🌱Bab. 06 - Bertemu Bidadari🌱

276 65 581
                                    

Betewe, kenapa sih kok Rendra blo'on amat? Rendra gubluk? Rendra tolol? (maapkan aku Renjun 😭😭), ya emang begitulah konsepnya wkwkwkwk, jangan berharap menemukan tokoh yang benar - benar normal di sini. Karena apa? Authornya aja kek gini (baca : aneh), nah gimana tokohnya bisa normal?😭😭😭👍👍👍

Part kali ini gak terlalu panjang gak pendek juga. Jangan diskip ya sayang - sayangku🙃🙃🙃 tau kan apa karmanya kalo sampe diskip? Pantat bisulan tujuh hari😞😞😞

 Jangan diskip ya sayang - sayangku🙃🙃🙃 tau kan apa karmanya kalo sampe diskip? Pantat bisulan tujuh hari😞😞😞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

Akhirnya Rendra dengan tingkat ke-PD - an yang tinggi tanpa rasa takut apapun melawan badai, gempa bumi, banjir, dan gunung meletus, berangkat ke sekolah untuk menjalani MOS hari berikutnya dengan perbekalan sebuah keris dan sebuah golok yang siap...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya Rendra dengan tingkat ke-PD - an yang tinggi tanpa rasa takut apapun melawan badai, gempa bumi, banjir, dan gunung meletus, berangkat ke sekolah untuk menjalani MOS hari berikutnya dengan perbekalan sebuah keris dan sebuah golok yang siap untuk membasmi siapa saja yang berani menghalangi jalannya untuk menuju ke sekolah dengan berjalan kaki.

Seperti biasa di depan gerbang SMA Maju Mundur, kakak pembina yang mirip Dolores Umbridge yang akhirnya diketahui bernama Saodah itu mencegatnya untuk menanyai Rendra.

"Berapa jumlah langkah kaki lo?"

"344444555666777888."

"Hah? Kok nggak sama kayak yang kemaren?" tanya Saodah.

"Hari ini aku jalannya nyerongnya agak jauh Kak, makanya langkahnya makin banyak," jawab Rendra yang sebenarnya ngasal menyebutkan jumlah langkahnya. "Terus tadi aku ikutan ngejar jambret keliling kompleks. Capek banget, Kak."

"Hah? Di kompleks lo ada jambret?" si kakak pembina mirip Severus Snape yang telah diketahui namanya yaitu Sarimin dengan tampang begonya bertanya dan percaya dengan kebohongan Rendra.

"Iya, Kak. Ada ibu ibu yang dijambret. Kasihan, cuma bisa nangis - nangis minta tolong. Aku sebagai warga plus enam dua yang baik hati dan tidak sombong, ya harus ngebantuin, dong." Rendra semakin memperparah kebohongannya.

Kedua kakak pembina tersebut sekarang justru lebih tertarik dengan cerita Rendra daripada menjalankan tugas mencatat langkah kaki peserta MOS.

"Wah, berarti lo warga negara yang baik, ya. Gue jadi bangga jadi warga plus enam dua," kata si Saodah sambil menepuk - nepuk pundak Rendra.

Dunia Rendra (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang