Extra Part

14.3K 543 40
                                    

Tiga puluh lima minggu usia kehamilan, si jabang bayi belum juga meluncur turun. Renata kebat-kebit. Dia benar-benar tak mau dioperasi seperti ultimatum dokter. Namun, juga tak berusaha lebih agar memperbanyak gerak.

Akhirnya Aulia mengajak semua sesepuh untuk tinggal di rumah. Mesti ada banyak orang yang mencereweti istrinya yang ndablek.

Para sesepuh bilang, latihan gerak sambil melakukan pekerjaan rumah lebih terasa manfaatnya. Posisi bayi akan cepat berubah, rumah pun menjadi bersih.

Renata pun mengambil alih beberapa pekerjaan Bi Tini. Mengepel lantai memakai kain lap biasa sambil berjongkok mundur, mencuci piring dan mengucek baju kerja suaminya dengan posisi yang sama di belakang rumah. Rencana membeli peralatan rumah modern pun diundur. Selalu ada pembenaran untuk membatalkan niat baik.

Lututnya menghitam, kulit telapak tangannya menebal, kukunya rusak. Giselle dan Nita yang menjenguknya ke rumah menatapnya kasihan.

Di sudut lain para sesepuh; Mimih, Mama Inggar, dan Bunda Sukma tampak asyik membicarakan sesuatu sambil menyeduh teh. Penampilan mereka charming. Berbanding terbalik dengan Renata yang berdaster longgar dan rambut diikat asal. Tanpa make up.

Seperti biasa, Giselle menyemburkan ketengilannya, "Ya ampun, lo ngalahin pembokat di sinetron." Suaranya ditahan jangan sampai lebih dari satu oktaf.

"Iyapz, disana cuma ngelawan mertua sama ibu tiri. Di sini lo satu lawan tiga. Emak kandung berkonspirasi sama Mertua dan Nenek." Nita menahan tawanya.

Renata mengungkapkan alasannya.

"Emang? Terus posisi bayi lo berubah?" Giselle bertanya sambil mencolek lantai yang katanya baru dipel. Masih butek dan tak harum. Dia sudah menyangka Renata tak berbakat bebenah rumah.

"Justru itu, si utun cuma muter dikit kayak jarum jam pas puasa. Lamaaaa banget muter ke angka enam. Posisinya masih di atas dan sungsang."

"Dokter nggak nyaranin sesar?!" Giselle lebih mirip presenter wanita saat wawancara narasumber berita. Seperti mau menerkam.

"Gue nggak mau. Ngebayanginnya aja ngilu."

"Nggak jadi laaahhh curcol tentang kantor. Nasib Renata lebih mengenaskan." Nita kembali bersuara. Caranya berbicara membuat Renata penasaran.

"Emang lo diapain sama Bu Bella?" Sinyal kepo ala emak-emak tukang gibah menguat.

"Bukan gue. Kayaknya posisi gue bakal aman-aman aja, deh. Cuma mesti fit biar diajak lembur everytime tetep bilang 'Siap, Bu'." Renata meringis mengingat dulu sering memaksa Nita menemaninya lembur.

Jangan-jangan dulu gue digibahin juga. Renata beristigfar menyadari ke nethink-annya.

"Terus?" Renata menunggu.

"Si Radit digaplok dan dilaporkan ke serikat pekerja karena ... haha."

Nita tak meneruskan kata-katanya. Lagaknya kayak youtuber yang bikin konten bersambung. Bikin males nonton next part.

"Bu Santi ngeyel, nggak mau benerin laporan. Saking gemesnya Si Radit nekat nyipok."

"Lho, kok Bu Santi, sih?"

"Emang harusnya siapa? Lo aja yang pikirannya ke Bu Bella mulu. Post power syndrome ya?"

Renata bergidik.

Tak lagi menjalani aktivitas yang sama lebih dari sepuluh tahun membuatnya linglung. Disuruh banyak gerak oleh dokter, malas. Pikirannya negatif thinking terus. Dikit-dikit baperan. Kadang melakukan sesuatu setengah sadar. Hormon kehamilan melonjak sejak jadi pengangguran. Dia bahkan ribut berkali-kali dengan si kembar.

Keributan terakhir setelah kepulangan dua sahabatnya disponsori Isa, melibatkan suaminya. Si bungsu yang sebentar lagi akan menanggalkan status bungsunya itu merengek minta dibacakan cerita pengantar tidur. Terlalu malas mencari buku cerita anak, Renata mengambil begitu saja buku yang tergeletak di atas nakas. Isa ngedot susu botol sambil matanya merem-melek mendengar dongeng yang dibacakan bundanya. Tiba-tiba suara ayahnya membentak bundanya. Buku yang sedang dibaca direbut.

"Kamu ngapain sih baca buku ginian kenceng bener di depan Isa? Buang semua koleksi buku macem ini di lemari!"

Akhirnya dua orang berakhir dengan isakan air mata, Isa dan dirinya sendiri.

Aulia masih mengomel panjang ditonton para sesepuh sambil melempar-lempar buku-buku sejenis miliknya ke dalam kardus. "Pak Muin, bakar buku-buku ini!"

Jika alasan kelakuan anehnya bawaan bayi, wajar. Jika seperti yang disebutkan sahabatnya, post power syndrom, mungkin perlu pengalihan agar tak melebihi porsinya.

∞∞∞∞∞

Renata jalan-jalan pagi di sekitar rumah ditemani Aulia. Suaminya mengajaknya berbaikan saat melihatnya tak bisa tidur semalaman sambil terus menangis.

"Kayaknya si ade lebih mirip aku ya, Bang?" Matanya menggoda suaminya.

"Hhmmm?" Aulia menatapnya tak paham.

"Bentar lagi launching masih juga malu nampakkan diri hehehe...." Aulia mesem-mesem. Setiap pemeriksaan USG, si utun memang selalu merapatkan kakinya. Sampai sekarang mereka belum tahu jenis kelamin bayi yang dikandung Renata.

"Emang nggak ada feeling sama sekali?" Renata menggeleng. Aulia menghela napas. Jika dirunut kelakuan absurd istrinya, Aulia menebak bayinya perempuan. Dia seperti menemukan Renata yang dulu. Tak merasakan hamil yang menunjukkan ketidakpekaannya. Gerak cepat tapi tegaan saat di kantor. Kelakuan anehnya pada Isa. Ghibah berjamaah bersama dua temannya. Suara mereka bertiga terdengar hingga ke ruang kerja. Kemarin Aulia ada di sana. Ini Renata banget.

Aulia hanya berharap keanehan tersebut tak memanjang dan menurun pada anaknya. Sesering mungkin mengajaknya mengaji dan berdzikir setelah sholat. Meski istrinya lebih sering tertidur di pangkuannya.

Setelah jogging pagi, Bunda Sukma segera mengajaknya ke kamar. Dengan telaten melakukan pijatan lembut agar si bayi bandel segera turun dan tak lagi sungsang. Dokter Tanti mengultimatum, jika masih seperti ini, dua minggu lagi operasi sesar. Dia tak mau mengambil resiko terjadi hal tak diinginkan pada ibu dan bayi.

∞∞∞∞∞

Sebelumnya

Dongeng pengantar tidur Isa ala Bunda Renata.

"James melingkarkan tangannya pada pinggang kekasihnya. Kata-kata cinta meluncur lembut dari mulutnya yang terdengar merdu di telinga ... Regina mendesah. Blablabla."

Aulia merebut novel Harlequin yang dibaca istrinya.

"Kamu ngapain sih baca buku ginian kenceng bener di depan Isa? Buang semua koleksi buku macem ini di lemari!"

∞∞∞∞∞

Yang tertarik novelnya, silakan hubungi 0895411920873

Yang sudah order, ditunggu konfirmasinya 😊

SEPUPU TAPI MENIKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang