🌱Bab. 25 - Selamat Makan🌱

77 23 139
                                    

Emaknya Rendra mengucapkan selamat malam di negara mana pun atau kota mana pun yang sekarang ini sedang malam🤧🤧🤧

🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

"AKU PULAAAAAAANNNGGGGG ....!!!" teriak Rendra saat memasuki ruang tamu rumahnya. Dia pulang agak sorean karena tadi main dulu ke rumah Dipsy Teletubbies. Si cowok berkulit hitam itu mengajak Rendra makan Puding Tubby di rumahnya.

"Kak Ray, mana nasi petenya?! Mana jus dinginnya?! Kak Davin, gue mau ganti baju, siapin kolor gue! Jangan lupa yang ada gambarnya Masha And The Bear ya?! Kak Keane, kak Cherry buat gue ya?! Kak Monica, mana cemilan gue?! Snack rasa pete yang diimpor langsung dari Jerman!"

Tapi situasi rumah sepi sekali, seperti rumah yang tidak berpenghuni dan hanya dihuni oleh tikus-tikus serta kecoa-kecoa.

"Nih rumah sepi amat?" Rendra celingukan. "Emangnya semua orang pada ke mana, sih? Biasanya kalo udah jam segini, semuanya pada ngumpul di ruang tamu? Terus ini kok sepi-sepi aja? Jangan-jangan semuanya pada liburan dan gue ditinggalin, lagi? Ah, tega amat mereka? Ninggalin anak kecil di rumah sendirian tanpa uang jajan."

Rendra melangkahkan kakinya semakin ke dalam, dan dia dikagetkan dengan kehadiran makhluk halus---ralat dia melihat banyak mayat berserakan di ruang tengah keluarganya. Davin, Keane, Monica, Mondy ... semuanya pada terkapar tak berdaya seperti mayat hidup dengan wajah pucat dan kepala botak (ngaco mode on).

"Lho? Lho? Lho? Ini pada kenapa, nih?" Rendra heran plus bingung plus tidak percaya plus takut plus sedih plus lain-lainnya melihat semua saudara-saudaranya dalam kondisi yang mengenaskan seperti itu.

"Ada apa sih, kok pada tepar semua kayak gini? Baru ada perampokan, ya? Siapa yang berani melakukan ini sama kita? SIAPA? Apa yang dicuri? Terus kalian dikasih apaan sampe jadi kayak mayat idup begini?"

Monica melempar Rendra pakai bantal kursi yang bentuknya segitiga itu. "Berisik banget sih, lo? Nggak tahu apa, kalo kita semua lagi kelaparan?"

"Hah?" Rendra bingung dengan mulut menganga. "Kelaparan? Kok bisa? Emangnya sekarang beras mahal ya? Atau presiden Jokowi sudah membatasi pengeluaran beras dan disuruh makan tiwul (baca : nasi dari singkong itu loh, pemirsa).

"Bukan," jawab Davin dengan sisa tenaga yang dimilikinya. "Ini semua gara-gara kak Ray, nih."

"Lho? Kok kak Ray? Emangnya apa hubungannya? Kak Ray jadi presiden?"

DUAGH!

Kali ini giliran Keane yang melempar Rendra pakai sendal jepit butut warisan nenek moyang.

"Ih, jorok!" Rendra membuang sendal keramat punyanya Keane dengan jijik.

"SENDALKUUUU!!!" Keane merangkak mencari sendal jepitnya yang dibuang Rendra, karena tenaganya sudah tidak kuat untuk berdiri apalagi berlari.

Dunia Rendra (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang