Simpul Mati Nasya - 25

694 88 6
                                    

Bertemu Ayah

Mengingat tasnya yang masih tertinggal di sekolah, Nasya langsung membuka laptopnya. Login aplikasi instagram melalui laptopnya, kemudian mengirim pesan kepada Riana melalui direct massage. Tak butuh waktu lama, Riana membalas pesannya.

Direct Massage

Me
Na, maaf aku mau tanya,
Ada yang nyimpen tas aku gak?

Riana
Tasnya dibawa sama Kak Mirza, belum di anterin ke rumah kamu ya?

Me
Kok bisa sama Kak Mirza,

Riana
Iya, tadi mau aku anterin sama Via. Tapi Via harus pulang cepet, sempet ribut tadi, kedengeran Kak Mirza waktu di parkiran. Terus kak Mirza menawarkan diri buat nganterin,

Me
Oh gitu, makasih ya.

Setelahnya Riana mulai mencoba membahas tentang dirinya yang memilih meninggalkan lapangan sekolah untuk menghindari Rendy. Nasya hanya menjelaskan garis besar alasanya saja tanpa menjelaskan detailnya. Seharusnya mereka tau apa jawaban dari pertanyaan Rendy, karena memang prinsipnya tidak pacaran.

⛺⛺⛺

“Ca,” panggil Najla sembari mengetuk pintu kamar Nasya. Dengan segera Nasya berlari membukakan pintu kamarnya.

“Kenapa, Bun?” tanya Nasya setelah pintu terbuka.

“Temenin bunda yuk, Bunda ada perlu sama tante Ayu,” jawab Najla

“Sekarang?” tanya Nasya dan Najla mengangguk.

“Bunda tunggu di bawah ya,” ucap Najla kemudian meninggalkan kamar Nasya.

Tak butuh waktu lama, Nasya mengambil cardigan untuk menutup baju santainya. Karna ponselnya sedang berada ditangan Mirza, Nasya memilih untuk meninggalkan sling bag-nya dan segera turun menemui bundanya.

Mobil yang dikemudikan oleh Nizar, kini berhenti di depan rumah Oma Marissa. Sebelum ke rumah tante Ayu, wajib terlebih dahulu mampir ke rumah Oma. Tak berselang lama berada di rumah Oma, Najla, Nasya dan Nizar berjalan menuju rumah tante Ayu yang tak jauh dari rumah Oma. Setelah pintu rumah terbuka, senyum manis tercipta dari wajah tante Ayu menyambut kedatangan kita.

“Masuk yuk, tuh kebetulan Kenzi sama Abi juga ada di rumah,” ucap tante Ayu.

“Tumben mereka pada ada di rumah?” tanya Najla.

“Iya, kalau hari sabtu pada stay di rumah, baru besok pada pergi sama temennya masing-masing,” jawab tante Ayu.

Nasya dan Nizar memilih pergi ke ruang keluarga, dimana Kak Kenzi sama Abi sedang main PS. Kesel, setiap kali kumpul dengan sepupu, Nasya pasti cewek sendiri dan yang laki-laki asyik dengan Ps-nya.

“Kasian banget sih anak cantik ini, udah kayak kipas angin aja tengkok kanan tengok kiri?” ucap Kenzi sambil mengacak puncak kepala Nasya.

“Dihh Kak Kenzi, rusak dong jilbab aku. Lagian di TV gak ada acara yang seru, udah gitu dicuekin pada main PS,” keluh Nasya sambil memanyunkan bibirnya.

“Gak bawa HP?” tanya Kenzi lagi dan Nasya hanya menggeleng.

“Kasian banget,” jawab Kenzi kemudian mengacak jilbab Nasya lagi.

“Ihh, Kak Kenzi ya,” keluh Nasya lagi.

Langit jingga di ufuk barat mulai memancarkan kecantikannya. Nasya dan keluarganya kini sudah dalam perjalanan pulang setelah berjam-jam main di rumah tante Ayu. Nasya sedikit heran, kenapa harus mengajak dirinya kalau Nizar juga ikut kesana?, ah udah lah gak masalah juga.

Simpul Mati NasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang