20. Bertemu Dengannya

71 19 11
                                    

Jangan lupa vote sama komennya, karena itu benar-benar moodbooster buat saya;))

20. Bertemu Dengannya

"Sultan! Kenapa tidak mau menjadi kekasihku?"

Sultan mendelik. Vina langsung merapatkan bibirnya, menahan tawa.

Ternyata pria itu memang menyenangkan untuk diusili. Kira-kira apalagi yang harus dia lakukan untuk membuat Sultan kesal ya?

Mengenai pernyataan cintanya pada Sultan, sebenarnya Vina tidak sepenuhnya iseng, karena sejak dulu Vina memang menyukai pria tampan itu.

"Sultan! Sultan!" panggil Vina riang, persis seperti anak kecil.

Sultan tidak menjawab. Pria itu justru mempercepat langkahnya. Baginya menghindari Luvina adalah pilihan terbaik, walau sering kali berujung gagal.

Vina spontan menoleh saat seseorang menarik bagian belakang bajunya.

Helena.

Cewek itu melotot buas membuat Vina menyengir lebar. "Halo Helena."

"Ke mana saja kau?" tanya cewek itu garang.

"Hanya makan."

"Sampai bolos kelas?"

"Sudahlah, tidak perlu kau perdebatkan." Vina mengibaskan tangannya.

"Ckk! Ikut aku," ucap Helena sembari menyeret si cewek cacophobia pergi.

"Lepaskan aku! Aku masih ingin bersama Sultan!" kesal Vina.

"Sultan yang tidak mau bersamamu!" tandas Helena kejam.

Vina mendesis. "Sejak kapan kau menjadi kurang ajar seperti ini, hah?!"

***

Sore ini langit tampak begitu cerah. Angin yang berembus menerpa wajah Vina, sanggup memberikan ketenangan.

Dia dan Helena jalan bersisian menuju sebuah  mall, karena Vina ingin membeli beberapa buku baru.

Sengaja turun beberapa meter dari mall karena Vina melihat anak kecil yang mengemis dipinggir jalan. Bocah laki-laki itu tampak kurus dan sangat 'tak terawat. Itu sebabnya, Vina memberikan beberapa lembar uang kepada bocah laki-laki itu untuk makan.

Helena sudah tidak kaget dengan sisi malaikat yang Vina miliki. Teman Vina yang lain mungkin akan pingsan jika melihat Vina berbuat kebaikan. Mengingat Vina terkenal sebagai gadis jahat bermulut kasar.

"Aku heran, kenapa wanita bodoh sepertimu senang membaca?" tanya Helena tiba-tiba, membuat Vina ingin menelannya hidup-hidup.

Wanita bersurai hitam mengangkat tangannya, memukul kepala Helena tanpa perasaan.

"Kau!"

"Apa?!" tantang Vina. Beberapa orang yang berlalu-lalang terkekeh melihat perdebatan kecil mereka.

"Kenapa kau memukulku?!"

"Harusnya aku yang bertanya, atas dasar apa kau mengataiku bodoh?! Nilaiku bahkan jelas lebih baik darimu!"

"Terserah kau saja!" sentak Helena. "Lagi pula tidak ada gunanya juga nilaimu lebih tinggi dariku jika kau masih saja menjadi wanita sinting!"

"Minta dihajar, hah?!" Napas Vina sampai memburu saking jengkelnya.

Helena mengantupkan bibirnya, berusaha untuk tidak terbahak.

Kini mereka sudah sampai di toko buku. Vina mulai menyusuri rak-rak buku dengan Helena yang mengekor di belakangnya.

Cacophobia [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang