You Are My Best Husband [ SUDAH TERBIT ]

Bab 23 < Selalu Salah >

Selalu salah
Apa yang aku lakukan selalu salah
Bisakan kamu mengerti aku
Kalau aku ini bukan kamu

Aku hanya ingin menjadi aku
Bukan menjadi apa yang kamu mau

Hidupku bagaikan di penjara
Tidak ada langkah yang bisa aku coba
Sekalipun aku mencoba
Kamu pasti akan mengatakan

'Itu salah, jangan mencoba. Kamu itu tidak berguna.'

***

PLAAK!!..

"DASAR ANAK TIDAK BERGUNA, !" bentak Tion dengan mata yang tajam .

Resyan mengusap pipinya yang perih karena tamparan Ayahnya yang cukup keras.

"KAMU SUDAH GILA !?." tanya Tion dengan tangan yang mencengkram bahu anaknya itu.

"Aku salah apa?, kenapa Ayah semarah ini ?." tanya Resyan dengan wajah yang ketakutan karena melihat Ayahnya marah.

"SALAH APA!?, " tanya Tion memperkuat cengkraman pada bahu anak lelakinya itu.

Resyan dengan kuat menahan kemarahannya sendiri, tangan Resyan sudah mengepal dengan kuat, hatinya sudah tidak kuat lagi jika harus menerima umpatan kasar dari Ayahnya.

"Kamu dari mana saja huh ?.kamu membiarkan pekerjaan kamu hanya karena main main nggak jelas seperti anak kecil ." jelas Tion yang sebal karena anaknya ini malah memilih bersantay ketimbang melakukan Meeting bersama Kliyen yang berasal dari jerman.

"Hanya satu hari Yah ,"

"Satu hari ?, satu hari juga uang!. Bahkan satu detik pun berharga, waktu itu sangat berharga di bandingkan apapun ." jelas Tion pada putranya dengan lantang.

Resyan sudah tidak tahu lagi apa yang ada di pikiran Ayahnya itu, dia selalu saja mengekang dia, apa yang dia lakukan selalu salah dimata Tion, bagaimana bisa anaknya mencoba hal baru ,jika terus di larang oleh sang Ayah.

"Kenapa selalu uang Yah?, saham?, atau takhta Ayah yang sangat penting dibandingkan oleh keluarga ." lantang Resyan.

Jika Resyan tidak mau melihat Ibunya terbaring di Rumah sakit, dia juga tidak mau melakukan ini, bahkan sejak ia duduk di bangku sekolah dasar pun sudah di kekang oleh Ayahnya.

"KAMU !." bentak Ayahnya dengan tangan kanan yang sudah di angkat di udara.

"Tampar saja Yah, TAMPAR!." sentak Resyan dengan mata wajah yang mulai memanas.

Tion menurunkan tangannya, ia memutar tubuhnya membelakangi Resyan. "Kalau Rasyan ada, mungkin kamu bisa bebas menjadi apapun. Bukankah kamu juga yang membunuh Rasyan ." ujar Tion dengan suara parau.

Resyan tahu, Resyan sangat tahu kalau penyebab kematian Rasyan adalah dia.

"Kenapa selalu aku yang disalahkan ?, bukan kah karena Ayah Rasyan bisa dibunuh?." tanya balik Resyan.

Resyan mengusap wajahnya kasar "Seharusnya Ayah yang merasa bersalah, jangan salahkan aku , aku juga tidak mau kalau Rasyan tidak ada, aku merindukan dia Yah...." Mata Resyan mengeluarkan air mata karena teringat akan kembarannya itu.