GWAENCHANA...

1.5K 129 33
                                    

MENGANDUNG BAWANG BAGI AUTHOR, KARENA AUTHORNYA NGETIK SENDIRI AJA NANGIS..

KUY DIBACA..

JANGAN LUPA MULMEDNYA DIPUTAR YAA, BIAR MAKIN DAPAT FEELNYA...

.

.

Hyunjin terus mendorong brankar yang ditempati Chaeyeon bersama para perawat, tangannya tidak berhenti menggenggam tangan istrinya yang masih terasa hangat, air matanya juga tidak bisa ia tahan melihat Chaeyeon yang terbaring lemah dengan mata tertutup.

Hingga tangan itu lepas dari genggaman Hyunjin ketika ia dilarang untuk masuk ke UGD untuk menemani istrinya, ia hanya bisa menatap pintu UGD dengan tatapan lemah, apalagi ini tuhan?.

Mengapa harus kamu terus yang terluka Chae? Kenapa bukan aku yang menanggung itu semua?

Hyunjin jatuh terduduk di kursi rumah sakit, putranya sudah ia titipkan di rumah orangtuanya tadi, sedangkan orangtua Chaeyeon, mereka masih dalam perjalanan menuju rumah sakit bersama Chaeryeong.

Hyunjin hanya bisa menunggu dan berharap dokter segera keluar dan mengatakan jika Chaeyeon baik baik saja. Hujan yang mengalir deras jatuh membasahi bumi seakan menggambarkan perasaan Hyunjin saat ini, perasaannya campur aduk, ia merasa tidak becus sebagai suami hingga membiarkan Chaeyeon kembali menderita.

" Hyunjin!" Panggil nyonya Lee yang kini menatap Hyunjin dengan pandangan khawatir.

" Chaeyeon dimana nak?" Kali ini tuan Lee lah yang bertanya.

Hyunjin berdiri" Dia di dalam appa"

" Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya nyonya Lee.

" Aku juga tidak tau eomma, tadi kami hanya bercanda di ruang tamu bersama si kecil tapi tiba tiba Chaeyeon tumbang dengan darah yang keluar dari hidungnya, aku-aku tidak bisa berpikir jernih eomma, a-aku takut terjadi apa apa dengannya.."

" Paman?"

Pria berjas putih dengan masker kesehatan menutupi wajahnya keluar dari ruang UGD, ia berjalan menghampiri keluarga Lee dan juga Hyunjin.

" Mingyu? Kau dokter yang menangani Chaeyeon? bagaimana dengan keadaannya nak? dia baik-baik saja kan? dia hanya kelelahan makanya pingsan..." Pertanyaan bertubi-tubi nyonya Lee layangkan pada Mingyu.

Namun bukannya mengangguk, mimik wajah pria itu gelap" Kami belum bisa mendiagnosis secara akurat dengan apa yang terjadi pada Chaeyeon bibi, tadi kami sudah mengambil sampel darahnya dan akan dibawa ke laboratorium untuk di cek apa perkiraan kami benar atau salah-"

" A-ada apa dengan Chaeyeon?" Tanya Hyunjin.

Mingyu menarik nafas dalam, ia juga merasa tidak sanggup menyampaikan hal ini pada keluarga Lee dan juga suaminya, selain mereka Mingyu juga ikut merasa hancur dengan apa yang terjadi pada Chaeyeon, Chaeyeon bukan orang asing di hidup Mingyu, wanita itu bukan lain adalah cinta pertama Mingyu, wanita yang penuh dengan tingkah anehnya yang membuatnya menjadi daya tarik sendiri bagi Mingyu.

" Kemungkinan besar, Chaeyeon mengalami leukimia atau yang biasa kita sebut dengan kanker darah"

Mendengar itu lantas membuat nyonya Lee tidak bisa menopang tubuhnya, ia jatuh di kursi rumah sakit dengan air mata yang sudah mengalir deras dari kelopak matanya.

" Bagaimana bisa?! selama ini eonni tidak pernah mengeluh tentang sakitnya atau apapun, Chaeyeon eonni juga tidak pernah mengalam sakit keras atau sejenisnya! bagaimana bisa oppa langsung bisa mengatakan hal itu! periksa eonni sekali lagi! pasti oppa salah!" Chaeryeong terus membentak Mingyu.

" Hiks eonni tidak mungkin sakit itu oppa! eonni pasti hanya kelelahan"

ceklek

Seorang perawat keluar mendorong kursi roda yang kini Chaeyeon sedang duduk disana, tangannya sudah ter-infus, bibirnya pucat, bawah matanya juga menghitam, tapi mereka tidak melihat rasa sakit yang ditunjukkan wanita itu, bukannya mengeluh, Chaeyeon kini memasang wajah tersenyum indah yang justru terlihat menyakitkan bagi Hyunjin dan juga yang lainnya.

Mata Hyunjin yang kini mengeluarkan air mata dengan derasnya tidak pernah melepaskan tatapannya dari mata Chaeyeon, hingga saat Chaeyeon yang kini sudah berada di depan pria itu memegang lembut tangan Hyunjin, kepalanya mengangguk pertanda bahwa ia baik-baik saja.

Tatapan Chaeyeon juga beralih menatap mata keluarganya dan juga Mingyu seraya mengangguk" Dimana bayi gembulku? aku ingin bertemu dengannya" Ucap Chaeyeon pelan.

Nyonya Lee menghambur membawa putri sulungnya itu ke pelukannya, ia mengusap rambut Chaeyeon sayang seraya mengecup ubun ubun Chaeyeon berulang kali, Chaeyeon bisa merasakan basah di pucuk kepalanya dikarenakan ibunya kini yang tidak bisa menghentikan tangisannya.

Chaeyeon menarik pelan tubuh eommanya, ia menghapus air mata yang masih mengalir" Gwaenchana eomma, beberapa minggu yang lalu, Chaeyeon memang mulai sering meraskan sakit kepala dan juga keringat berlebihan di malam hari, padahal malam itu dingin-"

" Setiap Chaeyeon merasakan sakit kepala, Chaeyeon hanya meminum obat sakit kepala karena Chaeyeon pikir Chaeyeon hanya masuk angin biasa" Jeda sejenak" Tapi, Chaeyeon tidak pernah berpikir bahwa ternyata dampak dibalik sakit kepala Chaeyeon itu ternyata luar biasa, tapi mau bagaimana lagi? hal ini tertimpa pada Chaeyeon, dan untuk sembuh juga tidak mudah, jadi-"

" Tidak nak, appa yakin kau bisa sembuh, jangan menyerah eoh? bertahanlah setidaknya demi putramu, dia masih membutuhkan kasih sayangmu nak, dia bahkan belum berusia satu tahun"

" Dia masih membutuhkan sosok ibu yang menyiapkan makanan untuknya, sosok ibu yang melihat perkembangannya, sosok ibu yang tidak pernah lelah menyalurkan kasih sayang untuknya, dan juga sosok ibu tempat dia berpulang menceritakan keluh kesahnya"

Tuan Lee berjongkok di depan Chaeyeon, ia meraih tangan putrinya dan mengecupnya pelan" Maafkan appa yang dulu, sampai kapanpun kau tetap akan menjadi putri kecil dimata appa, appa akan berusaha mencarikan donor sum sum tulang belakang untuk putri appa-"

" Appa mohon nak, jangan pernah berpikir untuk menjadi putri tidur, karena bagaimanapun caranya, sebesar apapun resikonya, appa akan berusaha agar kau sembuh"

.

.

TBC...

AWALNYA NGGAK MIKIR PENGEN LANJUTIN CERITA INI, TAPI ENTAH KENAPA DAPAT IDE INI DAN AKHIRNYA TERSALURKAN.

DENGAN INI NAE MENGUMUMKAN BAHWA CERITA INI, MASIH BERLANJUT....

MY PSHYCO HUSBAND-HWANG HYUNJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang