Simpul Mati Nasya - 2

1.8K 211 24
                                    

Perkemahan Siswa Baru


Sabtu pagi, Nasya sudah siap dengan semua perlengkapan berkemahnya. Sebelum berangkat menuju sekolah, Najla terlebih dahulu meminta Nasya untuk sarapan terlebih dahulu, sayangnya Nasya menolak permintaan bundanya dengan alasan sudah terlambat. Nafis yang memang sudah berjanji untuk mengantarkan putrinya ke sekolah, kini sudah siap dengan baju santainya.

"Dek, bunda bawain bekal roti aja ya kalau gitu, nanti bisa dimakan di mobil," saran Najla

"Boleh bun, seperti biasa selai coklat kacang banyak kacangnya," balas Nasya yang tengah sibuk dengan ponselnya.

"Berapa hari Ca, di sana ?" tanya Naura yang baru saja bergabung di ruang keluarga.

"Dua hari dua malam, kemungkinan pulang hari minggu siang" jawab Nasya.

"Hati-hati ya," kata Naura mengusap kepala adiknya.

"Iya kak, bunda Nasya berangkat ya," Nasya mencium punggung tangan Najla dan dibalas kecupan di dahi dan pipi Nasya.

"Gak ada yang ketinggalan kan ?," tanya Najla memastikan kemudian mengantarkan putri dan suaminya sampai di teras rumah.

"Insyaallah gak ada bund, Nasya berangkat, assalamualaikum" kata Nasya kemudian mobil yang dikendarai oleh Ayahnya keluar meninggalkan halaman rumahnya.

"Waalaikumussalam" jawab Najla kemudian kembali masuk kedalam rumah.

⛺⛺⛺

Selama dalam perjalanan menuju sekolah, Nasya asyik mendengarkan lantunan sholawat dari ponselnya. Tak lupa dengan mulut yang masih setia mengecap roti yang dibekalkan oleh bundanya.

"Yah, Nasya pengen gabung jadi anggota ekskul pecinta alam deh" kata Nasya membuat Nafis menoleh ke arah putrinya.

"Untuk apalagi sih ? biar bisa mendaki gunung gitu ?" tanya Nafis mulai khawatir.

"Jadi anggota SISPALA itu gak cuma mendaki aja yah, yang namanya pecinta alam itu bisa seperti menjaga lingkungan, gak harus jauh-jauh ke gunung orang alam sekitarnya aja belum begitu dicintai" jawab Nasya berusaha meyakinkan ayahnya.

"Udah deh kamu gausah ngada-ngada, ayah tau jelas seperti apa ekskul itu," balas Nafis membuat Nasya mengerucutkan bibirnya.

"Emang salah, Nasya bilang sama ayah," gumam Nasya namun masih terdengar oleh Nafis.

Kini mobil Nafis sudah berada di depan gerbang sekolah Nasya. Beberapa teman sekolahnya sudah masuk kedalam, Nasya segera berpamitan dengan Nafis. Mencium punggung tangan Ayahnya yang dibalas pelukan oleh Nafis, kemudian Nasya keluar dari mobil dan bergegas masuk ke dalam sekolah.

Di halaman sekolah sudah berkumpul semua siswa baru yang akan melaksanakan kegiatan perkemahan. Nasya dan ketiga temannya berdiri di barisan tengah, dengan serius mendengarkan instruksi yang diberikan.

Ketua kepramukaan kini tengah berdiri di atas podium untuk memberikan sambutan singkat. Beberapa teman perempuan di sebelah Nasya memuji laki-laki di sana, membuat Nasya bertanya siapa dia. Nasya tak bisa melihat jelas wajah orang berdiri didepan sana karena jarak yang cukup jauh dan cahaya matahari membuatnya silau.

Simpul Mati NasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang