3. Setan tampan

143 34 16
                                    

Jangan lupa vote dan komen cerita ini.

Tolong kerja samanya untuk readers tercinta, karena cerita ini diikutsertakan dalam challenge menulis.

Enjoy reading ... koreksi kalau ada typo atau salah.

3. Setan tampan

Dan bumiku terguncang ketika kau tertawa.


Sore itu hujan deras mengguyur kota, membasahi bumi dengan lancarnya, membuat Luvina terjebak di depan supermarket sembari memeluk diri.

"Hai, sendiri saja?" Pria dengan mantel cokelat tiba-tiba sudah berada di samping Vina.

Sudah tahu kenapa bertanya?!

Gerutu Vina dalam hati. Gadis itu menyeret kakinya menjauh ke samping kanan.

Tidak memperhatikan sekitar, dia justru menubruk bahu seseorang.

Mendongak.

Wajah cantik itu memucat seketika, bibirnya gemetar, keringat dingin mulai membasahi pelipisnya.

Di depannya seorang pria bertubuh besar, berambut kriting dan berkulit gelap menunjukan deretan giginya yang sudah tidak utuh lagi.

"Ada apa cantik?" tanya pria itu keheranan.

Vina menyentuh perut ratanya yang melilit.

Rasa cemas seakan mencekiknya.

Tubuh Vina mulai gemetar. Rasa takut itu kian mencekam.

Detik berikutnya gadis berambut hitam itu berlari menjauh dengan sisa tenaganya. Menghiraukan panggilan si pria buruk rupa yang tampak mengkhawatirkannya.

Gawat.

Tubuhnya mulai terasa gatal, perutnya juga semakin melilit.

Hoek!

Hoek!

Hoek!!

Vina mengeluarkan seluruh isi perutnya di ujung teras supermarket. Wajahnya semakin pasi. Hingga gelak tawa seseorang membuatnya menoleh.

Tangan kurus itu refleks membekap mulutnya sendiri. Begitu pun dengan pria tampan di hadapannya yang langsung merapatkan bibir--menghentikan tawa.

"Sultan," panggil Vina pelan, nyaris 'tak terdengar.

Sultan berdeham satu kali kemudian mengulurkan kopi cup di tangannya pada Vina. Masih tidak percaya ada manusia yang muntah hanya karena melihat orang jelek. Cewek itu benar-benar sesuatu.

Vina masih mematung di tempatnya, 'tak bergerak seinci pun dari tempatnya berdiri.

Delusi kah?

Sultan berdecak pelan, "ambil."

Manik hijau itu mengerjap 'tak percaya. Ini benar-benar Sultan? Dan dia tadi tertawa? Sungguh?

Lalu mengapa bumi seakan berguncang?

Astaga-

"Kau tadi tertawa?" Vina memastikan.

"Kalau iya memangnya kenapa?" Sultan menempelkan kopi hangat di tangannya ke pipi Vina. "Dasar wanita aneh."

Ini asli, ternyata makhluk tampan di hadapannya ini benar-benar nyata.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk Vina merekahkan senyumnya. Dengan gerakan pelan wanita itu mengambil kopi cup yang menghangatkan pipinya.

Cacophobia [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang