Bab 34 < Kecewa >

116 10 60
                                    

Sulit untuk aku percaya lagi padamu mu jika kamu terus membuatku kecewa, berjanji akan setia tapi kenyataanya berbeda.

***

"Ada apa ?," tanya Resyan hambel kepada seorang gadis yang tengah berjalan menghampirinya.

"Ingin bertemu," gadis itu berjalan masuk kedalam Rumah Resyan tanpa sepengetahuannya, biarkanlah.

"Bukannya kamu sudah mengirimkan lokasi pertemuan kita, untuk apa kamu kemari?."  gadis itu duduk disamping Resyan dengan wajah pucat pasi.

"Seilyn, dengarkan." Resyan membenahi posisi duduknya untuk menghadap kearah gadis itu.

"Jangan seperti ini, sebaiknya kamu tetap berada di Rumah, kalau kamu ingin bertemu denganku bukankah kamu bisa menyuruhku kerumahmu." Resyan mengusap kening Seilyn lembut.

Namun gadis itu menggeleng "Aku ingin bertemu dengan mu." Seilyn tahu bahwa kemarin Resyan sedang bertengkar dengan Segari karena ulah dia. Tapi rasanya sulit untuk dia melepaskan Resyan begitu saja untuk wanita lain selain dia, memang ada rasa cemburu yang melandanya tapi Seilyn kan bukan siapa-siapanya Resyan lagi, hanya teman.

Resyan meraih pergelangan tangan Seilyn, ia dekapkan pada hatinya. "Kamu ada disini, ada atau tidak adanya kamu dibumi kamu akan ada di sini." ujar Resyan lalu mengecup kedua tangan Seilyn.

Seilyn tahu bahwa Resyan juga mulai mencintai istrinya, tapi bisakah Resyan juga memberikan perhatian untuknya, karena dari dulu Seilyn selalu mendapatkan perhatian dan cinta Resyan, ia tahu karena sekarang berbeda Resyan sudah punya istri dan anak.

"Maaf, dulu aku melakukan hal yang membuatmu marah." ujar Seilyn menunduk.

"Maksud kamu?," tanya Resyan seraya mengangkat sebelah alisnya.

Seilyn menelan salivanya, apakah dia harus jujur bahwa dulu itu dia yang merencanakan hal gila sehingga Resyan memutuskan hubungan. Seilyn hanya tidak ingin melihat Resyan terpuruk jika dia pergi, dia melalukan hal itu agar Resyan benci kepadanya dan Seilyn akan berusaha melupakan kisah cintanya.

"Aku yang ngerencanai hari itu, hari dimana kamu liat aku bersama lelaki lain, itu sepupu aku. Aku nyuruh dia cium aku karena aku tahu kalau kamu bakalan lewat jalan sana, dan aku juga yang pilih tempat yang pas supaya bisa terlihat jelas oleh kamu. Maaf, dulu aku berusaha melupakan cinta kita dengan itu, karena aku sadar kalau aku enggak bakalan bisa hidup lebih lama, karena penyakit ini. Rasanya sakit ketika kamu bilang 'Putus' tapi disana aku juga bisa lega kalau kamu pergi, karena kamu enggak bakalan tahu perjuangan aku melawan penyakit ini, Tapi ternyata aku enggak bisa lupain kamu, enggak bisa. Sulit buat aku lupain lelaki baik kayak kamu, walau seharusnya aku udah lupain kamu apalagi sekarang kamu udah punya keluarga kecil, sekarang aku mau liat kamu bahagia."

"Hey, jangan nangis." Resyan menyeka air mata yang keluar dari sela mata Seilyn, sesak rasanya ketika ia menderang ungkapan itu. Dulu, ia sempat berfikir kalau Seilyn itu sama saja dengan wanita penghibur tapi semua itu berbeda ketika ia mendengarkan penjelasan tersebut, itu rencana Seilyn untuk membuatnya menjauh padahal kita sama sama tidak bisa menghilangkan rasa cinta.

"Ak-uuu.... Bodoh ." lirih Seilyn memukul kepalanya sendiri, membuat Resyan panik.

"Jangan !, kamu jangan nyakitin diri  kamu sendiri." pekik Resyan memeluk tubuh Seilyn yang frustasi.

You Are My Best Husband [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang