🌱Bab. 18 - Babu Dadakan🌱

107 30 173
                                    

Ellow ... apa kabar? Wkwkwkwk update yang entah kapan itu ternyata hari ini ya gaes☺ aku mau ngebut nih boleh kah?

 apa kabar? Wkwkwkwk update yang entah kapan itu ternyata hari ini ya gaes☺ aku mau ngebut nih boleh kah?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari Minggu. Hari bermalas-malasan ria. Setidaknya itu yang ada di pikiran Keane saat ini. Karena hari Minggu, suasana rumah sederhana keluarga kecil Keane juga terlihat sangat sepi. Pasalnya Keane, Rendra, dan Monica kalau libur sekolah mereka lebih memilih bermalas-malasan dengan bangun telat.

Sementara adik-adiknya yang pada bandel itu belum bangun, Ray justru malah sibuk di dapur memasak untuk mempraktekkan eksperimen barunya yang berhasil diciptakannya. Dia melongok jam dinding di dapur, jarum jam menunjukkan pukul 06.30 WGB (Waktu Gak Bagi-bagi).

“Udah jam segini, apa tuh anak-anak belum pada bangun, ya?” Ray pun memutuskan untuk meninggalkan dapurnya dan membangunkan adik-adiknya.

Di empang belakang rumah, Davin sudah berenang bersama anak-anak ikannya yang sudah mulai tumbuh besar dan menginjak usia dewasa. Ikan-ikan pemberian Rendra sebagai hadiah atas teka-teki MOS yang benar semua waktu itu juga sudah tumbuh besar. Davin bahagia melihat anak-anaknya bahagia.

Ketika Ray keluar dari dapur, dia melihat Keane turun dengan wajah kusut dan mata sedikit terpejam, hampir saja dia terpeleset saat turun dari tangga. Ray yang sudah mempersiapkan jantung cadangan itu akhirnya tidak jadi mati karena kaget.

“Bangun, bangun!” Ray mendekati Keane dan mengguncang-guncang tubuh Keane memastikan adiknya itu sudah bangun dan tidak akan terpeleset lagi seperti tadi. Untung saja tidak sampai jatuh.

Keane membuka matanya dan memandang wajah kakaknya itu, matanya masih belekan dan rambutnya awut-awutan mirip orang yang baru kesetrum. ”Ngggg .…”

“Cuci muka dulu, terus bangunin Rendra sama Monica. Suruh mereka bangun terus kerja bakti bersihin rumah. Inget! Hari Minggu waktunya kalian semua kerja bakti. Itu rumput-rumput di halaman belakang udah pada tinggi-tinggi, terus kolam renang juga perlu dikuras, kamar mandi harus dibersihin, cucian kotor pada numpuk di belakang. Kalian harus nyucu baju hari ini. Emang mau sampe kapan itu pakaian kotor numpuk di sana?” Ray langsung mengomel ala emak-emak.

“Kak Ray aja deh, yang bangunin mereka. Gue lagi males." Keane ogah-ogahan, dia bermaksud mau ke belakang tapi Ray menarik kerah baju belakangnya. ”Eh, eh .…” Keane mundur-mundur ditarik Ray.

“Bangunin mereka sekarang, atau selama sebulan lo nggak gue kasih uang jajan?” Ray mengeluarkan ancaman pamungkasnya.

Keane langsung melotot dengan kondisi matanya yang masih belekan. "WHATT??? Jangan dong, Kak. Dikasih uang jajan aja gue masih sering kelaperan di sekolah, apalagi kalo enggak. Bisa mati dong, gue?”

“Makanya, nurut sama kata gue. Kalo nggak mau nurut, jatah uang jajan lo sebulan bakalan gue kasih ke Davin sama Monica.”

Keane langsung mengangguk-angguk menyerah. ”Iya, iya, gue bangunin mereka. Tapi gue mau cuci muka dulu. Nih lihat, belek gue masih numpuk begini.” Keane menunjuk kedua matanya.

Dunia Rendra (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang