Simpul Mati Nasya - 31

771 100 4
                                    

Salah Paham

Sejam yang lalu Nasya sudah sampai di rumahnya setelah beberapa hari menghabiskan waktu di gunung. Kepulangannya dijemput langsung oleh Ayahnya bersama Bunda. Saat dalam perjalanan dari bandara Nasya melihat isi galerinya.

Beberapa foto dari ponsel Mirza juga sudah dikirim ke emailnya. Sebuah senyum terukir di wajah Nasya saat melihat foto selfi antara dirinya dengan Mirza di antara bunga gunung yang berwarna ungu. Mirza memang iseng, mengambil gambar saat dirinya tak sadar kamera.

“Kenapa senyum-senyum sendiri gitu?” tanya Najla.

“Enggak bun,” jawab Nasya.

“Capek ya? 2400 mdpl,” tanya Nafis.

“Lumayan, tapi seru abis,” jawab Nasya.

Setelah memilah beberapa foto yang dirasa bagus untuk mengisi feed instagramnya, Nasya langsung memposting fotonya. Tak lupa menandai teman-temannya, juga menambahkan lokasinya. Slide pertama Nasya memilih foto dirinya yang memegang papan bertuliskan ketinggian puncak Semeru ditangan kiri dan memegang bendera ditangan kanan.

Tak hanya itu, sebelumnya Nasya juga sudah menambahkan instastori yang berisikan salam dari puncak Mahameru kepada teman juga keluarganya. Kepada tim yang tidak ikut ke puncak. Kepada Ayah Bunda dan Kak, serta sahabat sehidup sesurganya.

Nizar baru saja membuka ponselnya dan mendapatkan notifikasi dari instagram, sebuah akun bernama @nasyazkyra menandai anda dalam sebuah posting. Setelah melihat instastori tersebut, Nizar langsung berlari mengabarkan berita itu kepada seluruh keluarganya. Dan tak berpikir panjang mereka langsung menuju kamar Nasya.

Suasana kamar Nasya berubah menadi ramai dikarenakan seluruh anggota keluarganya berada disana. Menunggu klarifikasi dari Nasya mengenai unggahannya di instagram. Dengan santainya Nasya keluar dari kamar mandi seraya mengeringkan rambutnya. Dan dirinya benar-benar kaget saat melihat semua keluarganya berada di kamarnya.

“Pada kangen ya sama Aca?” tanya Nasya setelah sebelumnya dia mengucapkan kalimat istighfar karena kaget.

“Ini maksudnya apa?” tanya Nafis menunjukkan postingan Nasya yang baru beberapa jam lalu di unggah.

“Itu dapat salam dari puncak Mahameru, 3676 mdpl puncak tertinggi jawa,” jawab Nasya dengan bangga.

“Serius naik ke puncak?” tanya Nizar dan Nasya mengangguk.

“Katanya cuma berkemah di Ranu Kumbolo?” lanjutnya.

“Nanggung udah disana, ada surat izinnya kok kalau aku diperbolehin mendaki ke sana,” jawab Nasya.

“Ini keren juga gila,” balas Nafis.

“Kalau tau kamu mau naik ke puncak, gak bakal Ayah izinin sekalipun bunda yang minta,” tambah Nafis.

“Bunda yakin, kamu pasti berpikir panjang untuk memilih mencapai puncak. Bunda salut sama tekat kamu,” ucap Najla. Karena hanya Najla yang mengerti betul seperti apa Nasya.

“Iri tau jadinya, pengen mendaki juga,” balas Nizar.

“Inilah yang membanggakan karena mendapat warisan darah petualang dari Bunda,” ucap Nasya kemudian memeluk Najla.

“Kalau bunda sih lanjutkan, tapi ....” Najla melirik ke arah Nafis.

“Urus tuh surat perijinannya sama Ayah,” balas Nizar meninggalkan kamar Nasya. Begitupun kemudian Nafis dan Najla juga meninggalkan kamar Nasya.

⛺⛺⛺

Liburan semester telah usai, dan kini saatnya kembali berkutat dengan kesibukan sekolah kembali. Masa perkenalan siswa baru sudah selesai dilaksanakan pekan lalu. Dan hari ini, kegiatan belajar akan mulai dilakukan secara normal. Hari ini berbeda dengan sebelumnya, usai sarapan Nasya langsung berpamitan kepada kedua orangtuanya. Nafis mengizinkan Nasya untuk berangkat ke sekolah bersama Abizar.

Simpul Mati NasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang