46 - Mantan Tapi Menikah

166K 15.6K 4.4K
                                    

"Bayu!" Ana muncul dengan wajah terkejut dan setengah panik.

Bayu melebarkan senyuman, ia berdiri gugup dengan bunga mawar merah di tangan. Halaman belakang sebuah kafe Bayu sewa dan sengaja ia dekor dengan romantis. Hari ini telah Bayu rencanakan dari jauh-jauh hari. Hari di mana dia akan melamar Ana.

"Kamu suka?" tanya Bayu.

Satu tahun pendekatan dengan Ana bukan hal yang mudah. Bayu secara terbuka menunjukkan perasaannya pada Ana, dan harus Bayu akui sebanyak itu pula Ana menolak secara tersirat.

Ini puncak perjuangan Bayu. Ia modal nekat.

"Saka, jangan!" Tata sengaja menarik tangan Saka yang ingin menghampiri keduanya. Tata dan Saka memantau dari pintu yang menghubungkan ruang kafe dan taman belakang.

"Biar mereka selesaikan masalah mereka sendiri," ujar Tata.

Sorot mata Saka terlihat tidak suka. Dia menatap Tata, kemudian beralih pada Ana dan Bayu. Sebelum melangkah pergi Saka menghela napas kasar.

"Bayu, apa-apaan ini semua?" erang Ana frustasi.

"Sesuai dengan rencana yang aku bilang sebelum kita berangkat ke Jakarta. Aku mau lamar kamu," Bayu menyunggingkan senyuman, walau dadanya berdebar gugup.

Sungguh Ana tidak mengerti jalan pikiran Bayu.

"Kamu mau jadi Ibu Negara dalam hidup aku?" Bayu menyodorkan satu buket bunga mawar pada Ana.

"Bayu," Ana mengerang frustasi.

"Ana, dengarkan aku. Jangan tutup hati kamu, kamu juga berhak bahagia. Seburuk apapun masalah di masa lalu, seburuk apapun kesalahan di masa lalu tetap cintai diri kamu sendiri. Karena semua orang punya kesempatan untuk masa depan yang bahagia."

"Bukan itu masalahnya, Bay!" sentak Ana emosi.

"Masalahnya ada di hati kamu! Kamu terlalu menutup diri," Bayu mendebat.

"Bukan, Bayu!" pekik Ana.

Sorot mata Bayu semakin serius. "Ana, kamu hanya perlu--"

"Gue memang nggak ada rasa apa-apa lagi sama lo," potong Ana ragu.

Sorot serius pada dua bola mata Bayu tiba-tiba meredup. Bahu laki-laki itu merosot jatuh. Hatinya patah.

"Maaf," ungkap Ana pelan, matanya berkaca-kaca melihat kesedihan Bayu yang dalam. Ini yang Ana takutkan sejak lama.

"Kita bisa coba pelan-pelan," Bayu memohon.

"Satu tahun kita bersama apa belum cukup menjelaskan semua, Bay?"

Bayu termenung, satu tahun mereka tidak ada artinya bagi Ana. Selama ini Bayu yang selalu ada untuk Ana, menemani Ana di saat-saat terpuruk setelah skandal dengan Maria.

Sumpah demi apapun, ini tidak adil. Bayu yang menghampus air mata Ana. Ia yang menyembuhkan luka Ana. Dan bodohnya Bayu menggores luka untuk hatinya sendiri.

"Sebaiknya kamu pergi dari sini!" usir Bayu.

Bayu berbalik, dengan langkah lunglai Bayu berjalan menuju salah satu kursi yang disiapkan untuk makan bersama Ana.

"Bayu, gue menolak untuk kebaikan lo sendiri. Gue mau lo berhenti berharap. Gue mau lo juga bahagia dengan seseorang yang juga membalas perasaan lo. Yang lebih baik dari gue. Yang lebih setia dari gue," ujar Ana halus.

Mantan tapi MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang