5. Terdampar di Tempat Yang Sama

116 30 9
                                    

Jangan lupa vote dan komen cerita ini.

Tolong kerja samanya untuk readers tercinta, karena cerita ini diikutsertakan dalam challenge menulis.

Enjoy reading ... koreksi kalau ada typo atau salah.

5. Terdampar di Tempat Yang Sama

Menggaruk tengkuknya yang 'tak gatal, Vina tersenyum canggung menatap wanita cantik yang merangkap sebagai orang tua dari Sultan.

Ini pertama kalinya Vina bertemu langsung dengan Shakie, momy-nya Sultan.

Dia mendapat bocoran nama wanita cantik itu langsung dari anak tunggalnya, Sultan Leonardo.

"Selamat malam Mrs," sapa Vina sesopan mungkin.

Shakie tersenyum. "Malam. Apakah Sultan membuatmu repot?" Wanita cantik itu melirik Vina yang basah kuyup dan kondisi Sultan anaknya juga 'tak jauh berbeda. 

"Tidak mrs, ngh ... ini hanya sebuah ketidaksengajaan?" ujar Vina kurang yakin. Entah kenapa ia merasa kalimatnya barusan begitu berantakan.

Shakie mengalihkan atensi pada putera tunggalnya. "Sultan ajak Vina berganti pakaian,"

"Hmm." Sultan hanya bergumam.

Kali ini Shakie menatap Vina. Wanita itu tersenyum lembut. "Jika sudah selesai kembalilah untuk makan malam bersama, sebentar lagi makan malamnya akan siap."

Vina mengangguk kecil, ikut tersenyum. Tidak menyangka kehadirannya disambut hangat oleh calon mertua.

Setelahnya Vina berjalan beriringan bersama Sultan meniti anak tangga. Dalam diam tanpa suara.

"Kau ganti saja pakaianmu di sini, aku akan mengganti pakaian di kamar mandi," kata Sultan saat mereka tiba di kamar pria itu. Berjalan menuju lemari mengambil beberapa pakaian, Sultan kemudian melenggang pergi.

Sultan yang nyaris membuka pintu kamar mandi, seketika menghentikan langkahnya ketika tangan Vina menarik ujung kemejanya yang basah.

Cowok itu menaikan alis--bertanya.

"Ak-aku harus mengganti pakaianku dengan apa?"

"Tentu saja dengan pakaian. Kenapa kau bertanya sesuatu yang sudah ada jawabannya?" jawab Sultan menyebalkan.

Vina mendengkus. "Dasar tidak peka! Kau tahu aku tidak membawa pakaian ganti!"

"Kau bisa seenaknya memakai kemejaku seperti biasa." Sultan mendelik dengan senyum mengejek.

Vina menggeram jengkel. Untuk pertama kalinya ia merasa ingin sekali mencakar wajah tampan pria di hadapannya.

"Ya sudah sana. Kenapa masih di sini." Vina kepalang emosi, tidak sadar telah mengusir si pemilik kamar itu sendiri.

Cewek berambut lepek itu segera mengambil kemeja dari lemari pakaian, memilih bahan yang lumayan tebal agar tubuhnya tidak teransparan. Vina juga memakai boxer milik Sultan yang panjangnya 'tak melebihi panjang kemeja yang ia kenakan.

Cacophobia [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang