.EMPAT LIMA.

351 26 0
                                    

  Pagi ini SMA Garuda seperti hidup kembali setelah satu minggu kehilangan gadis yang selalu membuat onar dan hari ini gadis itu kembali. Lihat saja sekarang, Relika langsung menarik perhatian semua siswa/i karena suara motor sportnya yang sangat menganggu.

    "Widih Ik, kok lo udah masuk sekolah?" Farel berseruh, cowok itu juga baru sampai dan langsung memberhentikan motornya disamping motor Relika.

"Meles gue lama-lama dirumah. Kasian juga gue ama si bongsor pasti dia kangen banget ama gue kan?" Relika terkekek. Kalau ditanya, Relika memang kesekolah demi bertemu dengan guru kesayangannya, siapa lagi kalau bukan Bu Yuna, tetapi tujuannya bertemu dengan guru itu adalah 'membuat Bu Yuna pusing'.

Farel ikut terkekek. "Serah lo deh, langsung ke  kelas yuk."

  Relika mengangguk, keduanya segera turun dari motor masing-masing dan berjalan beriringan kearah kelas, cukup menarik perhatian banyak siswa/i karena bagaimana pun, Relika seminggu lalu tidak terlihat dan sekarang gadis itu telah masuk sekolah.

  "Eh-Itu Ika, dia dari mana kok baru kelihatan?"

"Iya ya, Dia seminggu gak kelihatan kan?"

   "Katanya si, dia masuk RS,"

Relika memutar bola matanya malas, masalah ia tidak datang selama seminggu saja akan dijadikan bahan gibah cewek-cewek disekolah ini. Bagaimana jika Relika tidak datang setahun? Mungkin mereka bukan hanya mengibahkannya, tetapi membuat ia viral dimana-mana.

    "Sabar Ik, lo tau kan fens lo banyak." Farel terkekek, ia tau Relika tidak suka jika dibicarakan seperti itu karena baginya itu sama seperti mengurusi hidupnya.

"Tau kok, gue kan cantik gak kaya lo borok!" Relika menghibas rambutnya dan langsung melangkah cepat meninggalakan Farel.

     "Untung temen gue, kalau bukan udah  gue sumbumbanggin lo ke kotak amal." Farel  menatap punggung Relika yang mulai menjau, ia segera mengikutinya dari belakang karena tujuan mereka sama ke kelas 11IPS.9.

  Relika sampai didepan kelas 11IPS.9, kelas yang isinya semua orang sarap. Ia segera mengehembuskan nafas pelan dan melangkah masuk dengan berteriak. "MORNING CECAN KEMBALI!"

  "Buset dah Ik, jan teriak-teriak napa." Rama menegur, cowok yang duduk diatas kursi guru itu menatap kearah Relika.

"Napa lo? Gak senang gue teriak?!" Relika menatap tajam kearah Rama, masi pagi cowok itu sudah mencari masalah lagi.

    "Eh-Bukan gitu maksud g-"

"Bodoamat! Lo emang minta dihajar ama gue. Mumpung gue udah lama gak hajar orang, lo aja sini." Relika menggulung kedua lengan kemaja putihnya, sedagkan Rama yang melihat itu membulatkan matanya sempurnah.

  "Eh-Ik, gue bercanda doang tadi." Rama bangkit dari kursi yang ia duduki, ia mulai panik jangan sampai Relika benar-benar menghajarnya.

"Gak! Tadi lo bilang apa? Lo gak suka gue teriak kan? Sini lo gue buat gak bisa mendengar sekalian." Relika membuang begitu saja tas ranselnya dan segera melangkah mendekat kearah Rama.

   "Elah Ik, lo jangan gini dong. Gue kan bercanda doang." Rama mulai panik, ia tidak ingin babak belur lagi karena Relika.

"Gak! Pokonya gue pengen buat lo gak bisa  dengar, SEKARANG!" Relika menatap tajam kearah Rama, ia mulai mendekat tetapi Rama langsung berlari kearah sisi lain meja, jadi sekarang mereka terhalang oleh meja guru.

   "Ik, lo gak kasian apa ama gue? Yakali gue gak bisa dengar." Rama membujuk lagi.

"Gak! Sini lo." Relika langsung berlari dari sisi kiri meja, membuat Rama cukup kaget tetapi ia bisa kabur deluan, walaupun Relika sempat menahan lengan kemeja putihnya.

RELIKA (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang