Simpul Mati Nasya - 23

729 84 0
                                    

Klarifikasi

Usai makan malam bersama, Nasya kembali masuk kedalam kamarnya. Hal yang paling Nasya ingin lakukan adalah kebenaran dari surat yang beberapa hari lalu dia baca. Surat yang dikirimkan atas namanya dan tercantum jelas siapa penulisnya. Semenjak Nasya menerima surat itu, memang tak ada lagi komunikasi dengan Mirza.

Layar ponsel Nasya sudah menampilkan beranda Whatsapp. Terdapat beberapa pesan masuk namun belum sempat dia baca. Pandangan Nasya langsung tertuju pada kontak yang dia beri nama Kak Mirza. Terlihat tanggal tertera disana, 26/11/2020 sudah lebih dari dua minggu lalu Nasya berkomunikasi via whatsapp dengan Mirza. Itupun membahas tentang kegiatan pramuka.

Nasya mencoba masuk kedalam roomchat-nya dengan Mirza, kata online terlihat dibawah namanya. Nasya menarik nafasnya dalam, mencoba menormalkan detak jantungnya. Karena surat yang dikirimkan Mirza padanya membuat Nasya malu karena telah gagal menjada dirinya. Meskipun dirinya tak tau apa alasan Mirza mengutarakan hal itu, yang Nasya rasa dirinya kurang bisa menjaga yang ada dalam dirinya.

Whatsapp

Me
Assalamualaikum Kak,
Maaf ganggu kak Mirza malam-malam

Tak butuh waktu lama, Mirza langsung membaca pesan Nasya dan segera membalasnya. Nasya kembali menarik napasnya, berat harus menanyakan hal itu secara langsung.

Mirza
Waalaikumussalam,
Kenapa Ca?

Me
Apa benar Kak Mirza yang menulisakan surat untuk Nasya?
Dengan sandi rumput?
Gambar terkirim

Mirza
Maaf ya Ca, emang aku lancang bicara sama kamu.
Aku gak bermaksud untuk membuat kamu merasa gagal menjaga prinsip kamu.
Maaf aku kurang bisa menjaga perasaan ini.
Aku gak akan minta kamu jawab sekarang Ca, aku hanya menyampaikan apa yang mengganggu pikiranku.
Sekali lagi Maaf Ca.

Me
Nasya gak tau harus jawab apa,
Nasya memang merasa telah gagal menjada diri Nasya sampai ada yang berani mengungkapkan perasaanya sama Nasya.
Tapi cinta itu fitrah, datangnya pun tak bisa di cegah.
Nasya masih tetap memegang prinsip Nasya.
Kalau apa yang kak Mirza ucapkan bisa dipertanggung jawabkan,
Hanya Ayah yang berhak menjawabnya.

Mirza
Pasti aku akan bertanggung jawab dengan apa yang aku katakan,
Terlebih ini adalah soal perasaan.
Jika memang Allah mengizinkan, dan Allah menjodohkan kita berdua, aku akan datang disaat yang tepat dan kita sama-sama sudah siap.

Me
Bukan Nasya aja yang menyaksikan apa yang kak Mirza ucapkan, Allah juga menjadi saksi percakan kita saat ini.
Nasya minta, jangan terlalu berharap keada Nasya. Karena sejatinya hanya Allah yang berkuasa akan hati Nasya.
Meskipun kak Mirza memiliki rasa sama Nasya, semiga itu karena Allah. Dan jangan pernah mencintai Nasya melebihi cinta kakak kepada Allah dan Rasulullah.
Sekalipun Nasya tau perasaan Kak Mirza buat Nasya.
Nasya mohon bersikap seperti biasanya saja, Nasya tak ingin diberikan perhatian lebih layaknya remaja yang pacaran diluaran sana. Nasya harap kita sama-sama memantaskan diri.
Makasih Kak Mirza.

Mirza
Iya Nasya, memang seharusnya aku memantaskan diriku terlebih dahulu sebelum aku mengutarkan hal itu sama kamu.
Maafkan aku Nasya jika apa yang aku utarakan mengganggu pikiran kamu. Bismillah aku mencintaimu karena Allah.

Me

Nasya juga minta Maaf, tak bisa menjawab saat ini, semoga Allah mencintai kamu karena kamu mencintaiku karena Allah.

Simpul Mati NasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang