Simpul Mati Nasya - 17

805 93 0
                                    

Day 4 : Kedekatan Mirza

Pagi ini mentari terbit seakan mengerti akan ada hal baru yang akan dilakukan pada hari ini. Sedari pagi, semua sudah sibuk dengan persiapan dan beberapa penyelesaian. Kegiatan senam pagi ditiadakan, dan diganti dengan perapihan area. Peserta perempuan bertugas membersihkan sisa-sisa persiapan kemaren. Sedangkan yang laki-laki menyelesaikan pengecatan kamar mandi serta menyiapkan tempat untuk tamu undangan yang akan hadir siang hari nanti.

Agenda hari ini adalah peresmian tempat wisata hutan pinus asri. Jika dilihat dan diamati lagi, tempat itu sudah sangat berbeda dari awal mereka datang. Saat kedatangan hanya ada banner selamat datang dan beberapa papan tulisan. Sekarang berubah drastis, tempatnya sudah tertata rapih. Semak-semak belukar berubah menjadi pagar bunga.

Disetiap jalan dipasang payung-payung serta bola-bola sebagai hiasan. Terdapat beberapa rumah pohon dengan warna-warna yang lucu. Spot foto yang menarik serta quotes-quotes yang sudah mereka tulis. Istimewanya lagi, quotes milik Nasya dan Mirza oleh panitia dipasang dibagian depan gapura masuk.

Harapan Nasya, apa yang dia tulis bisa mengingatkan dirinya secara pribadi serta orang lain. Karna jasa lingkungan yang diberikan alam untuk manusia sangat luar biasa. Namun kita sebagai manusia selalu lupa untuk berterimakasih dan bersyukur.

Tepat pukul 09.15 menit, semua peserta dengan seragam pramuka lengkap, telah membuat barisan rapi di lapangan utama. Bersamaan dengan itu, Bapak Bupati daerah setempat datang untuk meresmikan tempat tersebut. Berada dalam satu lingkup dengan orang-orang hebat serta peduli dengan lingkungan membuat Nasya sangat bangga bisa mengikuti kegiatan tersebut.

Setidaknya Nasya sudah berusaha menerapkan tri satyanya, menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat. Setidaknya itulah yang Nasya dapat dari ikut organisasi kepramukaan. Tak hanya menolong sesama manusia, tetapi menolong sesama hidup termaasuk tumbuhan dan hewan.

Upacara siang dilakukan sebagai upacara persemian tempat, bukan acara penutupan. Sedih, tempat ini akan diresmikan pertanda bahwa kegiatan juga akan selesai. Memang pasti disetiap awal maka ada akhir. Rangkaian upacara dilakukan, hingga sambutan dari Bapak Bupati yang secara resmi, meresmikan wisata hutan pinus tersebut untuk dibuka secara umum. Gemuruh suara tepukan tangan mengiringi akhir dari pemotongan pita dan tumpeng.

Tepat pukul 11.18 upacara selesai dilakukan. Beruntungnya siang hari, langit tertutup oleh awan, sehingga lapangan utama tak terlalu panas. Belum lagi, udara disana sangat sejuk jadi upacara berjalan dengan lancar.  Bersamaan dengan dibubarkannya barisan, semua saling berpelukan, dan suara musik sampai jumpa diputar. Suasana siang itu semakin haru, tak sedikit yang menangis karena kegiatan akan segera berakhir.

“Terimakasih semuanya,” kata Riri pada teman-temannya.

“Kalian keren gaiss,” balas Kak Cua.

Tak hanya saling berpelukan dengan satu sangga saja. Mereka semua juga saling bersalaman, meminta maaf dan berterimakasih dengan teman-teman lainnya yang sama-sama saling membantu. Meskipun kegiatan itu tidak diikuti oleh ribuan orang, justru jumlah mereka sudah sangat cukup, dan rasa gotong royong dari mereka semua membuktikan kalau peserta perkemahan wira karya patut dibanggakan.

Semua belum selesai, tenda belum terbongkar dan sayonara belum terlantunkan bahkan apel penutupan juga belum dilakukan. Pertanda perkemahan belum usai di hari ini saja. Masih ada momen yang sangat ditunggu oleh semua peserta perkemahan. Malam puncak serta upacara api unggun, masih akan dilakukan malam nanti.

Selain upacara api unggun, setelah kegiatan wajib dalam berkemah itu dilakukan. Akan ada malam hiburan yang tak lain adalah persembahan dari setiap sangga untuk meramaikan malam puncak. Dan sudah diputuskan berdasarkan voting bersama, Nasya dan Mirza yang akan mewakili pangkalan mereka.

Simpul Mati NasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang