Love You Seon Seoff
Mentari pagi sudah mulai menampakkan dirinya pada juta manusia di bumi. Cahayannya yang menghangatkan mengiringi keberangkatan Nasya untuk kembali ke bumi perkemahan. Nafis sebenarnya selalu berat kalau Nasya harus mengikuti perkemahan yang sekarang akan dilakukan oleh Nasya. Lokasi yang jauh membuat khawatir Nafis, begitupun Najla. Tapi Najla selalu menyikapi dengan tenang, sifat Nasya gak jauh beda dengan dirinya.
"Hati-hati ya sayang disana, jangan lupa di minum vitaminnya," kata Najla memeluk Nasya.
"Siap Bun," balas Nasya dengan sikap hormatnya.
"Seneng banget kamu mau balik ke habitatnya," kata Nizar.
"Kak, gaboleh gitu dong sama Nasya," balas Najla.
"Senengnya tuh ngalahin kalau dia diajak ke Mall," kata Nizar.
"Awas aja ya Kakak kangen sama aku, kali ini Kakak gak bakal bisa nyamperin aku," balas Nasya.
"Pede banget sih," kata Nizar.
"Buktinya waktu aku ada perkemahan selama dua minggu, Kak Nizar susulin aku tuh," balas Nasya.
"Itu Karna Naura yang ajak," kata Nizar ngeles.
"Enak aja bawa-bawa aku, orang kamu yang ngeyel buat jenguk Nasya juga, aku mah ngikut kamu," balas Naura.
"Tuh kan," kata Nasya penuh kemenangan.
"Yaudah berangkat sekarang kita?" tanya Nafis.
"Iya Yah," jawab Nasya kemudian memeluk Bunda dan kakaknya.
⛺⛺⛺
Setelah breefing dari sekolah, tim inti pramuka terlebih dahulu berdoa untuk keselamatan dan kelancaran kegiatan. Doa dipimpin oleh Kak Mirza tentunya. Setelah semuanya selesai, tim inti berangkat menggunakan bus sekolah. Beberapa sahabat Nasya keluar dari kelas dan memberikan dukungan kepada Nasya.
"Semangat ya, bakal kangen sama kamu," kata Riana.
"Aku juga bakal kangen sama kalian semua, dahh" balas Nasya dan masuk kedalam bus.
Nasya orang terakhir yang masuk kedalam bus, masing-masing sudah duduk di kursinya. Nasya masih mengedarkan pandangannya, mencari kursi kosong. Ada satu kursi kosong, tapi disebelahnya seorang laki-laki duduk disana. Seharusnya duduk dua-dua pas dong, cowok pasangan sama cowok begitupun cewek, tapi kenapa Mirza duduk sendirian. Dan Nasya belum mendapatkan kursinya.
"Nasya ayo segera duduk, sebentar lagi busnya mau jalan," kata Kak Susi.
"Iya Kak," balas Nasya kemudian duduk disamping Mirza.
Lagi-lagi Nasya gak tau harus bersikap seperti apa kalau dekat Kak Mirza. Setelah duduk, Nasya memilih mengambil ponselnya serta menggunakan earphone. Tak ada bahan pembicaraan antara keduanya, Nasya pun cangung kalau harus memulai percakapan. Menyenderkan kepalanya pada bagian belakang kursi, mendengarkan murotal al-quran.
"Ca," panggil Mirza namun tak dapat sautan.
Setelah menoleh ke arah Nasya, ternyata matanya terpejam. Memang perjalanan kali ini cukup jauh, beberapa teman yang lainnya juga memilih untuk tidur sebagai cara menghemat tenaga. Mata Mirza bisa melihat jelas wajah Nasya yang sekarang terpejam menghadap ke arahnya. Awalnya Mirza kira, Nasya sedang menatap ke arah jendela, dan Mirza mau menawarkan pindah posisi. Sayangnya Nasya tengah tertidur.
Wajahnya sangat damai, cantik, hssst, Mirza segera mengalihkan pandangannya dari wajah Nasya. Gadis itu memang cantik di mata Mirza, dari dulu memang cantik, Mirza tau itu sedari mereka masih SMP. Memang keduanya tidak sama-sama mengenyam bangku SMP di sekolah yang sama. Tapi SMP keduanya berdekatan, bisa dibilang satu luasan tempat tapi berbeda nama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpul Mati Nasya
Teen FictionFiksi Remaja - Islami - Pramuka || Spinoff Separuh Agamaku Bekerjasama dengan Penerbit Garis Cakrawala Bumi perkemahan, Tempat dimana kita pertama kali dipertemukan, Tak seperti orang kebanyakan, Berawal dari tatap-tatapan, Dan berjabat tangan perke...