Chapter 31

4.7K 306 46
                                    

Kana pun berpikir apa mungkin yang dialami Mew ini adalah hamil? Sedangkan mereka berdua saja tidak memiliki rahim. Sejenak berpikir akhirnya Kana memutuskan untuk menelepon dokter pribadi keluarga Kana untuk datang memeriksa keadaan Mew. Selesai menyuapi Mew makan bubur, dokter keluarga Kana pun datang memeriksa keadaan Mew.

"Paman Roi, bagaimana suamiku?" tanya Kana.

"Hmmm .... dia gak pa-pa. Tapi boleh aku memeriksamu?" tanya Roi itu kembali pada Kana.

"Memeriksaku? Untuk apa paman? Yang sakit kan p' Mew" heran Kana.

"Sudah turuti saja apa kata paman. Manatahu ada berita bahagia" jawab Roi yang langsung mendudukkan Kana di kursi dan mengambil stetoskop nya memeriksa Kana secara perlahan-lahan.

"Berita bahagia apa paman?" tanya Kana saat melihat Roi menempelkan stetoskop di perutnya.

"Hmmmmm .... ya ... ya ... ya ....... sudah" ucap Roi dengan mata berbinar dan wajah sumringah.

"Gak pa-pa kan paman. Kan sudah kubilang kalo........."

"Selamat ya Kana. Kamu hamil" ujar Roi yang membuat Kana kaget.

"Apa paman bilang? Ha-hamil? Kana hamil? Ini benaran paman kalo di perut Kana ada kehidupan sesosok manusia kecil?" tanya Kana.

"Hahhahahaha .... iya Kana. Itu benar. Di perut kamu ada anak yang akan hidup sampai 9 bulan. Kehamilan kamu ini sudah memasuki minggu 12. Jadi dijaga dengan baik ya" jawab Roi sambil mengelus perut Kana.

"P' Mew, kamu dengar itu? Aku hamil p'." ujar Kana yang duduk disamping Mew yang seperti orang bingung.

"I-iya sayang. P' dengar. I-itu berita gembira sayang" jawab Mew yang meneteskan air mata saking gembiranya.

"Kana, mulai sekarang sampai kamu melahirkan paman yang akan mengontrolnya. Jadi tiap bulan datanglah ke rumah sakit dan paman akan memperkenalkanmu dengan seorang dokter kandungan" ujar Roi.

"Baik paman" jawab Kana.

"Ya sudah kalo begitu. Paman kembali ke rumah sakit dulu. Ingat sore ini datanglah ke rumah sakit untuk pemeriksaan ke dokter kandungan" ujar Roi mengingatkan Kana yang hanya diangguki Kana dengan semangat.

Kana pun keluar sebentar untuk mengantar Roi sampai ke mobilnya, kemudian Kana balik lagi ke kamar. Lalu Mew pun memeluk Kana dengan menyendeng kan telinganya ke perut Kana.

"Hmmm ... sayang, kamu sudah membuat daddy menderita dengan menggantikan papamu mual seperti itu" ujar Mew sambil mencium perut Kana yang masih rata.

"Hahahhahaha" tawa Kana.

"Kenapa kamu ketawa Kana? Apa kamu senang melihat p' seperti itu?" kesal Mew.

"Itu artinya p' diajar oleh anakku ini untuk lebih menghargaiku lagi" jawab Kana sambil mengelus perutnya.

"Hmmm...." napas kasar Mew.

"P', apakah Rain perlu dikasih tahu?" tanya Kana.

"Pastinya dong. Sore bukankah kamu ada janji dengan paman Roi bukan? Nah, nanti kita bawa Rain. Bagaimana?" tanya Mew.

"Boleh saja p'. Rain pasti senang sudah mendapat adik" jawab Kana.

"Pastinya. Karena dengan begitu usaha daddy nya gak sia-sia" ujar Mew yang mendapat pukulan halus dari Kana.

Mew dan Kana pun berencana menjemput Rain dari sekolah kemudian ke dokter untuk memeriksakan kandungan Kana. Saat Rain menanyakan untuk apa ke rumah sakit, Mew hanya mengatakan kalo Kana ada kejutan kecil untuk Rain. Rain pun mulai berpikir keras kejutan apa yang disiapkan Kana untuknya.

"Rain, papa mempunyai kejutan untukmu. Rain siap mendengarkannya?" tanya Kana sekeluarnya dari ruang praktek dokter Joss, seorang dokter kandungan.

"Kejutan apa pa?" tanya Rain dengan heran bercampur penasaran.

"Kalo Rain mendapat adik apa Rain senang?" tanya Kana.

"Ya pasti senang dong pa. Tapi masa sih papa bisa memberikan Rain adik?" tanya Rain sambil menopangkan dagunya.

"Rain coba baca tulisan di praktek doktek itu. Dokter apa tertulis disana?" ujar Mew sambil menunjuk tulisan yang terpampang di depan pintu ruang praktek Joss.

"Dokter kan........DUNGAN? JADI PAPA HAMIL?" teriak Rain yang membuat semua orang memandang kearah mereka.

"Iya sayang. Papa hamil. Kehamilan papa sudah memasuki minggu ke 12 atau 3 bulan" jawab Kana.

"Aaaahhhhh ... akhirnya Rain akan punya adik juga. Rain bahagia papa, daddy. Huuuuuwwwwaaaaaa" tangis Rain.

"Lo .. lo kok jadi nangis sayang?" heran Mew dan Kana.

"Ini tangisan bahagia papa, daddy. Hikz .. hikz" tangis Rain.

"Ya sudah .. sudah. Sekarang kita pulang yuk. Sampai dirumah papa masak makanan kesukaan Rain ya" ujar Kana.

"Gak boleh. Papa harus istirahat. Rain gak mau papa dan adek bayi ada apa-apa" jawab Rain.

"Benar sayang. Biar bi Tin aja yang masak" ucap Mew.

"Iya. Walaupun tidak seenak masakan papa" imbuh Rain.

'Jadi begitu rasanya kalo sedang hamil ya. Dimanja sama suami. Boleh juga' batin Kana sambil senyum-senyum sendiri.

Dalam perjalanan pulang Rain mengatakan kalo di sekolah besok dia akan mengatakan pada semua teman-temannya kalo papanya sudah hamil. Lalu Rain meminjam hp Kana dan mengutak atik nya.

"Lung Win, Rain punya kabar baik untuk lung" ujar Rain dengan semangat.

"Ada kabar apa sayang?" tanya Win.

"Papa hamil. Lung senang?" tanya Rain.

"A-APA?! KANA HAMIL? INI BUKAN MIMPI KAN? MANA PAPA? MANA PAPA? WIN MAU NGOMONG" teriak Win.

"Papa, lung Win mau ngomong" ujar Rain menyerahkan hp nya pada Kana.

"Sawadee khap lung" salam Kana.

"Kana, katakan padaku apa benar yang dikatakan Rain kalo kamu hamil?" tanya Win.

"Iya lung. Itu benar. Awalnya aku juga seperti lung gak percaya. Tapi itu benar kalo ada janin yang hidup di perut Kana" jawab Kana sambil mengelus perutnya yang masih rata.

"Itu susah dipercaya Kana. Tapi syukurlah kamu bisa merasakan bagaimana hamil itu" ujar Win.

"Iya lung. Aku akan menjaga janin ini sampai dia lahir ke dunia" jawab Kana.

"Pastinya Mew akan selalu menjagamu bukan?" tanya Win.

"Pasti lung. Aku tidak akan membiarkan Kana bekerja keras lagi" jawab Mew.

"Yah ... baguslah. Selamat untukmu Kana. Besok aku akan ke rumah mengunjungimu" ucap Win.

"Iya lung" jawab Kana sambil mematikan sambungan telepon nya.

Sesampainya di mansion, Rain menyampaikan kabar tersebut pada bi Tin kalo Kana hamil. Bi Tin juga sama kagetnya dengan Win yang tidak percaya. Tapi begitu pun bi Tin tetap mengucapkan selamat pada Kana. Tak berapa lama makan malam pun dihidangkan. Sesuai keinginan Rain kalo makanan kesukaannya telah dimasak oleh bi Tin.

Selesai makan malam, Kana pun menemani Rain sebentar untuk mengerjakan tugas-tugasnya yang sempat tertunda, kemudian menidurkan Rain dan kembali ke kamarnya untuk membersihkan dirinya sebentar. Selesai melakukan ritual mandi Kana masih menemukan Mew dengan kacamata yang tercantol di hidung melihat laptop sambil mengerjakan pekerjaannya.

"P' Mew, sudah waktunya tidur" ujar Kana menutup laptop milik Mew dan melepas kacamatanya.

"Dai khap mia" jawab Mew sambil menidurkan Kana dan memeluk Kana sambil mencium perutnya dan berbisik sesuatu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Post Traumatic Stress DisorderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang