44 - Mantan Tapi Menikah

176K 19.1K 8.4K
                                    

Aku mulai kehilangan kendali, kau kembali mengusik lagi.
_______


"Ana!"

Langkah Ana terhenti. Sedetik kemudian ia merasakan tangan kirinya ditarik paksa oleh seseorang, membuat Ana berjalan dengan tergopoh sambil menarik kopernya. Heels yang Ana pakai beradu keras dengan lantai bandara.

"Saka, lepas!"

Genggaman itu semakin mengerat. Tarikan Saka nyata.

"Lepas!" Ana menyentak tangannya dan coba berontak. Saka menarik Ana ke sudut bandara yang tidak begitu ramai dilalui orang.

Ana meringis dan menatap nestapa pada pergelangannya yang memerah. Ia usap bekas genggaman Saka itu, rasa hangatnya masih tertinggal.

Mata Saka menyorot tajam. "Anda adalah perempuan paling egois yang pernah saya temui!"

Satu tahun berlalu sudah. Saka kira sudah usai, namun nyatanya ini tidak akan pernah usai. Dunia Saka terus berputar, tapi tidak dengan hatinya yang tetap diam.

"Setelah sehari, sebulan, setahun kita jalani hidup yg berbeda. Dan tiba-tiba muncul seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Saya tidak tahu, waktu terus berputar tapi perasaan ini berhenti."

Jantung Ana berdebar keras. Gue udah move on! bisik Ana dalam hatinya.

"Datang seenaknya. Situ sehat?!" Saka melangkah semakin dekat dan berhenti tepat satu meter di depan Ana.

Bola mata Ana beradu dengan indra lihat Saka. Setahun tidak bertemu nyatanya debaran ini masih saja ada. Dan mungkin tidak akan pernah hilang.

"Minta maaf!" suruh Saka.

Mata Ana berkaca-kaca.

"Minta maaf saya bilang!" Saka membentak sembari menghempaskan kopernya. Bagus, kini beberapa orang di bandara mulai melirik penuh minat pada mereka.

Ana menunduk dalam tanpa kata-kata, dia mulai terisak pelan.

"Minta maaf, Ana! Minta maaf!" desak Saka.

"Maaf," lirih Ana teramat sangat pelan.

"Ya, saya selalu memaafkanmu."

Dulu dan sekarang bukankah Saka selalu memberi maaf? Hanya saja sifatnya yang kelewat dingin dan terlalu mencintai membuat orang-orang sering salah paham padanya.

"Ana," lirih Saka.

Detik berikutnya Ana merasakan elusan lembut di kepalanya. Lalu Saka mendekap hangat tubuh ringkih Ana. Rasanya lega sekali.

"Saya merasa seperti pulang ke rumah," ungkap Saka pelan.

Saka mencintai ibunya. Dan ia juga begitu menyayangi Ana. Sejak awal apa Saka pernah berpaling untuk mencintai perempuan lain? Bahkan dengan Maria atau Suci ia tidak pakai hati.

"Rasanya ini memang benar," Saka usap punggung Ana.

Saka tidak pernah melupakan caranya mencintai Ana. Entah bagaimana dengan perasaan Ana. Yang Saka tahu Ana sangat berani melukai dan mematahkan hatinya.

Saka mengurai pelukan mereka. Bola matanya dan Ana saling beradu.

"Kalau Anda, maksud saya, kalau kamu mau kembali pada saya. Saya akan terima dengan tangan terbuka. Suci atau siapapun bukan masalah besar."

Mantan tapi MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang