"Hhhhhh ....!!!" Renata membanting pulpen. Dia sama sekali tak bisa fokus memeriksa laporan. Padahal Ben mewanti-wanti agar diselesaikan siang ini untuk rapat direksi.
Tubuhnya menyandar lelah. Dia memejamkan mata. Terbayang kembali seraut wajah teduh bercahaya dengan hijab lebar. Ada sedikit lesung di pipi kirinya ketika tersenyum. Membayangkannya saja membuat Renata merasa insecure.
****
"Cheers!! Akhirnya, gue ngeliat ratu prom night SMA ngerasa kalah saing sama--"
"Ngomong apa sih, lo!" Renata melotot. Sekaleng soda tumpah ke karpet.
"Ish, Renataaa! Lo kalau marah nggak kira-kira, yaaa!" Giselle pura-pura sabar membersihkan karpet di ruang tengah apartemen tapi wajahnya tersenyum mengejek.
"Gue penasaran sama tuh cewek. Kayak gimana, sih, orangnya bikin lu uring-uringan gak jelas gini." Nita mengunyah biskuit sambil berpikir keras.
Renata menaikkan satu alis dengan wajah tersenyum masam.
****
Hiruk pikuk areal perkantoran di jam istirahat siang. Orang-orang berseragam KORPRI keluar dari pintu utama kantor.
"Oh, yang itu. Iyaaa, sih ... cantik!" Nita berseru. Dia memajukan tubuhnya ke depan hampir sejajar dengan Renata yang ada di balik kemudi dan Giselle di sampingnya. Mereka menepi di seberang jalan.
"Pantes lo cemburu! Paket lengkap itu. Cantik, ASN, salihah. Jaminan surga! Kalah ke mana-mana lo, Ta!" Giselle memanas-manasi sahabatnya.
"Sok tahu lo!" Renata menyentil pipi Giselle. "Iiihhh, sakit tahu!"
"Eh, tapi-- Kok dia gandengan sama cowok?! Gue tarik jaminan surganya. Dia nggak sesalihah yang dikira." Giselle masih saja berceloteh.
"Emang bukan yang itu!" Renata berkata ketus.
"Lho, emang yang mana?!" Keduanya menoleh cepat pada Renata. Mereka jelas melihat tiga orang wanita berhijab lebar memakai baju KORPRI keluar dari kantor. Satu orang wanita yang sedang hamil besar, satu wanita cantik tinggi semampai yang kemudian menjauh pergi bersama seorang pria, dan wanita lainnya yang paling pendek.
"Jangan bilang--" Giselle tak meneruskan ucapannya.
"Lo cemburu sama yang mungil itu? Ampun deh, Ta. Itu bukan level lo!!" Nita melotot kaget.
Renata menghela napas berat.
"Eh, tapi tunggu dulu. Perhatiin deh. Tuh cewek kayaknya kalem banget, ya. Lembut gitu." Giselle memperhatikan ketika objek pengamatan mereka berinteraksi menyapa rekan kantor lain.
Renata terdiam cukup lama dengan mata menatap tajam dan bibir mengatup ketat. Dengan napas memburu dia menyalakan mesin mobil dan tancap gas dari kantor Aulia.
****
Aulia berjalan keluar dari toko ATK membeli materai. Dia pergi ke kantor untuk mengajukan cuti. Tak enak hati terlalu banyak izin sakit lebih baik mengambil hak cuti. Dia melihat plat nomor mobil yang sudah sangat dikenalnya bergerak menjauh dari seberang kantornya dengan kecepatan cukup tinggi. 'Ngapain Renata datang ke kantornya di jam istirahat?' Hatinya bertanya-tanya.
∞∞∞∞∞
"Mungkin karena cucu pertama di keluarga Mimih dan Eyang, semua menyambut bahagia kelahiran Abang. Pada rebutan ngasih nama." Sukma tersenyum.
"Kakek Bani ngasih nama Ganindra agar Abang jadi petualang ulung. Gagah, ya, artinya."
Aulia memajukan dadanya berlagak tokoh superhero. Sukma tertawa melihat tingkah putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPUPU TAPI MENIKAH
RomanceRenata bingung menghadapi desakan keluarga besarnya untuk segera menikah. Secara finansial dan kemapanan hidup, dia merasa sudah siap. Tetapi pengalaman buruknya setahun lalu ditinggal nikah meninggalkan trauma tersendiri. Apa jadinya jika sang ne...