Ilusi dan Kegemparan di Kerajaan Jawa Timur

3.3K 273 4
                                    

Pandangan Yena teramat buram. Ia tak mampu melihat sekelilingnya dengan jelas.

“Di mana aku?” celetuk Yena yang sedetik kemudian merasakan sakit pada kepalanya.

“Akhirnya kau sadar juga,” ucap seorang pria.

Yena menoleh untuk melihat siapa yang sudah berbicara padanya. Di dengar dari suaranya, ia seperti sangat mengenali suara itu.

Dan benar saja, saat Yena menoleh ke arah kiri, ia melihat suaminya sedang berdiri menatapnya dengan senyuman.

Mata Yena membeliak lebar, bibirnya bergetar dan matanya langsung merembaskan air mata.

“In-dra?” gagap Yena.

Pria itu tersenyum lebar, hingga gigi tajam terpampang jelas menghiasi bibirnya. Namun untuk ke-2 kalinya, Yena kembali tak menyadari keganjalan itu. Entah karena ilusi gaib yang di gunakan siluman tersebut atau karena rasa rindu Yena atas suaminya, sehingga ia di buat buta.

“Sampai kapan kau akan bersantai-santai di sini? Purnama sebentar lagi akan datang. Apa kau sudah tak memiliki niat lagi untuk membalaskan kematian suamimu dan bayimu?” seiring pria itu berkata, wajah dan tubuh pria itu berubah menjadi sosok lain.

“Si-apa kau?” Yena menjadi takut.

Melihat perubahan ekspresi Yena, sosok pria itu mengubah wajahnya menjadi sosok perampok yang sudah memperkosanya. Sontak saja saat melihat wajah itu emosi Yena langsung tersulut.

Dengan tubuh yang masih lemas, Yena bangkit dari tempatnya dan langsung meraih sebuah gelas tanah liat di meja sampingnya. Gelas itu lalu di gunakannya untuk menghantam wajah pria itu sampai terjatuh.

Mata Yena memerah, ia terus memukuli pria tersebut tanpa memedulikan luka di tubuhnya. Bahkan rasa sakit yang seharusnya masih terasa, tak ia rasakan sedikitpun. Ia terus memukuli kepala pria tersebut hingga tangannya kini dipenuhi darah.

Darah segar mengalir dari kepala pria itu usai Yena memberi hampir 20 kali pukulan. Gelas yang di gunakan Yena pun, kini sudah hancur berkeping-keping.

Nafas Yena terengah-engah usai memukuli laki-laki itu sampai terkapar dengan luka serius di kepala.

“Bagus, itulah yang kami harapkan,”
Yena langsung memutar badannya cepat saat mendengar seseorang berbicara di belakangnya. Mata Yena mendelik saat menemukan sesosok pria berbadan besar dengan dua tanduk yang menancap di kepala itu.

Wajah pria itu tampak begitu menyeramkan. Seluruh tubuhya berwarna merah gelap. Dan memancarkan aura seram yang bisa membuat bulu kuduk siapa pun yang berada di dekatnya merinding.

“Kau sudah memenuhi syarat untuk datang ke gunung Pengabdian. Lihatlah orang yang sudah kau bunuh itu,” lanjut pria itu.

Yena memutar pandangannya perlahan. Seiring ia memutar pandangan, perasaannya menjadi semakin tak enak. Dan saat ia berhasil melihat orang yang ia pikuli tadi. Dirinya langsung berteriak dan mengambil jarak menjauh.

Yena teramat ketakutan. Tubuhnya bergetar hebat. Ia memeriksa tangannya yang masih di penuhi darah segar.

“I-ini tidak mungkin, ini tidak mungkin!”

Yena menjadi histeris, ia yakin jika orang yang di pukulinya tadi adalah perampok yang sudah memperkosanya. Namun kini sosok itu berubah menjadi orang lain.

Suara langkah kaki terdengar semakin mendekat tak lama selepas Yena menjerit.

Yena yang masih panik dengan hal tak masuk akal yang menimpanya, kini bertambah panik karena langkah kaki yang terdengar begitu banyak itu.

Legenda Belati Songgoh Nyowo (jilid 1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang