42 - Mantan Tapi Menikah

175K 16.7K 3.7K
                                    

Saran aku dengerin lagu Sam Smith yg judulnya too good at goodbyes waktu baca part ini. Lagu nya pas banget sih menurut aku.

Aku sudah terbiasa dengan perpisahan.
___

Saka memijat pelipisnya yang terasa pening. Masalah proyek di Bali semakin runyam, jika sampai gagal maka perusahaan akan rugi besar. Para pemegang saham utama juga gencar menekan Saka untuk segera menemukan jalan keluar.

Dengan berani Saka mengambil langkah untuk menjual beberapa aset perusahaan. Kemudian ia mengajukan pinjaman untuk menutupi keperluan mendesak. Dan setelah keadaan cukup stabil Saka akan mengajukan utang luar negeri, Saka akan berusaha menggaet investor asing.

Jika semua berjalan sesuai rencana Saka, maka keadaan internal perusahaan akan kembali aman.

Semudah itu menyelesaikan masalah kantor baginya, namun tidak untuk urusan hati.

Pukul delapan malam, kantor sudah sangat sepi. Dan Saka masih berkutat dengan pekerjaannya. Beberapa minggu berlalu sejak Ana pergi, hanya pekerjaan yang Saka jadikan pelarian untuk mengalihkan pikirannya.

"Asssh," Saka meringis. Kepalanya terasa semakin sakit.

Dan laki-laki itu mengakhiri pekerjaannya di pukul 10 malam. Langkahnya bergerak lambat meninggalkan ruang kerja.

Saka berhenti saat melewati meja kerja Ana yang kosong. Bibir Saka menciptakan senyuman sinis dengan perasaan yang tiba-tiba saja mengeras.

Perempuan itu memilih pergi.

Meninggalkannya.

Di antara kesunyian malam Saka kembali melangkah. Menelusi lorong rindu yang diam-diam menyelinap dalam hatinya. Sebagian hatinya meneriaki nama Ana, lalu sebagiannya meminta untuk menyerah saja pada keadaan.

Dan waktu terus berlanjut. Bersama Saka yang diam-diam masih mengharapkan kehadiran Ana.

Di antara kegalauan hatinya bahkan tanpa sadar Saka menghubungi perempuan itu. Mencari diam-diam. Namun tidak ada yang ia dapat.

Hingga Saka tiba pada titik lelahnya. Ia lelah mencari Ana. Lelah mengharapkan. Dan lelah berimajinasi bahwa Ana akan tiba-tiba muncul di hadapannya.

Poros hidupnya hanya berputar dalam kehampaan dan sedih.

Saka muak. Dia ingin menyerah dan berhenti saja pada Ana.

"Udah ada kabar dari Ana?" tanya Ayah Saka.

Saka menggeleng sebagai jawaban.

"Kamu benar-benar ditipu sama perempuan itu, Saka!" Ibunya lebih memilih menyambut Saka yang baru pulang bekerja dengan nada sinis.

Sejak beberapa waktu terakhir Saka memang lebih sering pulang ke rumah orangtuanya dibandingkan apartemen.

"Keluarga Maria marah besar," kata ibunya.

Saka tidak ada minat untuk mendengarkan apapun itu tentang Maria.

"Temui Maria secara langsung dan--"

"Ma," potong Saka lelah. "Aku gak mau!"

"Saka," desis ibunya.

"Biar Saka selesaikan masalahnya sendiri. Dia sudah dewasa," lerai Ayah Saka.

"Dewasa apanya?! Membedakan mana yang baik dan mana yang buruk saja dia tidak bisa! Kalau memang Saka dewasa pasti dia dapat menilai dengan mata dan kepalanya sendiri betapa buruk Ana," jelas Ibu Saka dengan menggebu.

Mantan tapi MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang