B O Y F I E
Bang YedamAku melambai riang pada sesosok laki-laki yang sudah lama sekali tak pernah kulihat. Terkhir aku bertemu denganya saat reuni angkatan sekitar ... dua tahun yang lalu, mungkin?
"Yo, Asahi!" sapaku.
Asahi tersenyum tipis. Dia mengangkat sebuah paper bag yang berisi double beef burger dan teh tarik yang dijanjikannya. "Junghwan dirumah, kan?"
"Iya, ada di dalam. Sama Jeongwoo juga."
"Jeongwoo?" Asahi memiringkan kepalanya bingung. Ketika ingatannya tentang Jeongwoo kembali, Asahi menyeletuk, "ah, yang dulu main sepeda terus jatuh di sungai itu, ya?"
"Iya, bener. Hahaha, kenapa yang diingat-ingat itu sih?" Setelah puas tertawa, aku mempersilahkan Asahi masuk kedalam rumahku. Karena kupikir Asahi bukanlah orang asing untukku, aku memintanya menunggu di sofa depan televisi ruang keluarga, bukan ruang tamu.
Sementara aku akan menyimpan makanan pemberian Asahi dan menyajikan snack kecil untuknya. Dulu, sewaktu Asahi kemari, dia selalu memintaku untuk membuatkannya susu dicampur dengan madu dan strawberry yang sudah dihancurkan. Karena itu, pulang sekolah tadi aku sengaja pergi ke toko buah membeli strawberry segar dan madu.
Kalau soal susu full cream mah, aku selalu memliki stok. Kalau tidak begitu, Junghwan pasti akan merengek tidak bisa tidur. Bayi? Memang.
"Bang Asahi? Bener kan ini Bang Asahi?" teriak Junghwan heboh. "Jongu! Turun deh lo, lihat siapa yang dateng!"
Aku menggelengkan kepalaku tak habis pikir. Bagaimana bisa adikku lebih excited bertemu dengan Asahi daripada aku yang merupakan teman dekatnya.
Begitu pula Jeongwoo. Ternyata dia juga masih mengingat Asahi dengan baik. "Apaan si-wow, Bang Sahi! Ini dia pro-player mobile legend kebanggaan kita!"
"Minggir kalian. Gue baru ada urusan bisnis sama Asahi," potongku.
"Nanti aja. Bang Sahi biar mabar sama kita dulu," tolak Jeongwoo diikuti anggukan setuju dari Junghwan.
"Yang nanti itu justru mabarnya, bego. Urusan gue lebih penting."
"Yaampun Kak, lo tega banget sama kit—"
Aku menyela kalimat Junghwan, "ada dua burger di meja, kalian mau?"
Nah, setelah memberikan 'sogokan', mereka berdua lantas diam dan menikmati burger pemberian Asahi dengan hikmat di meja makan tanpa menggangguku. "Diminum dulu. Gue buatin minuman kesukaan lo, nih."
"Lo masih sama, ya," kata Asahi.
"Yah ... begitu lah." Aku mengendikkan bahu tidak terlalu memikirkan perkataannya. "Omong-omong, gimana kabar lo? Maaf ya sekalinya gue hubungin lo, malah mikirin keperluan sekolah gue."
Bukannya bagaimana, aku segan menghubungi Asahi karena aku tahu dia juga memiliki seorang pacar. Bahkan Asahi sudah berpacaran dengan gadis itu sejak kelas dua SMP.
Sebisa mungkin aku menahan diri untuk berkirim pesan dengan Asahi, agar aku tidak menjadi lalat penganggu hubungan mereka.
Kalau saja aku kenal dekat dengan gadis Asahi, aku tidak akan sampai seperti ini. Sayangnya, bertatap muka langsung dengannya saja tidak pernah.
"Iya sih."
"Maaf ya."
"Nggak apa-apa. Lagian salah gue juga yang nggak pernah kirim chat duluan ke lo." Asahi kemudian mengeluarkan buku katalog kostumnya, lalu menyerahkannya padaku. "Ini katalognya."

KAMU SEDANG MEMBACA
boyfie •bang yedam
FanficThere is no way for me to 'unlove' him. -Helen Started 18 September 2020