“Aku harus ke gua Setan, aku harus ke gua Setan, aku harus ke gua Setan, aku,,,” gumam Yena dengan tatapan kosong. Ia terus berjalan lurus ke arah selatan tanpa mengindahkan jalan yang ia lalui.
Entah sudah sejauh mana ia berjalan. Dirinya tak mengingat apa-apa, selain niatnya untuk menuju gua Setan. Ia berjalan seperti manusia tanpa jiwa. Bahkan kini, kakinya sudah penuh luka karena berjalan tanpa menggunakan alas kaki. Ia juga berjalan lurus tanpa memedulikan jalan seperti apa yang ia lalui. Semak-semak, bebatuan, ia lewati begitu saja.
“Awas!” seorang pria berteriak dari kejauhan. Membuat Yena seketika tersentak. Dan terbangun dari lamunannya.
Pria itu kemudian cepat-cepat berlari menghampiri Yena dan berdiri di depan Yena
“Nona? Kenapa kau terus berjalan? Apa kau tak melihat di depanmu ada anjing hutan?!” tanya pria itu sambil berdiri membelakangi Yena. Tangannya sudah memegang gagang parang yang tersarung di pinggangnya. Bersiap menarik parang jika anjing hutan itu bergerak menyerang.
Yena yang baru tersadar dari lamunan, tampak kebingungan dengan apa yang terjadi. Dirinya seperti orang linglung. Ia melihat pria di depannya dan anjing yang kini menunjukkan gigi tajamnya secara bergilir, sebelum akhirnya ia bereaksi.
“A-apa itu anjing hutan?”
“Iya, kau bisa melihatnya sendiri bukan? Sekarang tenanglah dulu, jangan berkata keras-keras dan mulailah berjalan mundur perlahan, kita harus menjauh,” pria muda itu memperingati.
Lalu keduanya berjalan mundur perlahan. Anjing hutan itu masih diam, hingga jarak mereka cukup jauh, tiba-tiba anjing itu berlari kencang dan seketika melompat saat jarak terkamnya sudah tepat.
Pria muda itu sungguh terkejut atas tindakan anjing hutan tersebut, tak biasanya seekor anjing hutan akan mengejar manusia seperti itu.
Tak tinggal diam, pria tersebut mengeluarkan parang yang tersarung rapi di pinggangnya. Mau tak mau ia harus melawan anjing hutan itu, atau nyawa menjadi taruhannya.
Dalam sekali tebas anjing itu langsung jatuh ke tanah dengan luka yang amat serius. Bahkan kaki kanan bagian depan anjing itu sampai terputus terkena parang.
“Sial, seandainya kau tidak mencoba menerkam, tentu aku tak akan melakukan ini padamu,” sesal pria itu yang langsung mengakhiri penderitaan si anjing dengan memenggal kepala anjing tersebut.
“Maaf ini pemandangan yang amat buruk untuk kau lihat,” ucap pria itu pada Yena.
Yena hanya diam membisu. Bagi Yena, pemandangan ini tidak ada apa-apanya dengan apa yang ia lalui semalam. Namun tetap saja ia merasa merinding saat melihat darah segar keluar dari luka anjing itu.
“Oh, iya nama saya Sito, kalau boleh saya tahu, siapa nama Nona?”
“Yena,” jawabnya sambil menatap Sito dalam.
“Ah, nama yang indah. Kalau boleh tahu, apa tujuan nona datang ke wilayah ini? Apa nona tersesat?” Sito memperhatikan Yena teliti, ia bisa melihat ada keganjilan pada wanita cantik itu, terutama pada pakaian yang Yena gunakan. Pakaian itu sudah sangat rusak dan terdapat beberapa bekas darah.
“Saya ingin ke selatan, menuju gunung Pengabdian.”
“Gunung Pengabdian? Hal apa yang membuat Nona mau datang ke sana?”
Yena tak menjawab, dirinya cuma membisu. Menurutnya, lebih baik tak menceritakan tujuannya pada orang lain, serta apa yang sudah menimpanya kemarin malam.
“Ah, maaf jika pertanyaan saya begitu lancang. Saya hanya cemas, melihat kondisi Nona yang seperti ini, sepertinya Nona usai mengalami kejadian yang sulit. Apa ada yang bisa saya bantu? Nona tak perlu cemas, saya orang baik-baik,” bujuk Sito.
![](https://img.wattpad.com/cover/238213237-288-k626969.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Legenda Belati Songgoh Nyowo (jilid 1)
Adventure[21+] Harap bersikap bijak dalam memilih bacaan! TERJADI PEMBANTAIAN DI SEBUAH DESA OLEH SEKELOMPOK PERAMPOK BERNAMA PENUNGGANG KEMATIAN, MENYISAKAN SEORANG WANITA BERNAMA YENA, YANG DIBIARKAN HIDUP DENGAN MENYIMPAN DENDAM TERHADAP KELOMPOK PERAMPO...