuh penuh keceriaan. Mereka seolah melupakan kehebohan yang baru saja terjadi.
Inggar dan Rudi menatap sedih putrinya. Renata menarik nafas panjang. Dia menarik diri dan pergi ke gazebo di taman samping rumah. Sungguh dia lelah dengan semua hal yang terjadi selama setahun ini.
Pernikahannya yang tinggal berhitung minggu gagal karena Dion, tunangannya, ternyata menghamili wanita lain. Si wanita tak lain adalah tetangganya sendiri, Indah. Wanita yang baru saja melabraknya di acara arisan keluarga besarnya.
Entah pernikahan macam apa yang mereka jalani. Sejak itu seringkali Indah datang ke rumah dan menyebutnya sebagai pelakor, wanita kedua, simpanan. Semua julukan yang layak disematkan pada si penuduh saat dulu dia berhasil merusak rencana pernikahannya dengan Dion.
Beruntung keluarga besar dan tetangga dekatnya tahu awal mula petaka itu. Mereka tak terlalu mempermasalahkan saat Indah yang tiap minggu mendatangi rumah orang tuanya di seberang rumahnya, seringkali 'mampir' dan berteriak-teriak tak jelas seperti tadi.
Dion memang sering mengirimkan pesan. Entah dari mana pria itu tahu nomor baru ponselnya. Berkeluh kesah penuh penyesalan telah mengkhianati cinta mereka.
[Pernikahanku seperti neraka]
Begitu pesan yang dibaca berulang kali saat mengeluhkan sikap istrinya. Pesan yang tak pernah Renata tanggapi.****
"Mimih bakal senang banget punya cicit dari anak-anak kalian. Lagian Renata dan Aul 'kan sama-sama lajang. Sudah waktunya berumah tangga." Wanita sepuh berusia tujuh puluh sembilan tahun itu matanya berbinar-binar.
"Sukma, tolong kamu yakinkan Aul. Dia 'kan pria yang ngerti agama. Masa umur udah segitu belum juga nikah."
Empat wanita Kusuma, Mimih Ami dan ketiga putrinya; Sukma, Inggar, dan Laras, berkumpul di ruang kerja Rudi, Papanya Renata. Setelah kematian sang suami, Teja Kusuma, Ami bertekad keluarga Kusuma harus tetap solid. Acara arisan keluarga menjadi ajang silaturahmi keluarga besarnya.
Sukma hanya meringis mendengar ibunya bicara. Sejak kematian suaminya, Ganindra Aulia mengambil alih tanggung jawab di keluarga. Saat itu Aul baru lulus CPNS di Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi. Mungkin karena terbiasa menjadi 'ayah' bagi ketiga adik perempuannya, dia sampai hampir melupakan kodratnya untuk menikah. Sungguh, sebagai ibu, Sukma sangat repot menghadapi banyak pertanyaan tetangga. Mengapa di usianya yang ke tiga puluh enam tahun, putra sulungnya tak juga menikah. Kalah telak dengan tiga adiknya yang masing-masing sudah memberinya satu orang cucu.
"Mimih ada benarnya lho, Teh. Daripada Renata selalu dijadikan sasaran kemarahan si tetangga." Laras mendukung rencana ibu mereka untuk menjodohkan dua keponakannya.
Inggar hanya tersenyum mendengar saran Mimih dan adiknya, Laras. Dia sangat tahu bagaimana terlukanya Renata ditinggal menikah ketika semua persiapan pernikahan hampir rampung. Renata lalu pergi ke Filipina. Kebetulan kantornya membuka cabang baru di negara itu. Dia pulang kembali enam bulan kemudian saat Papanya akan dioperasi jantung.
Renata, putri satu-satunya, sekarang berumur dua puluh sembilan tahun. Wanita modis dengan karakter yang terbuka. Bekerja sebagai finance manager di sebuah perusahaan asing dengan fasilitas wah dan gaji menggiurkan. Apa mau menikah dengan pria alim semacam Aulia, seorang birokrat di Pemda provinsi. Ah, tidak, terbalik. Apa pria alim seperti Aul bakal kuat hidup bersama wanita seperti Renata yang karakternya meledak-ledak? Tak ada yang melarang pernikahan antar sepupu tetapi ....
"Aku harus bilang ke Mas Rudi tentang ini. Anak-anak kita pun mesti diajak bicara. Ini kan bukan jaman Siti Nurbaya." Inggar akhirnya membuka suara. Dilihatnya Renata sedang mengobrol bersama para sepupunya di gazebo samping rumah. Dia memangku salah satu anak mereka. Putrinya sudah pantas menjadi ibu. Inggar tersenyum kecil.
"Tentu saja Rudi mesti diajak bicara. Mimih yakin suamimu senang punya menantu kayak Aul." Dagu ibunya mengarah ke ruang tengah. Terlihat Rudi sedang serius bermain catur melawan Ganindra Aulia dikelilingi para pria dewasa di keluarga mereka. Suara riuh terdengar saat dia berteriak kegirangan berhasil mengalahkan keponakannya.
Mimih meminta Laras yang posisinya netral untuk menjadi mak comblang bagi Renata Citra dan Ganindra Aulia.
∞∞∞∞∞
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPUPU TAPI MENIKAH
RomanceRenata bingung menghadapi desakan keluarga besarnya untuk segera menikah. Secara finansial dan kemapanan hidup, dia merasa sudah siap. Tetapi pengalaman buruknya setahun lalu ditinggal nikah meninggalkan trauma tersendiri. Apa jadinya jika sang ne...