Denting lonceng yang berada di atas pintu kafe berbunyi kala Saka mendorong pintu yang 90% terbuat dari kaca itu. Lagu dari Bruno Mars dengan judul Lazy Song menyambut kedatangan Saka.
Saka mengedarkan pandangan, mencari seseorang yang ia ajak bertemu. Saka harus bergegas sebab satu jam lagi pesawatnya take off.
Kaki Saka bergerak kala orang yang ia cari tertangkap oleh indra lihatnya.
"Silakan duduk," ujar orang itu. Saka menarik kursi tepat di depannya.
"Siapa sangka, orang yang nggak mengakui gue sebagai teman ngajak gue ketemuan," lanjut orang itu, dia Bayu.
Saka memilih untuk tidak menyahut. Dia tidak punya waktu untuk basa-basi.
Saka harus segera berangkat ke Bali untuk meninjau proyek di sana."Di mana Ana?" tanya Saka pada intinya.
Bayu menarik satu alisnya, kemudian dia tertawa nyaring mendengar pertanyaan Saka.
Ada yang lucu di sini? Pikir Saka.
"Kenapa lo tanya itu ke gue?" Bayu balas bertanya.
"Karena lo tetangga dia," jawab Saka tenang.
"Tapi lo bosnya," Bayu tidak mau kalah.
"Dan lo juga mantannya," tambah Bayu. Membuat Saka terdiam untuk sesaat dengan ekspresi tajam.
"Lo juga man--" ah, sudahlah. "Di mana Ana?" tanya Saka sekali lagi.
Saka tidak ingin pertemuan ini sia-sia. Dengan susah payah dia mencari kontak Bayu untuk mengatur jadwal pertemuan ini. Dan Saka juga telah menurunkan harga dirinya demi menemui Bayu. Jadi pertemuan ini tidak boleh berakhir sia-sia.
Sungguh, Saka tidak dapat menahan diri untuk mengetahui di mana Ana berada. Sepuluh hari tidak masuk kantor? Ck, yang benar saja.
"Kenapa lo nyari Ana?" kini Bayu yang bertanya.
"Dia bolos bekerja sudah beberapa hari," jawab Saka seadanya.
Bayu tertawa, lagi. "Masalah karyawan bolos apa memang bosnya langsung yang turun tangan di kantor lo?"
Saka diam.
"Mau pesan apa?" tanya Bayu basa-basi.
Yang dibalas Saka dengan raut wajah yang menunjukkan bahwa ia tidak ingin berlama-lama.
Saka mengurut pangkal hidung, ia lirik jam rolex yang terpasang di pergelangan kirinya. Waktu Saka semakin sempit. Saka tidak ingin berangkat ke Bali dengan beban tentang Ana.
"Ana pulang kampung," terang Bayu tenang.
Saka kembali memfokuskan pandangan pada Bayu. "Oh ya?"
Bayu mengangguk. "Lo merasa kehilangan?"
Saka merasa tidak perlu menjawab pertanyaan Bayu ini. Laki-laki itu tidak harus tahu rasa milik Saka.
"Saya permisi dulu."
Dengan gerakan cepat Saka bangun dari duduknya. Ia perbaiki jasnya yang terasa berantakan, walau jas mahal Saka terlibat baik-baik saja di badannya.
Hari ini Saka sangat berwibawa dengan stelan kantor berwarna biru tua. Dan Bayu terlihat keren dengan kemeja abu-abu dan celana bahan. Mereka akan menjadi geng hits jika seandainya berteman baik.
"Gue mau perjuangkan Ana," ujar Bayu sebelum Saka pergi.
Saka melirik sekilas. Menatap dalam tanpa suara.
Tanpa memberi tanggapan Saka berjalan pergi. Tidak memberi salam perpisahan yang manusiawi pada Bayu.
Ana pulang kampung. Baiklah, Saka tenang mendengarnya. Tenang sebelum Bayu mengatakan ingin memperjuangkan Ana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan tapi Menikah
Teen FictionHarga diri Ana jatuh pada titik terendah. Ana harus menerima kenyataan bahwa kantor baru tempatnya bekerja dipimpin oleh sang mantan. Jika hanya sekedar mantan tidak masalah, namun dia adalah sosok mantan yang pernah Ana khianati dulu. Dia adalah Sa...