4 | TERLUKA

15.8K 946 29
                                    

Jangan lupa Vote and Comment ya ❣️

Happy Reading
.
.

"ANAAA!"

BYUR

Seorang lelaki tanpa pikir panjang segera menceburkan dirinya ke danau dan berenang menghampiri Hana yang mulai terlelap oleh air danau hingga tinggal pelipisnya saja yang terlihat.

Hana merasa sudah tidak dapat merasakan oksigen di dadanya. Rasanya hidung dan dadanya sudah terisi oleh air danau.

'Kak Ara maafin Ana.'

Saat hendak menutup matanya. Ia merasakan sebuah tangan menggenggam pergelangan tangannya dan menarik tubuhnya ke atas air.

Lelaki itu berenang mendekati pinggiran danau. Setelah sampai ia mengangkat tubuh Hana dan meletakannya ke sisi danau. Ia segera menyusul Hana dan berjongkok disamping tubuh Hana. Tanpa pikir panjang ia segera menekan dada Hana dengan kedua tanganya. Ia berusaha mengeluarkan air yang mengisi dada Hana.

Tidak ada pergerakan dari Hana walaupun sudah tiga menit ia melakukan pertolongan pertama. Mama, Papa dan Bunda masih berada di ruang tamu dan tidak mengetahui akan hal ini. Ia ingin menghampiri mereka dan memberitahukan hal ini, tapi ia takut waktunya tidak cukup.
Hara pun dari tadi hanya mematung sambil membekap mulutnya dan menangis . Hara masih terkejut atas apa yang terjadi.

Tangan lelaki itu bergetar hebat. Ia khawatir pada Hana. Ia takut Hana akan meninggalkannya. TIDAK! itu tidak akan pernah terjadi.
Ia berusaha mengingat apa yang pernah Papanya ajarkan untuk memberikan pertolongan pertama.

'Papa bilang untuk memberikan pertolongan pertama kita harus tekan-tekan dadanya. Kalo masih ga berhasil. Papa bilang kita harus...'

Tanpa pikir panjang lelaki itu segera membungkukan badannya. Wajahnya yang tampan perlahan mendekati wajah cantik Hana. Wajahnya terus mendekat pada wajah pucat Hana.

CUP

Bibirnya mendarat sempurna di atas bibir mungil Hana yang terasa dingin namum kenyal. Perlahan tapi pasti ia mendorong nafasnya dan ia salurkan pada bibir Hana yang menempel pada bibirnya. Lelaki itu sesekali menekan dada Hana dan memberikan nafas buatan untuk Hana. Hal itu terus terjadi sampai-

"Uhuk! Uhuk!" Hana memuntahkan air dari mulutnya setelah lelaki itu melepaskan pangutan bibirnya dari bibir Hana. Laki itu bernafas lega dan menepuk-nepuk punggung Hana membantu Hana mengeluarkan air yang ada di dadanya.

Suara langkah kaki mengalihkan perhatian mereka.

"Ana! Ya Tuhan! Ada apa denganmu nak?!" Ku dengar suara Bunda, ia mendekatiku lalu memeluku tanpa mempedulikan bajunya yang basah terkena badan Hana yang basah kuyup.

"Sayang! Ada apa dengan Hana? Apa yang terjadi sayang?" Mamanya bertanya pada lelaki itu. Mamanya segera memeluknya dan mengelus rambutnya yang basah.

"Tanya saja pada dia!" Ucapku seraya melirik sinis pada kembaran Hana yang masih terpaku di tempatnya.

"K-kak, ka Ara ga salah," Hana bersuara setelah diam dari tadi.

"Ana! Dia itu udah-" perkataan lelaki itu terpotong oleh Papanya.

"Sudah sudah lebih baik sekarang kita masuk ke dalam dan berganti pakaian, pakaian kalian basah nanti kalian bisa masuk angin. Ayo!"

oOo

Kini aku memegang nampan yang diatasnya terdapat piring berisi ikan goreng dan sayur kangkung. Makanan sederhanan yang sering kami makan. Sebagai anak panti asuhan kami tidak bisa mengharapkan makanan yang mewah. Paling hanya sesekali kami dapat makan makanan mewah ketika ada seorang yang berbaik hati menyumbangkan sumbangan pada kami baik makanan, sembako ataupun pakaian.

BAD DANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang