four

436 61 8
                                    

jangan lupa vote dan comment hyunk❤

B O Y F I E
Bang Yedam

Aku mengerjapkan mata berkali-kali, menatap tidak percaya laptop didepanku yang tak kunjung menampilkan file presentasiku hari ini. Aku mencari-carinya di semua folder, bahkan recycle bin sekalipun tetap hasilnya nihil. Padahal setelah ini adalah giliran kelompokku, tapi power point yang sudah kubuat kemarin malam hilang tak berbekas. 

Aku kembali memutar otakku, mengingat-ingat apa yang luput dari memoriku kemarin. Ah, aku ingat. Kemarin begitu aku selesai mengetikkan kalimat terakhir, laptopku mati begitu saja. Dan aku selalu lupa kalau aku tidak pernah mengaktifkan auto save sebelum mengetik sesuatu.

Matilah.

"Gyus ... file-nya hilang," panikku. "Gimana nih?"

Kupikir aku akan dapat semprot dari ke-empat teman satu kelompokku, tapi ternyata reaksi mereka justru berbanding terbalik. Mereka hanya ber-oh saja, membuatku terlihat seperti orang yang gila mendadak hanya karena kehilangan satu file presentasi. 

"Kalian kok nggak panik?" tanyaku.

Soyeon menjawab, "Kenapa harus panik? Lagian lo bisa buat lagi terus kita kumpulinnya besok. Kalau sialnya dapat minus nggak apa-apa, yang penting ada nilainya, kan?"

Tunggu, apa? Lagian lo bisa buat lagi? ... what the heck. 

Minus nggak apa-apa yang penting ada nilainya ... anjing babi gajah harimau. Tolong siapa saja, aku ingin manjambak rambut orang di depanku ini.

Sudah susah payah aku berusaha menaikkan nilaiku dari kelas sepuluh, lalu dia bilang dapat minus bukan masalah besar? Uh, tahan Elen ... tahan.

"Yaudah, ini coret-coret materi yang aku buat kemarin. Kalian salin sendiri-sendiri, nanti maju presentasi tanpa powerpoint," ucapku.

"Hah? Lah kita mana bisa presentasi cuma baca coret-coret materi lo? Gila lo?" tolak Soyeon.

"Salah siapa, udah tahu hari ini mau presentasi tapi lo nggak baca materi sama sekali," balasku. "Mana kemarin sengaja nggak mau bantuin gue bikin presentasinya lagi, sialan." 

Soyeon menggeram kesal, kemudian dia merebut kasar notes hijau milikku dan terpaksanya dia menyalin materi sesuai permintaanku. Miyeon, dan Minnie juga melakukan hal yang sama, tapi tidak dengan Shuhua. 

Seakan bisa membaca pikiranku, Shuhua menyeletuk, "Le, gue udah bikin ringkasannya, nih. Maaf, kemarin beneran nggak bisa datang soalnya harus nungguin nenek di rumah sakit."

Aku menghela napas lega. Untungnya ada Shuhua, sehingga aku tidak kesusahan sendirian nantinya. "Makasih, Shuhua."

Lalu pada akhirnya, kelompok kami melakukan presentasi dengan ... baik. Yah, cukup baik. Tapi tetap saja ancaman pengurangan nilai masih berlaku untuk kelompok kami karena tidak mengumpulkan file powerpointnya hari ini. 

Dering bel tanda sekolah akan berakhir pun terdengar nyaring. Aku yang hampir saja mengikuti anak lain berhamburan keluar kelas untuk pulang tiba-tiba tersadar kalau aku harus mengerjakan powerpoint untuk menyelamatkan nilai. Soyeon, Miyeon, dan Minnie tentu saja menjadi rombongan yang ngacir pertama dari kelas.

Shuhua memang masih berada di dalam kelas, tapi aku yakin seratus persen kalau dia hanya sedang menunggu jemputannya. "Le, mau gue bantuin?" tawar Shuhua.

"Lo belum dijemput?"

"Udah sih, tapi Ayah nggak apa-apa kalau cuma nungguin sebentar."

"Jangan, lo duluan aja."

boyfie •bang yedamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang