boyfie •bang yedam

twenty six

12 IPS 1 (46)

Pak Dowoon Siang.
/read by 28

Pak Dowoon :)

Doyoung Siang, Pak!
Doyoung Ada apa nih, Pak?

Yohan Kiw, ad ap nie.

Pak Dowoon Sebentar lagi liburannya habis loh, anak-anak.

Heuningkai Pa mksd.

Beomgyu Pak Dowdow umur berapa?

Pak Dowoon 26.
Pak Dowoon Kenapa memangnya?

Beomgyu Masih muda kok udah blabur (*Blabur = rabun dalam bahasa Jawa.)
Beomgyu Jelas-jelas masuknya masih tanggal 3 Januari.

Doyoung Woy :)

Yohan Lambemu, Beom.

Pak Dowoon Gapapa.
Pak Dowoon Daripada kamu, masih remaja tapi pikun, Beom.
Pak Dowoon Seminggu lagi 3 Januari loh, ya.

Soojin Ya, Pak.
Soojin Jadi intinya?

Pak Dowoon Sedih anak-anakku tidak mau diajak basa-basi :(

Heuningkai Basa.

Beomgyu Basi.

Pak Dowoon Intinya, kalian harus setoran kampus dan jurusan ke guru konseling.
Pak Dowoon Tolong dipikirkan baik-baik, dimantapkan lagi pilihannya. 
Pak Dowoon Selain itu, besok siswa yang eligible untuk mendaftar SNMPTN akan diumumkan urut secara pararel.

Minnie Wajib, Pak?

Pak Dowoon Ya. Wajib untuk semua siswa kelas duabelas.
Pak Dowoon Kalau ada yang tidak ingin melanjutkan kuliah, mendaftar POLRI, TENKES, atau kesipilan, semua harus konsul.

Yohan Ok.

Pak Dowoon Kelas kita guru pembimbingnya Pak Jae, ya.

Doyoung Ya, Pak. Terimakasih infonya.

Setelah paham inti pembahasan di grup chat kelas, aku meletakkan ponselku ke meja, lalu kembali fokus dengan buku latihan soal masuk ke perguruan tinggi. Sayangnya, aku seperti sedang tak diizinkan belajar. Junghwan tiba-tiba berlarian rusuh dari luar menghampiriku.

"KAK!" hebohnya.

"Hm?"

"KAK!"

"Apa?!"

"Kalau ada yang bicara lihat matanya!"

"Iya-iya, udah. Apa?"

"Itu diluar Mama dateng bawa om-om!"

Aku melotot dengan kedua tanganku yang refleks melempar bantal sofa mengenai wajah Junghwan. "Mulutnya!"

"Serius-"

Persis seperti yang dikatakan Junghwan, Mama tiba-tiba masuk kedalam rumah diikuti oleh seorang pria dewasa dibelakangnya. 

Melihatnya aku semakin melotot, mulutku menganga tak percaya.

Siapa dia? Jangan-jangan dia lelaki yang pernah ingin Mama kenalkan padaku? Atau dia kekasih Mama? Atau malah calon ayah baruku?

Ayah baru? Haha, kocak.

Mama memanggilku. Beliau memintaku membantunya membuatkan hidangan untuk sang tamu. 

Aku mengiyakan, meski tubuhku bergerak setengah hati.