Kepala Kana yang terbentur pilar di akibat kan oleh dorongan Alice membuatnya sangat pusing, lalu perlahan-lahan kesadarannya mulai menghilang. Mew yang sangat kuatir memanggil dokter yang merupakan sahabat Bright, Win. Kana pun dipindahkan ke rumah sakit karena Win ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana keadaan kepala Kana yang sebenarnya melalui MRI & hasilnya bisa diambil besok.
Kana yang sudah sadar mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan & Kana bisa mencium bau obat yang sangat tajam.
"Pagi khun" sapa seorang perawat yang tengah mengganti infus Kana & mengambil sampel darah Kana untuk diperiksa lab.
"Pa-pagi. Ini dimana?" Tanya Kana sambil memegangi kepalanya yang diperban.
"Ini di rumah sakit khun. Khun Mew yang membawa khun kemari karena khun pingsan" jawab perawat itu ramah.
"Oh .. lalu orang yang membawaku kemari ada dimana dia?" Tanya Kana perihal Mew.
"Dia sedang ada di ruangan dokter. Kami permisi dulu khun" jawab perawat itu ramah.
Sepeninggal perawat itu, tak lama papa Kana masuk ke kamar rawat Kana & mengelus kepala Kana yang diperban itu.
"Nak, kalo memang hubunganmu dengan Mew susah untuk dijalani, maka lepaskanlah dia" ujar ayah Kana sambil menangis.
"Pho ... pho tahu kan kalo Kana hanya mencintai p' Mew seorang. Kana tidak bisa hidup tanpa p' Mew" jawab Kana sambil menggenggam tangan pho nya.
"Kana, keadaanmu sudah seperti ini apa Kana masih tetap mau bersamanya lagi? Kalo kamu mencintai sesama jenis, pho bisa carikan yang lebih baik untukmu. Seperti Kyle misalnya, turunan Inggris-Thai yang merupakan anak teman bisnis pho. Menurut pho dia jauh lebih baik dari Mew yang Kana kenal itu" ujar pho dengan wajah kesal.
"Pho, Kana mohon jangan pisahkan Kana dari p' Mew. Kana mencintai p' Mew seperti apa adanya dia" jawab Kana yang berusaha bangun untuk berlutut pada pho nya meminta restu.
"Nak .... pho tidak tahu lagi apa yang harus pho katakan lagi. Pho hanya berharap Mew yang kamu cintai benar-benar mencintaimu & membalas cintamu. Pho juga berharap kejadian yang sama tidak terulang lagi. Kalo tidak pasti pho akan membunuh Mew" ancam pho Kana.
"Ti-tidak pho. Kana mohon jangan bunuh p' Mew. Kana jamin kejadian serupa tidak akan terjadi lagi. Kana mohon pho..." mohon Kana sambil berlutut memegang tangan pho nya yang rela melakukan apa saja untuk kebahagiaan Kana setelah ibunya meninggal.
"Nak .... baiklah .. baiklah. Pho akan memberi kesempatan sekali lagi pada Mew. Pho berharap setelah apa yang Kana alami sekarang, setidaknya bisa membuat Mew membuka hatinya untukmu" ujar pho sambil menghapus air mata Kana dengan jempolnya & mengusak halus rambut Kana.
"Khap khun na khap pho" ucap Kana sambil memberi wai pada pho nya.
"Ya sudah. Mau sampai kapan Kana terus berlutut seperti itu. Kalo mendadak ada orang yang masuk, dikira pho menyiksa anak lagi" jawab pho yang membantu Kana berdiri, tapi karena keadaan Kana yang belum stabil membuat Kana limbung & pingsan. Mew yang sedari tadi mendengar diluar langsung masuk ke kamar rawat & menggendong Kana untuk kembali ke tempat tidur.
"Paman...." panggil Mew setelah membaringkan Kana ke tempat tidur & memanggil dokter yang mengatakan kalo keadaan Kana hanya karena stress.
"Hmm ... kamu Mew?" Tanya Stu, papa Kana pada Mew.
"Iya paman" jawab Mew dengan tegas.
"Apa kamu mencintai Kana?" Tanya Stu pada Mew yang langsung melihat kearah Stu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Post Traumatic Stress Disorder
FanfictionAku menyukai seorang dosen tampan dan terkenal dingin di kampusku, namanya Mew Suppasit jongcheveevat. Mew seorang duda beranak 1. Dibalik sifatnya yang galak & dingin, ternyata menyimpan luka yang sangat dalam. Mew terjebak dalam masa lalu yang men...