Sebenernya saya lagi ada di titik buntu, gak ada ide buat nulis part baru dan gak ada mood wkwk
Makanya ... kalau kamu baca ini tolong vote dan komen sebanyak-banyaknya, gak ada yang salah dengan menghargai karya orang kok, apa lagi kalau kamu suka pada karya tersebut;))
Makasih untuk pengertiannya.
Happy reading ....
24. The Wedding
Waktu berjalan tanpa menimbulkan gerak, begitu cepat ... sampai tidak dapat ditebak.
Luvina duduk di tengah pesta sembari menyesap minuman. Malam ini si cewek Cacophobia mengenakan gaun berwarna merah yang bagian belakang gaunnya menjuntai menyentuh lantai. Dia tampak berkali-kali lipat lebih cantik dari biasanya.
Sesekali wanita itu menunduk--menatap ponselnya, atau memalingkan wajah ketika Safira menunjuknya dari kejauhan--mengenalkannya pada beberapa tamu undangan.
Dia benar-benar kesal setengah mati dan ingin segera mengakhiri pesta ini. Apalagi ketika melihat Alex yang terus mengumbar senyum, ingin sekali Luvina merobek bibir pria itu dengan cutter di dalam cluth-nya.
Adam juga sepertinya setengah hati mengikuti pesta pernikahan sang momy, terpaksa terus mengumbar senyum karena banyak rekan bisnisnya yang hadir malam ini.
Vina menguap bosan. Sampai getar ponsel membuatnya buru-buru menunduk. Satu pesan dari Helena.
From: Helena
Semuanya sudah siap.
Luvina menyeringai tipis, dengan segera dia melangkahkan kaki meninggalkan ruang utama di mana pesta berlangsung.
"Pastikan tidak ada yang melihatku," ujar Luvina ketika sampai di belakang gedung. Helena mengangguk.
"Seluruh akses ke belakang gedung sudah dicover dengan sempurna."
"Berapa orang yang terlibat?"
"Total enam orang dengan penyerang." Penyerang adalah kode rahasia untuk dua orang yang ditugaskan untuk menyebar bahan kimia yang mudah terbakar.
Vina mengangguk puas. "Untuk 'penyelesaian' biar aku yang melakukannya sendiri."
"Hm."
Luvina berjalan cepat ke arah utara. Memasuki lorong sepi, terus berjalan lurus hingga bertemu dua belokan yang lebih luas, Vina berhenti sejenak kemudian berbelok ke lorong sebelah kiri, dilangkah ke sepuluh wanita itu benar-benar menghentikan langkah. Mengeluarkan cutter di dalam cluth, lalu memotong kabel paling kecil di antara banyaknya kabel.
Setelahnya Luvina kembali menemui Helena. Sahabatnya itu tengah fokus menatap stop watch di tangan kanannya.
"Sepuluh detik lagi," ujar Helena. Vina mulai menghitung dalam hati.
Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan ....
Dihitungan kedelapan, Vina menyalakan korek yang ia terima dari sang sahabat.
Sembilan ...
Vina melempar koreknya, api langsung menyambar dan menimbulkan asap tipis.
Sepuluh.
Duarr!
Ledakan pertama berhasil menghancurkan nyaris seluruh bagian atap gedung.
Suara pekikkan dan tangisan terdengar gaduh.
Duarr!
Ledakan kedua, sebagian gedung hancur menciptakan bunyi kekacauan yang mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cacophobia [COMPLETED]
Romansa[Jangan lupa follow ya teman!] CERITA INI DIIKUT SERTAKAN DALAM CHALLENGE MENULIS BERSAMA MAGEIA PUBLISHER DAN LENTERA SASTRA CAKRAWALA Bagaimana rasanya jika mengidap fobia langka? Misalnya mengidap Cacophobia seperti Luvina Fernandez, mahasiswi se...