Dalam perjalanan menuju pelabuhan Anju, Wardo sudah menyusun siasat agar dirinya bisa terbebas dari jeratan Volka. Meski Volka sudah mengatakan jika dia akan dibebaskan usai mengantar semua anggota Penunggang Kematian, namun ia tak yakin Volka akan memenuhi janjinya itu. Jadi Wardo mulai menyusun siasatnya untuk bisa terlepas dari cengkraman Volka.
“Saat aku tiba di dermaga Anju, aku akan langsung minta tolong ke petugas keamanan di sana. Dengan jumlah mereka yang tak sampai 200 ini, pasti bukan masalah besar bagi petugas keamanan. Aku dengar, dermaga Anju di jaga oleh 1000 petugas keamanan yang dimana ada sekitar 20 pendekar dan 2 Jawara di dalamnya. Jadi aku pasti akan aman.” Itulah yang sedang Wardo pikirkan. 100% ia beranggapan jika nyawanya akan terjamin saat sampai di dermaga.
Hampir setengah jam perjalanan, akhirnya dermaga Anju terlihat di depan mata. Perasaan Wardo menjadi senang dan tenang. Ia berpikir jika sebentar lagi nyawanya akan terselamatkan.
Namun, kesenangannya itu tak bertahan lama saat tiba-tiba seorang anggota Penunggang Kematian masuk dalam ruang nahkoda untuk memerintah Wardo agar menghentikan kapal.
“Hentikan kapal ini,” ucap Ono, salah satu anggota Penunggang Kematian.
Wardo jadi panik saat Ono memintanya untuk menghentikan kapal. Ia ingin bertanya mengapa? Karena kapal belum sampai di pelabuhan Anju. Namun ia tak berani mengeluarkan pertanyaannya itu. Wardo hanya bisa menurut sambil berharap tidak terjadi apa-apa sebelum dirinya sampai dipelabuhan.Sesuai perintah, Wardo pun menghentikan kapalnya.
Di luar, tanpa sepengetahuan Wardo, Alka menurunkan sebuah sekoci.Ini adalah rencana kedua Alka. Yaitu menyelinap masuk untuk melumpuhkan penjaga yang ada di dalam.
“Jangan ceroboh, lakukan yang perlu saja,” pesan Romo.
Alka tersenyum tipis. “Tenang saja, aku bukan Gudo. Lagi pula ini rencanaku, tentu aku tak akan mengacaukannya,” balas Alka yakin.
Alka pun mulai mendayung perahu kecilnya menuju pesisir di sebelah selatan pelabuhan Anju. Ia memilih arah sana karena menurutnya, itu tempat paling tepat untuknya menyusup.
Sekitar 200 meter usai Alka meninggalkan kapal, Ono memerintah Wardo untuk berlayar kembali.
**Selain pintar dalam strategi, Alka juga pintar dalam menyelinap. Sebelum ia bergabung bersama Penunggang Kematian Alka merupakan pembunuh bayaran profesional. Target yang di bunuhnya selalu mati tanpa meninggalkan jejak. Bahkan ia pernah membunuh seorang pendekar ditengah keramaian pasar tanpa diketahui orang disekitarnya. Bahkan pendekar yang di bunuhnya pun tak menyadari saat Alka menusuk jantungnya.
Dalam kekuatan fisik Alka memang yang terlemah di antara kapten lain di kelompok Penunggang Kematian. Tapi dia yang paling berbahaya jika harus membunuh secara diam-diam.
Alka membawa sekoci-nya menepi di pantai tak jauh dari pelabuhan Anju.
Ia lalu bergerak masuk ke dalam semak-semak untuk bersembunyi sekaligus untuk melihat keadaan sekitar sebelum ia mulai bergerak lebih dalam. Dari pengamatannya saat ini, ia menemukan setidaknya 50 prajurit penjaga yang berjaga di bagian selatan pelabuhan Enju. Serta ada 3 menara yang di jaga 5 orang setiap menaranya.
“Sejauh ini, hanya ada prajurit biasa. Aku tidak melihat pendekar satu pun di antara mereka.” Kata Alka sambil terus mengamati.
Di rasa kondisi masih aman untuknya melanjutkan pergerakan. Alka pun bergerak lebih dekat menuju tembok tinggi yang menjaga pelabuhan Anju. Kondisi malam yang gelap, serta lebatnya semak-semak di sekitar membuat Alka sangat mudah mencapai tembok. Bahkan 3 menara yang berada tak jauh darinya, tak menyadari kemunculan Alka saat Alka melewati mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Legenda Belati Songgoh Nyowo (jilid 1)
Adventure[21+] Harap bersikap bijak dalam memilih bacaan! TERJADI PEMBANTAIAN DI SEBUAH DESA OLEH SEKELOMPOK PERAMPOK BERNAMA PENUNGGANG KEMATIAN, MENYISAKAN SEORANG WANITA BERNAMA YENA, YANG DIBIARKAN HIDUP DENGAN MENYIMPAN DENDAM TERHADAP KELOMPOK PERAMPO...