Bab 37 < Kamu Suami Terbaik Ku >

285 16 46
                                    

Skenario tuhan memang tidak bisa kita tebak, walau kita menghindar kalau memang dia takdirmu, maka dialah yang akan bersamamu.

***

"Mput, nanti kalau udah besar maukan nikah sama Eyan ." ujar anak laki -laki yang tengah menatap seorang gadis seusianya.

"Nikah sama Eyan?."

Anak laki-laki itu mengganguk "Iyalah sama Eyan, jangan nikah sama laki-laki lain apalagi kalau nanti Emput nikahnya sama laki-laki yang pengecut apalagi sampai sakitin hati Emput."

"Iya, tapi Emput enggak mau punya suami yang sering bolos-bolos sekolah kayak Eyan, nanti kalau udah besar Eyan mau jadi apa?,"

Anak laki laki itu menyelipkan setangkai bunga mawar di tangan gadis itu. "Suami Emput."

"Heh!, kok suami Emput!," pekik gadis itu terkejut.

Anak laki -laki itu tertawa dengan menderetkan gigi bagian depannya. "Janji ya," ujar anak laki-laki itu meninggikan jari jelingkingnya kearah gadis kecil itu.

"Janji."

Mereka saling berjanji dengan memautkan jari kelingking mereka hingga menjadi satu.

***

Hembusan aingin mulai menerpa sejuknya Taman di Rumah sakit yang tengah Segari duduki, Ia sedang berkecimpung dengan dua pemikiran yang berbeda, Ada yang menhuruhnya menolak dia Dan ada yang menyuruhnya kembali kepadanya kalau dia mau memperbaiki kesalahannya, membingungkan.

Segari memejamkan matanya merasakan setiap inti hambusan angin yang terus menerpa rambutnya, ada kesejukan dan ketanangan disana membuat dia nyaman.

Hingga dirasa ada yang duduk di sampingnya, namun ia enggan untuk membuka matanya. Mungkin hanya seorang pasien yang sedang berjemur.

Senyuman Segari mengembang ketika ia mengingat kembali kenangan yang menurutnya sangat bahagia walau berakhir dengan perpisahan. Disinilah Segari merasa malu karena kalakuan Resyan yang terus berteriak memanggil  dia dengan sebutan 'Istri saya' karena saking senangnya.

"Sedang apa?," tanya seseorang di sampingnya.

"Merasakan sejuknya angin." jawab Segari yang masih tidak membuka matanya untuk menoleh kearah sumber suara itu karen dia sudah mengenal siapakah pemiliki suara tersebut.

"Kenapa?," ujar Resyan menatap lurus pandangannya.

Perlahan mata Segari terbuka lalu menoleh kearah Resyan dengan senyum mengembangnya.

"Maksudnya?," tanya Segari dengan terheran-heran.

Resyan merogoh sebuah kertas dari dalam sakunya, menyodorkan benda tersebut kepada Segari."Kenapa?," tanya Resyan lirih.

Segari tersenyum sambil mengedipkan matanya karena surat itu sebenarnya sudah ia buang di tempat sanpah, kenapa bisa ada di sana.

"Kenapa kamu tidak bilang kalau kamu mandul?," Resyan membenahi posisinya menjadi berhadapan dengan Segari.

Deg.

You Are My Best Husband [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang