Setelah dari klinik Bright, Mew mengantar Kana ke rumahnya untuk mengerjakan TA. Sampai di rumah, Mew yang merasa kegerahan langsung mandi, sementara Kana berada di dapur mengambil minuman sambil mengobrol sebentar dengan bi Tin. Lalu terdengar bel pintu, Kana pun membukakan pintu yang ternyata Alice.
"Hai ... baby sitter Rain" panggil Alice dengan wajah menghina.
"Hai juga wanita munafik" panggil Kana yang membuat Alice marah.
"Kamu hanya baby sitter Rain...."
"Benar. Tapi sebentar lagi akan menjadi papa bagi Rain" ujar lelaki bersuara berat dari arah belakang.
"P' Mew..." panggil keduanya.
"Mau apa kamu kesini Alice?" Tanya Mew sambil merekuh pinggang Kana.
"Mau mencari p' tentunya" jawab Alice merubah gaya duduknya sambil melirik Kana.
"Ya udah kalo gitu aku ke belakang bentar ya p'." Ujar Kana yang sepertinya tahu kalo Alice mengusirnya & dia juga gak mau tahu apa yang hendak mereka bicarakan.
"Tidak Kana. Kamu disini saja. Karena kamu juga bagian dari keluarga p'." Jawab Mew sambil menarik tangan Kana untuk duduk kembali.
"Baiklah" ujar Kana tersenyum pada Alice.
"Sekarang kamu sudah boleh bicara ada apa kamu mencariku?" Tanya Mew pada Alice.
"P', mae menginginkan Rain tinggal bersamanya. Kasihan mae tiap hari menangis memikirkan Rain" jawab Alice terisak.
"Kalo mae menginginkan Rain tinggal bersama mae, aku tidak akan pernah setuju. Karena Rain anakku. Tapi kalo mae mau melihat Rain, aku dengan senang hati mengijinkannya, karena mae adalah neneknya" tegas Mew.
"P' Mew apa tega melihat mae terus-terusan bersedih seperti itu? Lagipula p' Mew sakit & hanya mengandalkan dia untuk merawat Rain. Jadi apa salahnya kalo mae yang merawatnya?" Ujar Alice yang membuat Kana merasa kasihan karena Mew dipojokkan.
"Alice, p' Mew itu daddy Rain & dimana-mana kalo anak itu ya ikut dengan daddynya, kalo ibunya sudah meninggal. Tidak ada istilah anak tinggal dengan keluarga lain kalo daddy nya masih hidup, kecuali kalo daddy nya tidak mau merawat sang anak" jelas Kana.
"Aku tidak bicara denganmu jalang. Jangan campuri urusan keluarga kami, karena kamu masih belum menjadi bagian dari keluarga kami" ucap Alice.
"ALICE, TUTUP MULUTMU & SEGERA KELUAR DARI RUMAHKU. PERLU KAMU TAHU KALO KANA SUDAH MENJADI BAGIAN DARI KELUARGA INI. DIA ADALAH CALON ISTRIKU" tegas Kana.
"P' Mew..."
"KELUAR KAMU ALICE!!!" teriak Mew.
"Baiklah ... aku akan keluar. Tapi ingatlah 1 hal, kalo Rain masih mempunyai nenek. Biarkan Rain mengunjungi neneknya" ujar Alice sambil berlalu pergi.
"P' Mew ... p' ... p' gak pa-pa?" Tanya Kana saat Mew kembali duduk sambil memijat pelipsnya.
"Gak pa-pa sayang. Kana, setelah kamu menikah dengan p', mungkin ini salah satu drama yang akan Kana hadapi nantinya. Kana siap?" Tanya Mew.
"Kana siap p'. Dari awal Kana sudah siap dengan segala konsekuensinya" jawab Kana terus terang.
"Sayang, jika Kana mau mundur, p' juga tidak akan menyalahkan Kana" ujar Mew.
"Tidak p'. Kita akan menghadapi ini bersama. Kana tidak akan membiarkan p' sensiri dalam menghadapi Alice & ibunya. Sudah cukup p' menghadapi ini semua dalam waktu 6 tahun. Sekarang biarkan Kana membantu p' na" jawab Kana yang membuat Mew merasa beruntung mendapatkan Kana.
"Khap khun na khap tua-eng" peluk Mew.
KAMU SEDANG MEMBACA
Post Traumatic Stress Disorder
FanficAku menyukai seorang dosen tampan dan terkenal dingin di kampusku, namanya Mew Suppasit jongcheveevat. Mew seorang duda beranak 1. Dibalik sifatnya yang galak & dingin, ternyata menyimpan luka yang sangat dalam. Mew terjebak dalam masa lalu yang men...