thirty four

94 10 0
                                    

Hari ini, hari dimana aku akan wisuda dan gelarku sebagai siswa akan lengser. Pagi buta tadi, mama sigap membangunkanku. Aku sudah sarapan, mandi, dan berdandan. Mama membantuku memilihkan warna-warna make-up yang cocok untuk kupakai di hari wisuda ini.

Rambutku di gelung, tapi bukan gelung tradisional yang tinggi dan padat itu. Mama yang menatanya, ia menyisakan beberapa anak rambut dan memakaikanku aksesoris rambut berupa tiga jejer bunga untuk mengunci gelunganku. 

Selesai menata rambut, aku mengenakan kebaya dan jarik span yang senada lalu mengambil sepatu hak setinggi tiga centimeter dari dalam box. Aku berlarian kecil turun kebawah menghampiri Mama dan Junghwan yang sudah siap dengan stelan baju mereka. 

"Le, look at me. It's your graduation day, bring your good mood, happy, smile, and cheer, okay?"

Aku mengacungkan jempolku dan menganggukkan kepala.

Tak perlu berlama-lama, kami segera berangkat menuju sekolahku. Para wisudawan dan wisudawati dikunpulkan di auditorium bagian depan, sedangkan wali menyaksikan dari belakang.

Aku duduk di samping Soojin karena absen kami atas-bawah. Ah, kami memang duduk urut absen agar bisa teratur dan lancar ketika pemberian map wisuda serya pengalungan samir nanti.

Seperti wisuda sekolah pada umumnya yang sejak awal masuk ke auditoriun sudah disambut dengan musik tradisional gamelan, kemudian sambutan-sambutan, pembacaan doa dan penampilan dari grup paduan suara.

Lama, tetapi hebatnya aku terus tersenyum dan menikmati rangkaian acara wisuda ini.

Soojin menyenggol kecil lenganku, dia berbisik, "happy banget kelihatannya, Kak."

"Iya dong. Kata mama gue bring your good mood, happy and cheer."

"Hahaha iya. Asik bener dah mama lo. Btw lo ikutan prom kan lusa?"

"Enggak, Jin. Gue mau persiapan buat tes masuk ESMOD."

"Oh, iya-ya. Tinggal bentar lagi, ya? Pokoknya best luck buat lo ya, Le."

"Yoi, thanks Jin."

Setelah percakapan kecilku dengan Soojin, kini waktunya acara inti yaitu purna siswa. Diawali dengan tiga siswa terbaik dari masing-masing jurusan dan Doyoung menjadi siswa terbaik kedua dari jurusan IPS.

Sewaktu nama Doyoung dipanggil, rasanya aku ingin berteriak, kepala suku kelas gue tuh!

Akhirnya, namaku dipanggil. Aku berjalan menuju panggung dengan jantung yang berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Aneh, padahal sewaktu gladi bersih aku tak merasakan apa-apa, kenapa sekarang gugup.

Dengan mendapat samir dan map wisuda ini, aku dinyatakan purna secara resmi. Artinya, sekarang aku bukan siswa lagi. Semoga statusku bisa segera berganti menjadi mahasiswa.

Sesi foto, tak mungkin kulewatkan. Aku berswafoto dengan Mama dan Junghwan, kemudian Yuqi, Lucas, Doyoung, Soojin dan  teman satu kelas ku.

Setelah itu sebenarnya Mama mengajakku pulang, tetapi aku bilang belum ingin pulang dan meminta Mama untuk duluan jika ia punya urusan kantor.

"Doyoung  lo keren abis dah! Tadi waktu lo maju gue pengen teriakin kalau itu ketua kelas gue hahaha," kataku pada Doyoung.

"Ya emang," balas Doyoung.

"Oh iya, gue udah pernah bilang di chat tapi ga afdol aja kalau ga di katain langsung, congrats ya lo udah diterima di UI. Tapi it's my dream mas, not yours!"

"Ebuset, korban sinetron lu!" Doyoung tertawa mendengar aku mengutip ucapan ikonik Kinan dari series Layangan Putus. "Thanks, Le. Lo juga ya gue tunggu kabar baiknya! Let's soon be a mahasiswa!"

"Amin, doain ya! Oh, gue ke Yuqi ya Doy, bye!"

Aku mengajak Yuqi untuk memutari sekolahan. Selagi aku masih punya kesempatan akses bebas, aku ingin melihat lagi tempat dimana dulu aku menghabiskan waktuku.

"Melankolis banget lo hari ini, Le, sampai keliling sekolah segala," ledek Yuqi.

"Mumpung, Qi. Kalau udah jadi alumni besok mau kesini tanpa alasan kan ya canggung."

"Yajuga sih," Yuqi mengangguk-angguk setuju. "Tapi ini lo serius ga ikut prom night? Yaah, terus gue sama siapa besok?"

"Enggak, Qi. Lo kan punya Lucas juga."

"Ih, sehari aja, Le. Gue juga sama kayak lo belajar buat SBM, kok."

"Enggak ah, Qi, sorry ya. Takut ke-distrac."

Yuqi mengerucutkan bibir lalu menghela napasnya. "Yaudah deh, gimana baiknya buat lo aja."

"Oh! Oh! Tuh lihat, Haruto kesini!" Yuqi menunjuk seorang lelaki dengan pakaian rapih kemeja putih dan celana kain tengah berjalan menuju arah kami. "Gue kayaknya pergi aja. Good luck, Le!"

Haruto tersenyum, tangan kanannya membawa sebuah buket bunga yang kemudian diberikan padaku. "Happy graduation, Kak."

Aku balas tersenyum dan berterimakasih padanya.

"Habis ini ada rencana, Kak?"

"Hmm, mau males-malesan sehari penuh."

"Gue pesenin pizza limo mau?"

"Yang satu meter itu?"

"Yup."

"Mau, tapi split bill ya. Kalau ngga gitu, gue berasa malakin anak orang."

Haruto masih dengan senyum tipisnya itu membalas, "yaudah iya."

"Ngohey. Lo nawarin gue tumpangan ga hari ini? Kalau nggak, boleh gue minta tumpangan?"

"Nggak perlu bilang kalau lo mah, Kak. Tinggal naik, gue anter ke mana aja. GoRuto driver selalu siap siaga."

"Pfft, GoRuto apaan."

"Yaudah yuk, Kak, gue anter pulang. Alamatnya sesuai aplikasi ya, Kak."

"HAHAHAH."

b o y f i e
Bang Yedam

b o y f i eBang Yedam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
boyfie •bang yedamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang