Mew

4.8K 488 24
                                    

3 hari ini mimpi buruk itu datang lagi. Mimpi buruk berupa tragedi & penghianatan yang sukses membuat hidupku terasa gelap. Rasa sakit itu kembali kurasakan & kadang aku berpikir kenapa Tuhan tidak mencabut nyawaku saja. Aku merasa kalo hidupku sudah tidak berguna lagi.

Ketika aku tersadar dari pingsanku, samar-samar aku melihat Bright & Kana yang sedang membicarakan keadaanku. Dalam pikiranku kemungkinan Kana sudah tahu apa yang kualami.
Kana yang menyadari aku sudah bangun langsung mendekat ke tempat tidurku, tapi yang kulakukan malah berpaling ke arah lain.

"P' Mew, ini obatnya. Besok p' harus datang di terapi demi Rain" ucap Bright yang menghampiriku.

Aku tidak menjawab Bright. Tapi dia tahu aku pasti akan datang kalo sudah menyangkut Rain. Bright pun pamit meninggalkan aku & Kana.
Bisa kulihat tatapan Kana yang expresi nya tidak dapat kuartikan. Apakah mungkin expresi itu menandakan kalo dia jijik padaku? Bagus juga kalo dia meninggalkanku. Untuk apa dia mencintai seorang lelaki yang umurnya terpaut 6 tahun darinya & mempunyai gangguan jiwa sepertiku.

Kana duduk di sampingku, memegang tanganku & bisa kurasakan air matanya jatuh ke tanganku. Konyol sekali Kana menangis sesunggukan hanya untukku. Dimana Kana yang slengean & semaunya yang kukenal?

"Pasti sakit kan p'? Pasti p' merasakan sakit karena telah memendamnya sendirian kan?" Ujar Kana di sela-sela tangisannya sambil memelukku.

Aku tidak percaya dengan apa yang kudengar. Dadaku kembali berdesir & air mata yang tertahan selama ini mendesak keluar, turun mulus ke wajahku. Pertahananku luluh saat Kana memelukku.

🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤

Pov Kana

Namanya Bright. Dia adalah sahabat sekaligus psikiater Mew. Dia memeriksa Mew yang setelah membanting semua barang-barangnya langsung pingsan. Sementara aku tidak tahu karena aku sibuk bicara dengan Bright di telepon tadi.

"Jadi p' Mew sakit apa dok?" Tanyaku pada Bright.

"Hmm .. apa Kana tahu PTSD?" Tanya Bright.

"Kana tidak tahu dok. Apa itu?" Tanya Kana.

"Post Traumatic Stress Disorder. Artinya p' Mew pernah mengalami kejadian yang membuatnya stress & trauma secara bersamaan. Itulah sebabnya p' Mew harus di terapi SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors)" jelas Bright yang membuat Kana kebingungan.

"Mengalami stress & trauma secara bersamaan?" Tanya Kana lagi.

"Iya. Aku akan menceritakannya padamu intinya. Jadi p' Mew pernah menikah dengan seorang wanita yang 1 kampus dengannya, Gyo namanya. Blasteran Korea-Thai. Gyo hidupnya sangat liar & rumah tangga mereka selalu bermasalah, hingga suatu hari p' Mew mencariku untuk memecahkan masalah rumah tangganya. 1 tahun setelah pernikahan Gyo hamil anak pertama & Mew tidak pernah lagi mencariku. Yang menyebabkan Mew seperti ini adalah pada saat kedua orang tuanya kecelakaan, sementara Gyo membawa selingkuhannya ke mansion Mew pada saat Mew sibuk mengurus kedua orang tuanya. Gyo ketahuan selingkuh pada saat secara mendadak Mew pulang ke rumah mendapati Gyo sedang berciuman dengan selingkuhannya dalam keadaan terpengaruh narkotika. Mew bermaksud untuk merehab Gyo yang mengakibatkan Gyo bunuh diri & tak berapa lama telepon datang dari pihak rumah sakit yang mengabari kalo kedua orang tua Mew sudah meninggal" jelas Bright yang membuat Kana meneteskan air mata.

"Tragis sekali..." ujarku yang berpikir hanya dalam 1 malam Mew telah kehilangan orang yang dia cintai. Hanya Rain yang ada disampingnya sekarang. Maka dia pun posesif terhadap Rain.

"Itulah alasan mengapa p' Mew menutup diri. P' Mew tidak percaya pada siapapun & dia tidak bisa tidur tanpa obat karena mimpi buruk yang selalu datang. Belakangan aku tahu kalo keadaan Mew membaik setelah adanya dirimu. Kana, saranku kalo Kana mau berhenti, masih bisa sebelum Kana berjalan lebih jauh" ujar Bright.

Aku tidak menjawab karena hatiku sangat sakit sekali setelah tahu apa yang terjadi pada Mew. Aku pun mengarahkan pandanganku pada Mew yang sedari tadi sudah sadar, tapi dia memandang ke arah lain.
Tidak berapa lama Bright pergi setelah membujuknya untuk terapi & aku pun memeluknya yang tanpa sadar air mataku mengalir begitu saja. Jujur dalam hati aku sangat mencintainya. Walaupun dia tidak bisa melindungiku, tapi biarlah aku saja yang melindunginya. Melindungi hatinya untuk tidak terluka lagi. Aku tidak bisa berjanji untuk menyembuhkan lukanya, tapi aku akan berusaha sampai dia menerima cintaku.

Post Traumatic Stress DisorderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang