"Widih, apa tidak mantap kelas kita ada tiga yang masuk sepuluh besar pararel?" teriak Yohan heboh. "Congrats para eligibles kelas kita! Semoga SNMPTN jadi jalan kalian masuk kuliah!"
"Selamat, Le," kata Soojin.
Aku tersenyum kemudian membalas, "lo juga, Jin. Congratsss!"
"Lo mau ambil apa dan dimana?"
Belum sempat aku menjawab, Soyeon menyeletuk, "jangan bilang lo mau nyusul Kak Yedam?"
Nah. Itu yang kupikirkan sejak lama. Universitas desain yang sudah mendapat restu dari Mama itu letaknya tidak memungkinkan aku untuk menglaju. Artinya aku tidak akan tinggal di rumah. Jika aku benar-benar mendaftar disana, bagaimana nasib hubunganku dengan Yedam? Sudah beda kampus, jauh pula.
Mungkin karena selama ini Yedam terus berada dekat denganku, aku jadi tidak percaya diri kalau harus berjauhan dengannya.
"Hm, pokoknya ada lah," jawabku akhirnya. "Maaf ya, belum bisa kasih tahu."
"Kalau lo gaada niatan gitu, biar gue yang nyusulin Kak Yedam."
Aku mengerlingkan mata, malas. Baru juga kelar liburan, udah mulai lagi jadi nenek lampir.
"Fix, gue yang bakal nyusul Kak Yedam ke kampus kuning!"
"Lo kenapa sih obsesi banget sama pacar gue? Naksir?"
"Ga."
"Yaudah, stop!"
"Gak bisa. Gue pingin ngambil dia dari lo meskipun nggak naksir."
"Sinting ya?!"
Soyeon hanya menjulurkan lidahnya, lalu pergi dari hadapanku. Sementara Soojin menggeleng pusing sambil menepuk bahuku, memintaku untuk sabar menghadapi Soyeon. "Tapi lo udah tentuin kan mau kemana dan ambil apa?"
"Hmm, udah ada kandidatnya. Cuma masih bingung bakal prioritasin yang mana."
"Gitu ya?" Soojin mangut-mangut mengerti. "Lo harus cepet-cepet ya, Le. Ntar kalau masih bingung waktu konsul, bisa kena semprot Pak Jay sehari-semalam!"
Pada semester terakhir di sekolah menengah, KBM yang berjalan tak banyak berbeda dari kbm sebelum-sebelumnya. Materi dari guru sudah pasti, dan soal latihan juga ada. Mungkin yang sedikit membedakan adalah, diadakannya post-test di lima belas menit terakhir pada mata pelajaran wajib (matematika, bahasa indonesia, bahasa inggris), dan mata pelajaran jurusan (IPS = sosiologi, geografi, ekonomi).
Kata guru kesiswaan, tujuannya untuk membantu siswa menggenjot materi UTBK. Tipe soal post-test-nya memang sama dengan tipe soal yang sering aku kerjakan di tryout-tryout UTBK.
Okelah, aku setuju dengan program ini. Tapi setiap aku selesai mengerjakan post-test-nya, kepalaku serasa mengeluarkan asap panas.
Apalagi hari ini. Jadwal baru hari kamis milik kelasku, isi mapelnya seperti berniat membunuhku. Sejak pagi, kelasku sudah disapa oleh ekonomi. Kemudian sosiologi, bahasa indonesia, dan penutupnya matematika. Ah mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
boyfie •bang yedam
FanfictionThere is no way for me to 'unlove' him. -Helen Started 18 September 2020