Bab 5 < Hari Pernikahan >

271 89 68
                                    

----------

Menikah memang menjadi keinginan terbesar bagi setiap orang
Namun kenapa aku tidak menginkan pernikahan ini
Seberapa besarpun aku berusaha untuk meyakinkan hati ini
Tapi aku tetap tidak bisa menikah tanpa adanya sebuah rasa cinta
Karena di hati ini hanya ada dia

------------Segari Putri Anandika

***

SEGARI

Jakarta 14 agustus 2020

Tempat tanggal dan tahun ini aku menikah dengan lelaki yang bernama lengkap Resyan Raziel Alfin yang sebentar lagi akan menjadi Imam ku,pendampingku ,teman hidupku, belahan hatiku, tiang dalam rumah tanggaku, dan juga surgaku.

Tidak mencintainya,memang benar aku tidak memiliki rasa cinta sedikitpun padanya melaikan rasa benci karena dia menerima perjodohan ini tanpa ia pikir bahwa aku terluka dengan perjodohan ini.

Dengan anggun aku mengenakan gaun putih yang akan menjadi gaun pernikahanku, pernikahan sehidup sematiku sampai selamanya.

Bukannya aku tidak menginkan pernikahan, namun aku hanya menginginkan pernikahan dengan adanya Cinta, bukan perjodohan.

Berat ,memang berat aku jalani ini semua, tapi aku akan berusaha mencintainya, mencintai suamiku dengan rasa sakit ini.

Aku menunggu sampai ijab kabul yang di ucapkan oleh nya selesai, sehingga aku dapat keluar dari tempat yang membuat ku sesak ini,dan keluar menghampiri inti sakit hatiku.

Tanganku basah, keningku penuh dengan keringat, kaki ku bergetar hebat, hatiku berdeguk kencang,sedikit ada rasa sakit di dalam Namun masih bisa aku tahan.

Ingin sekali aku menangis.bukan menangis bahagia ,melainkan menangisi takdirku.

Gaun yang membalut tubuhku ini sangatlah indah, sampai aku tidak mengira bahwa orang yang berada di depan cermin itu adalah aku, aku yang dulu seorang siswa SMA yang lugu ,dan lucu. sekarang aku adalah seorang istri dari pengusaha terkenal yang bermarga Alfian.

Di ruangan ini aku di temain oleh kedua kakak iparku yang masih setia menghiburku dengan lawakan nya yang garing.

"Sepertinya adik ku ini bahagia ya?" Tanya kakak ipar pertamaku Sambil tersenyum manis

Aku tidak bahagia, aku tersiksa!

"Iya "jawabku sambil tersenyum terpaksa

"Kakak tau kamu menikah karena perjodohan, tapi sebentar lagi kamu akan menjadi seorang istri, jadilah istri yang baik Ya "ujar kakak ipar kedua ku

Aku mengangguk sambil tersenyum

Kenapa harus menikah?

Manusia memang di ciptakan secara berpasang -pasangan, namun bisakan mereka menerima satu sama lain tanpa adanya cinta, apakah bisa sebuah rumah tangga yang tidak di dasari cinta akan bahagia? Aku rasa itu mustahil.

Ayah dan ibuku sudah memberi tau kepala sekolah ku, ia terkejut dengan apa yang akan aku lakukan ini karena aku baru saja ber umur 17 tahun, dan lagi pula aku masih bersekolah.

Entah apa yang di lakukan oleh orangtua ku dan kedua orangtua Resyan. Sehingga aku dapat di ijinkan untuk tetap bersekolah walau sudah menikah, asalkan kami tidak berhubungan intim atau aku hamil. Selama seluruh siswa-siswi tidak mengetahuinya itu tidak masalah.

Saat nya aku menerima ini menerima semuanya dengan lapang dada, dan menerima dia sebagai suamiku.

Benar bukan? Karena aku harus menata masa depan ku, bukan menoleh pada masalaluku.

You Are My Best Husband [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang