6 | BERTEMU

16.1K 1K 21
                                    

Haiii! Ayo dong Vote and Comment biar semangat gitu nulisnya :)

.
.
.

Happy Reading

oOo

10 tahun kemudian

.
.
.
.

"Bunda Hana berangkat dulu ya bun!" Ujarku agak sedikit berteriak pada Bunda yang berada di dapur. Pasti di dapur bunda sedang memasukan kue-kue basah ke dalam keranjang plastik yang biasa digunakan untuk menyimpan kue-kue basah.

"Iya nak! Hati-hati ya Na!" Kata Bunda ikut berteriak.

"Siap bun!"

Ku buka pintu rumah dan ku hirup udara pagi yang begitu menyejukan. Saat ini aku memakai kaus bergambar minnie mouse kartun kesukaanku sejak kecil. Ia juga memakai skiny jens berwarna hitam di padukan dengan tas selempang simpel yang menambah kesan polos untuk dirinya. Dan jangan lupakan wajahnya yang cantik dengan mata coklat bulat. Hidung mancung tapi mungil di padukan dengan bibir kecil nan ranum berwarna pink merekah menambah kesan imut untuk dirinya yang postur tubuhnya lumayan tinggi yaitu 164 cm.

Aku melangkahkan kakiku menyusuri jalanan gang yang hanya cukup untuk dua motor lewat. Kadang ku miringkan badanku ketika satu dua motor lewat. Beberapa kali ku sapa ibu-ibu atau bapak-bapak yang lewat atau hanya sekedar menongkrong di depan rumahnya.


Ku langkahkan kakiku keluar dari gang sempit tadi. Setelah keluar dari gang dapat kulihat jalan raya yang sudah dipadati motor maupun mobil. Aku menyebrangi jalan lewat zebra cross yang ada ketika lampu rambu lalu lintas berwarna merah. Aku terus melangkah melewati bangunan bangunan hingga pertokoan di sisi jalan.

Beberapa kali para pejalan kaki memanggilku untuk membeli kue-kue basah yang ku jual.

Hari menjelang siang. Matahari tepat berada diatas, memancarkan sinarnya yang begitu menyengat. Saat ini aku sedang duduk di kursi halte. Ku usap peluh yang membanjiri pelipis ku dengan salah satu tangan. Hari ini cuaca cukup terik. Seakan membakar siapa saja yang ada di bawahnya. Beberapa pedagang berlalu-lalang melewati pinggiran jalan. Mataku tak sengaja menangkap seorang pedagang eskrim yang sedang di kerubuni oleh para pembeli.

Hana meneguk air liurnya, rasanya ingin sekali ia membeli eskrim itu.

Sangat cocok dengan cuaca yang sedang sangat terik ini.

Aku membuka tasku dan mengambil uang hasil jualan tadi. Kuhitung uang-uang ini dengan teliti takut ada yang menyelip. Kan sayang kalo nyelip tapi ga keliatan. Setelah kuhitung ada sekitar sembilan puluh lima ribu.

"Syukurlah lumayan banyak," gumamku sambil ku sunggingkan senyum manis. Pandanganku ku tolehkan kembali pada pedagang eskrim.

'uang buat kebutuhan ibu jangan di jajannin.' ucap Hana dalam hati.

Ketika aku hendak memasukan kembali uang itu kedalam tasku. Namun seseorang merampas paksa uang yang ada digenggamanku. Kejadiannya begitu cepat terjadi. Aku terdiam bagai orang linglung. Ku lihat seorang anak kecil berlari menjauhiku dengan seluruh uangku yang berada di genggamannya.

Aku terdiam memikirkan sesuatu. Uangku hilang dan anak itu berlari dengan membawa uang.

"HEI UANGKU!" aku baru dari pemikiran lemotku.

BAD DANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang