Simpul Mati Nasya - 20

817 90 2
                                    

Mendadak Viral

Kepulangan Nasya dari berkemah di jemput oleh Nafis dan Najla. Orangtua Nasya sangat merindukan putri bungsunya itu yang sudah seminggu pergi berkemah. Belum lagi, perkemahan kali ini Nasya sangat sulit untuk dihubungi karena terkendala oleh sinyal. Nasya yang keluar dari bus dibantu oleh Mirza langsung mendapat perhatian dari orangtuan Nasya.

Najla melambaikan tangannya ke arah putrinya, Nasya yang melihat itu langsung membalas lambaian tangan Bundanya.

“Mama kamu?” tanya Mirza dan Nasya mengangguk.

“Boleh aku ketemu sama orangtua kamu?” tanya Mirza membuat Nasya bingung dan penuh tanya.

“Boleh Kak, ayo,” ajak Nasya mendekat ke arah orangtuanya.

Nasya langsung mencium tangan Najla kemudian memeluknya. Setelah itu bergantian dengan memeluk Ayahnya---Nafis. Nasya yang ingat akan kehadiran Mirza disana, langsung memperkenalkan Mirza ke orangtuanya.

“Oh Iya Yah, Bun. Kenalin ini Kak Mirza, ketua kepramukaan,” kata Nasya dan Mirza langsung mencium tangan Najla dan Nafis secara bergantian.

“Oh ini yang namanya Mirza?” tanya Najla.

“Iya saya tante,” jawab Mirza sopan.

“Sekelas ya sama Nasya?” tanya Nafis.

“Enggak om, saya Kakak kelasnya,” jawab Mirza.

“Mirza makasih ya udah nganterin Nasya beberapa hari yang lalu,” kata Najla.

“Oh iya tante sama-sama,” balas Mirza.

Karena Nasya merasa dirinya sudah sangat lelah, Nasya mengajak Ayahnya untuk pulang. Dan dengan terpaksa Nasya harus menyudahi pekenalan Mirza dengan orangtuanya. Mirza meninggalkan mobil Nasya kemudian mobil itu melaju meninggalkan area sekolah.

⛺⛺⛺

Siang ini, karena Nuara sedang ada koas, membuat Nasya harus menemani Najla untuk belanja bulanan. Setelah lelah berkeliling membeli semua kebutuhan yang tercantum dalam list belanja. Nasya meminta kepada bundanya untuk mencari makan terlebih dahulu.

“Kamu mau kesana dulu atau nunggu bunda?” tanya Najla.

“Nunggu bunda aja, pak Dodi udah jalan kesini kan?” tanya Nasya.

“Udah,” jawab Najla.

Setelah, belanjaanya dibawa Pak Dodi ke mobil, Nasya dan Najla langsung berjalan menuju tempat makan yang dituju. Melewati, toko buku membuat Nasya menjadi salah fokus dengan tujuan awalnya. Tapi Najla tau itu, dan tak membiarkan putri bungsunya untuk masuk ke toko buku. Karena bukan buku pelajaran yang akan Nasya beli, melainkan novel.

Di depan salah satu butik, Najla bertemu dengan seseorang yang tidak asing dengannya. Teman masa kerjanya dulu---Laras. Ketika keduanya saling bertemu pandang, Laras dan Najla sama-sama saling menyapa. Nasya yang tak mengenal teman bundanya yang itu, memilih tetap memperhatikan interaksi diantara keduanya.

“Laras, apa kabar?” tanya Najla sambil memeluk Laras.

“Alhamdulillah baik, kamu sendiri gimana Na? Eh ini anak kamu?” tanya Laras sambil melihat ke arah Nasya yang langsung mengukir senyumnya.

“Iya, si bungsu, salim sayang,” jawab Najla dan Nasya pun langsung mencium tangan tante Laras.

“Cantik, mirip banget sama kamu Na,” balas Laras.

“Ma, maaf ya Rendy tadi kejebak macet,” suara laki-laki dari arah belakang Nasya.

“Hey sayang, gapapa. Eh iya, kenalin ini tante Najla sama Nasya,” ucap Laras.

Simpul Mati NasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang